Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 102 Menghancurkan Kaki Sendiri





Musim dingin di sini baru bisa disebut sebagai musim dingin yang sebenarnya, saat ini, suhunya sudah minus sepuluh derajat, tampaknya bernafas pun udaranya sudah bisa membeku.





Ketika dulu tinggal di sini, Ariella tidak merasa bahwa tempat ini begitu dingin.





Tinggal di Kota Pasirbumi selama tiga tahun terakhir, Ariella sudah lama terbiasa dan menyukai cuaca yang relatif hangat di daerah selatan.





Sekarang kembali ke tempat ini, tidak hanya cuacanya yang sangat amat dingin, tapi hal lainnya juga sangat asing baginya seolah-olah dia tidak pernah merasa familiar.





Duduk di dalam mobil Ivander, pemanas dalam mobil dibuka dengan kencang, tapi Ariella masih merasa sangat dingin, seolah-olah dirinya berada dalam hujan es, sangat dingin hingga menggigil, wajahnya pucat pasi tanpa jejak darah.





Memikirkan Ibunya, Ibu yang telah menerima kekerasan seumur hidupnya dan juga keluhan hidup, sampai akhir …





Memikirkan hal ini, Ariella menutup mata, kedua tangannya memegang wajahnya dan mengambil napas dalam-dalam.





Saat ini, dia masih bisa begitu tenang, seperti tidak ada yang terjadi, itu karena dia tidak melihat Ibunya melompat dengan mata kepalanya sendiri, tidak melihat jasad tubuh Ibunya dengan matanya sendiri, dia tidak percaya bahwa itu semua benar.





Terkadang orang memang suka menipu dirinya sendiri, jika tidak melihatnya sendiri, masih ada harapan di hati mereka.





Saat ini, Ariella sedang menipu dirinya sendiri, dia berpikir bahwa Ibunya masih hidup dengan baik, dia tidak dapat menemukan ibunya, hanya karena Ibunya disembunyikan oleh Zeesha.





Atau, dia merasa dirinya saat ini sedang mengalami mimpi yang mengerikan, menunggu ketika tidur semalaman dan ketika bangun, dia bisa melihat Ibunya muncul di depannya.





“Ariella …” Ivander mengulurkan tangan, ingin memeluk Ariella ke dalam pelukannya, tapi ketika bertemu dengan sepasang mata Ariella yang dingin, dia lalu menarik kembali tangannya.





Ariella menatapnya sekilas dengan dingin, menoleh menatap ke luar jendela.





Melihat pemandangan yang terlintas di luar jendela, salju semakin lebat, jalanan berwarna putih, hampir tidak ada pejalan kaki di jalan, kota yang begitu dingin hingga seakan seakan tidak ada kehidupan.





Menatapnya Ariella untuk waktu yang lama, Ivander menghela nafas dan berkata: “Ariella, aku akan mengatakan yang sebenarnya padamu. Carlton dari Group Aces menyukaimu, dia ingin mendapatkanmu.”





“Carlton menyukaiku?” Ariella merasa sangat konyol, dia tidak pernah bertemu muka dengan Carlton, bagaimana mungkin pria pecinta wanita itu menyukainya?





“Kamu mungkin akan merasa aneh mengapa Carlton bisa mengenalmu? Dan juga kenapa dia bisa menyukaimu?” Ivander tersenyum, “Kalau begitu kamu harus bertanya pada suami baikmu, Carlson.”





Ariella mengangkat alisnya: “Apa maksudmu?”





Ivander berkata: “Mengapa Carlson membawamu ke jamuan amal belum lama ini? Mengapa kamu sudah menikah begitu lama, tapi dia belum menyentuhmu? Dia baru saja mendaftarkan pernikahan denganmu dan tidak lama kemudian dia sudah menjadi Presdir Teknologi Inovatif? Banyak hal, kamu akan mengerti jika kamu menghubungkannya.”





Ariella duduk di mobil Ivander, tidak ada ide ingin melarikan diri karena dia menerima chat dari Carlson sebelum dia naik ke bus.





Carlson menyuruhnya mengikuti Ivander, Ivander membawanya pergi untuk menemui siapa maka dia akan menemui siapa, menurut dan jangan melawan, hal-hal lainnya ada Carlson.





Jadi Ariella tidak melakukan apa-apa, dengan patuh mengikuti Ivander untuk melihat bos super-legendaris Group Aces- Carlton.





Ariella percaya pada Carlson, Carlson menyuruhnya untuk melakukannya sudah pasti ada maksudnya sendiri, dan tidak memikirkan aspek buruk lainnya.





Tapi, saat ini mendengarkan perkataan Ivander, ada sedikit keraguan di hati Ariella.





Apakah pemikiran Carlson sama dengan Ivander, hanya karena Carlton dari Group Aces menyukainya, jadi demi mendapatkan kekuatan, jadi Carlson menyerahkannya pada orang lain?





Uang, kekuatan, keuntungan …





Demi hal-hal ini, Zeesha dapat memukuli Istrinya, bisa menggunakan putrinya sebagai alat.





Dalam benak seorang pria, apa istri dan anak bisa dijadikan sebagai barang yang dapat ditukar?





Ariella tahu bahwa dia tidak seharusnya meragukan Carlson seperti ini, tapi hatinya malah memikirkan ke arah itu.





Hatinya memiliki pemikiran seperti ini, hati Ariella sedikit gelisah.





Bagaimana jika sikap Carlson padanya selama ini hanya pura-pura saja?





Bagaimana jika Carlson juga sama seperti Zeesha?





Lalu bagaimana dia harus menghadapi dengan pernikahan yang tanpa cinta ini?





Memikirkan hal ini, Ariella merasa dirinya harus pergi untuk menemui Carlton bersama dengan Ivander, selama dia pergi ke sana dia baru bisa tahu apa yang dipikirkan dalam hati Carlson dan bagaimana dia harus bersikap.





Mengetahui bahwa sudah ada benih curiga yang ditanamkan dalam hati Ariella, Ivander lanjut berkata: “Carlton adalah pria yang diimpikan oleh semua wanita, muda dan tampan, dan yang paling penting adalah dia adalah kaisar kerajaan bisnis besar Group Aces. ”





“Bisa disukai olehnya, sepertinya merupakan harapan dari banyak wanita seumur hidupnya. Dia memberikanmu apa saja sesukanya, maka itu sudah cukup bagimu untuk menjalani kehidupan yang baik.”





“Dan Carlson suamimu itu, bagaimanapun, dia itu hanyalah anjing yang berlari di bawah kaki Carlton, berapa banyak yang bisa dia berikan untukmu dalam kehidupan ini. Dia bisa memanfaatkanmu dan mendapatkan lebih banyak hal dari Carlton.”





“Aku tahu kamu tidak rela kembali ke sisiku, tapi kamu dapat mengambil kesempatan untuk meraih Carlton, dia dapat membantumu melakukan banyak hal yang tidak dapat kamu lakukan.”





Mengatakan begitu banyak hal, Ivander masih tidak melihat perubahan ekspresi di wajah Ariella, akhirnya dia menambahkan: “Misalnya, menggunakan Carlton untuk melakukan sesuatu untuk Ibumu yang sudah meninggal.”





Ketika mendengar ini, Ariella tiba-tiba tertawa, alisnya tersenyum dan melengkung: “Ivander, apa kamu tidak takut aku akan menggunakan Carlton untuk menghadapimu?”





Ivander: “…”





Ivander benar-benar tidak memikirkan masalah ini, dia hanya berpikir menyerahkan Ariella pada Carlton, lalu Carlton akan memberinya keuntungan, tapi dia tidak pernah berpikir ada kemungkinan Ariella akan balas menggigitnya.





Ariella kembali berkata: “Ivander, selama aku tidak mau, tidak ada yang bisa memaksaku untuk melakukan apa pun. Termasuk Carlton yang kamu agung-agungi itu.”





Carlton memang sangat kaya dan juga tampan, memang merupakan pria yang diimpikan banyak wanita, tapi memangnya kenapa dengan itu?





Meskipun status Carlson tidak setinggi Carlton, tidak sekaya Carlton, tapi Carlson baik padanya, selama Carlson memperlakukannya dengan baik, menemaninya melewati hidup dengan baik, maka Ariella tidak akan pernah memiliki keraguan pada Carlson dalam kehidupan ini.





Ariella memang ingin melakukan sesuatu untuk Ibunya, ingin membuat Zeesha hancur, tapi dia memiliki caranya sendiri, siapa yang bilang dia harus meminjam kekuatan Carlton.





Ivander mengatakan banyak hal dalam satu tarikan nafas, tidak berusaha membimbing Ariella memanfaatkan Carlton untuk membantunya melakukan sesuatu, Ivander mengatakan begitu banyak sebenarnya karena dia tidak ingin Ariella hidup bersama dengan Carlson.





Setelah Ariella berhubungan dengan Carlton, secara alami dia akan menghempaskan Carlson, dan pada saat itu dia ingin melihat seberapa menyedihkan Carlson ketika dicampakkan.





Ivander adalah tipikal orang di mana jika dia tidak bisa mendapatkannya, maka dia lebih suka menghancurkannya, dia tidak rela membiarkan orang lain mendapatkannya.





Tapi apa yang baru saja Ariella katakan, membuat Ivander merasa bahwa kata-kata yang baru saja dia katakan pada Ariella itu menjadi bumerang bagi dirinya sendiri.

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK