Pandangan mereka tidak membuat Jane malu, berkata diam-diam: “Sekelompok orang yang terlihat bermoral, sebenarnya hanyalah serigala berbulu domba saja!”
Didalam pandangan semua orang, Jane harus berkesimpulan, tidak ada kucing yang tidak mencuri bau ikan didunia ini, juga tidak ada lelaki baik yang tidak bereaksi jika melihat wanita cantik.
Terutama orang itu yang terlihat seperti orang yang sopan, sebuah atmosfer yang mengagumkan, tuan muda Sebastian yang telah melakukan tidak tahu berapa banyak hal jahat dibelakang.
Langsung menjadi yang terbaik diantara orang brengsek!
“Semuanya, bisa dimulai?” Sebastian menghalangi didepan Jane, menengahi pandangan sekumpulan orang yang terpesona, dan membuka mulutnya.
Mungkin karena sifat lelaki, tidak perduli wanita didepannya ini wanita yang dia sukai atau tidak, setelah dia telah memberi bekas diatas badannya, maka tidak akan membiarkan orang lain tamak sedikitpun.
Mendengar suara Sebastian, beberapa lelaki baru tersadar dari mimpi, ada orang yang menggunakan suara batuk merendam canggungnya sendiri, ada juga orang yang mendorong kacamatanya keatas hidungnya, berpura-pura melihat-lihat berkas ditangannya.
Salah satu orang dibandingkan dengan yang lain masih termasuk lelaki yang tenang membuka mulut menjawab: “Tuan Sebastian, pekerjaan kami telah disiapkan dengan baik, dapat dimulai kapan saja.”
Pandangan Sebastian mendalam, ada yang tidak sesuai, namun tidak begitu berkomentar, dia menganggukan kepala: “Sudah merepotkan semuanya.”
Lelaki berkata lagi: “Tuan Sebastian, mohon kamu bawa nona Ji dan duduk bersama, perlu foto bersama kalian untuk mengurus dokumen.”
“Foto bersama? Foto bersama apa? Jane sedikit ceroboh, dan juga saat ini baru memperhatikan diatas badan Sebastian juga sudah memakai sepotong kemeja putih yang rapi.
Tidak ada orang yang menjawabnya, Sebastian mendudukkannya diatas kursi saat Jane sedang kebingungan, Sebastian duduk lagi disebelahnya.
Jane tidak suka terlalu dekat dengannya, ingin bangkit pergi, justru sekali lagi Sebastian memeluk pinggangnya, dia menundukkan kepala berkata disamping telinganya: “Patuhlah kerjasama denganku.”
Nafasnya yang hangat mengenai bagian yang sensitif di telinga Jane, membuatnya bergemetar ringan, dia menarik lehernya: “Sebastian, kamu harusnya bukan ingin menjualku kan.”
Sebastian memeluk pinggangnya, menariknya kedalam pelukan, ada maksud ingin menunjukkan kekuasaan yang kuat: “Jika itu keinginanmu, aku bisa mewujudkan impianmu.”
Tangan Jane naik, sekuat tenaga mendorong keatas pinggangnya, namun reaksi lelaki ini sangat cepat, akhirnya dia bukan hanya tidak mendorong dia, kebalikannya malah dia menekan sampai tulang seperti mau hancur.
Pergelangan tangan dipegang erat olehnya, dia tidak melepaskan tangan, ada rasa kesakitan, sakit sampai Jane ingin memarahi orang, namun dia tidak berani marah, hanya bisa memejam mengedipkan matanya, memohon dia mengasihani dirinya.
Petugas kembali berkata: “Tuan Sebastian, nona Ji, silahkan kalian berdua melihat ke arah kaca. Lebih bagus keduanya tersenyum, hasilnya akan lebih bagus lagi.”
Sebastian tersenyim, namun senyum ada sedikit kaku, sekali lihat senyum ini palsu sekali.
Jane tidak ingin tersenyum, namun tangan Sebastian yang diletakkan di pinggangnya mencubitnya sekali dengan keras, dia tidak bisa tidak tersenyum, senyum yang keluar adalah senyum yang ingin menangis, sekali lihat juga terlihat dia tidak bersedia.
Melihat hasil yang dipotret, petugas sangat canggung: “Tuan Sebastian, nona Ji, keduanya masih bisa memotret hasil foto yang lebih bagus, maukah kita ulang sekali lagi?”
“Tidak usah lagi!” Sangat jarang sikap Sebastian dan Jane bisa berbarengan, kalimat dan nada bicara semuanya bersamaan.
“Baiklah. Keduanya silahkan tunggu.” Setelah ada foto, beberapa orang petugas bersama-sama bekerja, yang mencuci foto, yang cap stempel, dengan cepat memberikan dua buah buku nikah berwarna merah ke tangan Sebastian dan Jane.
“Ini???? Ini adalah apa?” Tiga huruf akta nikah terpampang jelas, Jane tidak bersedia percaya, sedikitpun tidak bersedia percaya.
Dia membuka buku dan melihat-lihat, memandang dan memandang lagi, sangat berharap ada orang yang berdiri keluar dan beritahu padanya, ini bukan akta nikah apa-apa, matanya rabun salah melihat, ini adalah sebuah izin mengemudi atau akta apapun juga boleh.
Namun bukan hanya tidak ada orang yang memberikan jawaban yang memuaskannya, perkataan petugas selanjutnya seperti kilat petir yang sekali datang langsung menyambarnya.
Petugas berkata dengan tegas: “Tuan Sebastian, malam ini proses pencatatan telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan catatan sipil, kedua buku nikah ini, mulai sekarang sudah ada kekuatan hukum. Aku juga mengumumkan dengan resmi, keduanya mulai sekarang adalah suami istri yang sah.”
“Apa? Sial, kalian ini orang apa? Apa yang sedang kalian lakukan?” Jane tidak ingat lagi didepan Sebastian harus patuh dan mendengar perintah, emosi begitu naik, sepuluh ekor kerbau juga tidak bisa menahannya.
Petugas menjawab: “Nona Ji, ah tidak, sekarang aku seharusnya memanggilmu Nyonya Tanjaya. Nyonya Tanjaya, kami adalah petugas catatan sipil dari kota Min Luo, yang diminta tolong oleh Tuan Sebastian, datang kemari mengurus pencatatan pernikahan keduanya.”
“Orang dari catatan sipil? Orang catatan sipil bisa melayani sampai kerumah? Kalian mengira aku adalah anak kecil berumur 3 tahun? Bisa percaya perkataan kalian ini?” Terus berkata, dan melihat wajah yang tenang disamping dan Sebastian yang orang lain mengira tidak mungkin bisa ada ditempatku ini, Jane sudah percaya.
Pepatah mengatakan dengan bagus, ada uang dapat membuat hantu mendorong penggiling, dengan status Sebastian sekarang ini dan juga kekuasaan ayahnya dikota Min Luo, apa susahnya memanggil orang catatan sipil kerumah mengurus masalah.
Tapi???? Tapi???? Jane sangat tidak rela dengan begini menjadi istri sah dari binatang brengsek ini, bukankah nanti dia akan makin berbuat seenaknya terhadapnya.
Petugas terus menjelaskan: “Nyonya Tanjaya????”
Jane emosi sampai berteriak: “Kamu coba panggil “Nyonya Tanjaya” sekali lagi, aku jamin akan memukul jatuh gigi kalian. Orang yang menikah adalah aku, kenapa aku tidak tahu kalian telah mengurus akta pernikahan? Aku beritahukan pada kalian, segera pergi, kalau tidak akau pasti akan komplain, membuat kalian dalam masalah.”
Dia dari seorang gadis muda yang cantik tiba-tiba menjadi istri orang lain, waktu ini tidak lebih dari beberapa menit, hal yang paling penting ini sama sekali tidak melalui persetujuannya.
Petugas juga tidak berdaya, mengurus satu hal dengan baik, kenapa membuat orang jadi marah begini, masih marah apa dan mau komplain apa, mereka memandang Sebastian dengan pandangan memohon, pandangan Sebastian jatuh diatas badan Jane, menghiraukan mereka.
Jane malah makin garang: “Kalian jelaskan, aku tidak menyetujui mau menikah, berdasarkan apa buku akta nikah ini sungguh mulai berlaku? Berdasarkan apa bisa ada kekuatan hukum? Berdasarkan apa aku dan dia menjadi suami istri yang sah?”
“Berdasarkan apa? Maka biarkan aku yang memberitahukan padamu berdasarkan apa?” Sebastian melambaikan tangan maksudnya membiarkan petugas pergi, dia mendekati Jane, berkata dalam disamping telinganya, “Karena aku senang! Karena aku bersedia!”
“Kamu????” Jane menghempaskan tangan kearahnya, kali ini sama dengan sebelumnya, Sebastian menangkap tangannya dengan erat.
Reaksi Sebastian selalu lebih cepat dari perkiraan Jane, orang ini seperti sudah dilatih bertahun-tahun, badan tangan dan jiwanya tidak dapat ditebak.
Dia menjawab dengan suara dingin: “Jane, simpan kembali cakarmu yang tajam, tidak ada oang yang ingin bermain permainan rumah-rumahan denganmu. Masalah pernikahan ini sudah dipaku diatas papan, walaupun aku mati, kamu juga adalah istri dari aku Sebastian.”