Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 245 Harapan Yang Hancur





Melihat wajah Zeesha yang menjijikan itu, Carlson berkata: “Henry.”





Mendengar ucapan Carlson, Henry langsung mengerti apa yang harus dilakukannya, berjalan dua langkah dan mencengkram baju Zeesha untuk memukulnya langsung.





Dua pukulan ini, Henry hampir menggunakan seluruh tenaganya, memukul bagian perut Zeesha, begitu sakitnya seperti tulang rusuknya sudah patah.





“Kalau kamu sendiri juga menyebutmu orang picik, maka biarlah orang picik seperti saya yang melawanmu.”Henry berkata, satu tangan mencengkram bajunya, satu lagi memukul bagian perut Zeesha.





“Carlson….”





Kata yang ingin diucapkannya juga tak bisa terucap, Henry menyepaknya, membuat kaki Zeesha lemas, dan dia juga langsung bersujud di depan mereka.





Henry berkata:”Tidak bisa membuatmu mati, bagaimana kalau aku memukulmu sampai cacat? Atau membuatmu minum air cabe?”





“Carlson, kelihatannya aku memandang tinggi perasaan kamu terhadap Riella.”Zeesha menggunakan tangannya menekan bagian perutnya, sambil tertawa dingin berkata,”Asalkan Riella tahu apa yang hari ini diperbuatmu kepadaku, dia pasti tidak akan memaafkanmu, kamu masih ingin dia kembali ke sisimu bukan?”





Henry berkata lagi:”Kalau begitu lebih baik kita tidak memberikanmu kesempatan untuk memberi tahunya, dengan begitu nyonya keluarga tidak akan pernah tahu kejadian hari ini lagi.”





Zeesha sudah berkata banyak, tetapi Carlson tidak mengatakan apapun, dan membuatnya lebih marah lagi, menjerit:”Aku sedang berbicara dengan bosmu, sejak kapan seorang anjing seperti kamu punya giliran untuk berbicara?”





Henry menginjakkan kakinya di atas tubuh Zeesha:”Kalau kamu mengatakanku seorang anjing, bagaimana kalau aku mengigitmu beberapa kali biar bisa sama dengan peran yang kamu berikan.”





Henry melambaikan tangannya, dengan cepat dua bawahannya segera menekan Zeesha, dia menyepaknya beberapa kali secara berderetan, memukul sampai gigi Zeesha berjatuhan di lantai.





Setelah dipukul secara bertubi-tubi, Zeesha seperti kehilangan separuh nyawa, dia terbaring di lantai seperti seekor anjing yang sangat menyedihkan dan hampir kehilangan nyawa.





Setelah dipukul, mulut Zeesha masih tidak diam, dia melihat ke arah Carlson, tertawa dingin berkata:”Sebelum ditangkap kalian, aku baru saja mengakhiri telepon dengan Riella. Aku memberi tahunya, malam akan membuatkannya makanan penutup. Kalau dia sampai di rumah tidak melihat ada makanan itu di kulkas, kalian merasa apakah dia bisa curiga?”





Carlson berjalan sampai di depan Zeesha, dari atas menundukkan kepalanya untuk melihat dia, berkata:”Zeesha, sebenarnya apa yang kamu inginkan?”





“Hahaha……” Zeesha tertawa keras, tertawa sampai berlinang air mata, “Carlson, kalau kamu memang hebat sekarang pukul aku sampai mati disini. Kalau tidak kejadian hari ini, saya tidak akan membiarkannya.”





Zeesha akan menggunakan Riella untuk apa, Carlson sangat jelas.





Zeesha adalah satu-satunya keluarga yang Riella miliki setelah dia lupa ingatan, dia terluka sedikit saja, Riella akan sangat mencemaskannya.





Kalau Zeesha ada masalah sedikit pun, terhadap Riella yang sedikit ingatan pun tidak ada akan seperti runtuhnya dunia ini.





Carlson pasti tidak akan rela jika Riella ada terluka sedikit pun, bagaimana dia bisa membuat Riella kehilangan keluarga satu-satunya.





Zeesha menggunakan poin lemah Carlson yang tidak akan rela kalau Riella terluka, sehingga dia bisa berbuat seenaknya.





“Kamu ingin mati? Carlson tiba-tiba tertawa, padahal dia sedang tertawa, tetapi pandangan matanya sangat tajam, ” Henry, jika Tuan Zeesha begitu tidak takut, kalian juga tidak perlu segan terhadapku, ingin berbuat apa juga terserah kalian.”





Zeesha sambil menahan rasa sakit di tubuhnya, dan menjerit:”Carlson, kamu coba memegangku lagi?”





“Hal apa yang saya tidak berani lakukan? Ha?” setelah mengucapkannya, Carlson langsung berbalik berjalan pergi.





Ada beberapa hal yang tidak dilakukannya, bukan karena dia tak berani, tetapi menurutnya tidak penting.





Dia dari umur 10 sudah mengikuti Ayahnya berbisnis di dunia bisnis yang sangat kejam, bahkan lebih kejam dari hal apapun di dunia ini.





Dalam dunia yang permukaannya sangat menarik, di baliknya pasti sangat hitam dan mengerikan, itu adalah sesuatu hal yang tidak bisa dipikirkan oleh semua orang.





Bisa dalam dunia yang saling memakan orang lain bertahan menduduki posisi paling tinggi, tidak mungkin Carlson tidak mempunyai cara untuk melukai satu orang.





Tetapi caranya itu, hanya dia gunakan kepada musuhnya.





Di depan kerabat dan teman dekatnya, dia seperti orang biasa, hanyalah seorang anak, suami, Abang dan peran Ayah.





Dia juga punya kerabat yang dicintainya, dia mencintai anaknya, dan juga mementingkan istrinya—Riella.





Di belakangnya, suara Zeesha yang sedang menjerit terdengar sampai ke telinganya, dia malah seperti tidak mendengarkan apa-apa.





Ada beberapa orang memang kurang diberi pelajaran, maka dia biarkan Henry menyelesaikan binatang itu, dengan begitu lain kali dia juga bisa lebih patuh.





Karena itu, sewaktu Zeesha bertemu dengan Carlson, dia sudah hampir kehilangan nyawa, bahkan tenaga untuk mengucapkan satu kata juga tidak ada, mana mungkin bisa sombong seperti tadi lagi.





Henry berkata:”Zeesha, apa yang ingin kamu sampaikan ke Tuan cepatlah kamu sampaikan, dia tidak punya waktu untuk menunggumu disini.”





Zeesha berusaha membuka matanya, membuka mulutnya, setelah menunggu lama baru berkata: “Carlson, aku mengaku kamu hari ini sangat hebat.”





Carlson yang berdiri disebelah Zeesha, berdiri dengan tegap, seperti mempunyai lingkaran matahari yang meneranginya, bak seorang dewa yang tidak bisa ditantang.





Zeesha yang sedang berbaring di lantai hanya dapat melihat sepatu kulitnya, sepatunya sangat kilat, diatanya tidak ada sedikit debu, itu adalah karakter yang ditampilkan oleh Carlson kepada orang lain, bersih dan segar.





Carlson berlutut di sebelah Zeesha, menyipitkan matanya dengan dingin berkata:”Bagaimana bisa begitu banyak omong kosong, aku hanya ingin tahu tiga hal. Hal pertama, bagaimana cara Riella hilang ingatan? Kedua, apa rahasia yang dikatakanmu tadi? Ketiga, apa yang kamu inginkan?”





“Haha…” Zeesha tertawa dingin dan meludahkan darahnya, dengan pandangan kejam memandang Carlson yang berada di atasnya, “Ingin tahu bagaimana Riella melupakan semuanya, kamu harus bertanya ke Kakekmu. Hal itu, semua direncanakan olehnya, dia lebih jelas dari siapapun.”





Dia jelas tahu masalah Riella pasti ada hubungannya dengan Kakeknya, dan mungkin Kakeknya yang merencankan semua itu, tetapi setelah mendengar kepastian dari mulut Zeesha, hati Carlson pun seketika berhenti sejenak.





Orang itu adalah orang yang dihormatinya dari kecil, orang itu adalah orang yang dilihatnya seperti seorang superhero.





Dia jelas tahu Kakeknya yang merebut Riella dari sisinya, tetapi dia ada ada sedikit harapan, harapan yang berharap bukanlah Kakeknya yang berbuat begitu.





Berharap ada orang yang memfitnah Kakeknya, dan Kakeknya sama sekali tidak tahu. Dia tidak pernah sekali pun membantu Kakeknya untuk melepaskan kecurigaannya, tetapi realita selalu begitu kejam.





Dibawah terangnya dan indahnya lapisan luar, hanya ada kekejaman dan sesuatu tidak pantas di dalamnya, membuat harapannya semua hilang.





Walaupun hatinya sudah teraduk hancur, tetapi permukaan luarnya Carlson seperti tidak terpengaruh, dia bertanya lagi:”Dan apa rahasia yang dikatakanmu tadi?”

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK