Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 114 Hidup Dengan Baik Selamanya





“Apakah kamu suka?” tanya Ariella dengan tidak sabar.





Suka pada dirinya atau suka pada pemandangan yang ada di sini?





“Suka,” jawab Carlson masih sama singkatnya dengan biasanya.





Tidak peduli kamu ataupun pemandangan ini, aku menyukai semuanya.





Mendengar jawaban Carlson itu Ariella merasa puas dan senang dia mencengkram tangan Carlson dan berkata,” tuan Carlson, ayo aku ajak kamu menggali permata.”





“Menggali permata?” Carlson merasa ini merupakan permainan yang hanya dilakukan oleh anak kecil dan tentu saja meskipun dia merasa demikian dia tidak menolaknya, Carlson mengikuti langkah kaki Ariella.





Ariella menggandeng Carlson sambil menjelaskan padanya,”sebenarnya tempat ini ditemukan oleh mamaku, kemudian dia membawaku kemari dan kemudian dia tidak bersedia datang lagi kemari, pada akhirnya hanya aku seorang diri yang datang kemari….”





Hati Ariella terasa sakit ketika ia bercerita mengenai kenangan yang dimiliki bersama mamanya, akan tetapi dengan cepat dia sudah tertawa gembira lagi. Ariella meneguhkan hatinya, dia bisa hidup dengan baik bahkan lebih baik dari kehidupan yang dulu, dengan begitu dia tidak akan merasa bersalah pada mamanya yang telah melindunginya.





“Berikutnya aku yang akan menemanimu,” jawab Carlson ringan sambil mencengkram erat tangan Ariella.





Berikutnya aku yang akan menemanimu. Kata-kata yang begitu singkat merupakan ciri khas Carlson. Meskipun singkat akan tetapi setiap kata yang dia ucapkan berhasil menerobos masuk ke dalam hati Ariella. Ariella juga pernah mendengarkan perkataan seperti ini sebelumnya hanya saja semua itu hanyalah kata-kata rayuan dari seorang laki-laki yang tidak bertanggung jawab, kata-kata gombal. Sebenarnya laki-laki yang tidak banyak bicara dan selalu membuktikan semuanya melalui tindakannya justru merupakan laki-laki yang bisa diandalkan. Laki-laki itu adalah Carlson! Laki-laki miliknya, Carlson adalah laki-laki yang tidak banyak bicara akan tetapi selalu membuktikannya melalui setiap tindakan yang dia lakukan. Mengingat setiap masalah yang mereka lalui bersama beberapa waktu ini Ariella merasa senang dan senyuman semakin merekah lebar di wajahnya.





Ariella melanjutkan perkataannya,” mama bahkan memberikan nama pada danau es ini. Coba tebak nama apa yang dia pilih?”





“Ran Ran? Membayangkan cinta mama Ariella yang begitu besar terhadap Ariella hanya nama inilah yang muncul di kepala Carlson.





Ran Ran? Mendengar Carlson memanggil nama kecilnya dengan begitu mudahnya, Ariella merasa suaranya sangat indah ketika Carlson menyebut nama kecilnya itu. Mendengarnya, hati Ariella mulai berdebar kencang dan wajahnya panas merona. Ketika mamanya memanggilnya dengan Ran Ran itu karena dia sayang padanya, bisa dibilang itu karena dia merupakan mama Ariella. Puspita memanggilnya Ran Ran itu juga karena persahabatan mereka yang tidak terputuskan selama 10 tahun. Carlson, dia belum pernah memanggil Ariella dengan sebutan ini, mungkin karena hubungan mereka berdua belum sedekat itu atau mungkin juga karena sifat Carlson tidak terbiasa memanggil nama kecilnya. Akan tetapi dibanding dengan nama kecilnya ini, Ariella lebih suka jika Carlson memanggilnya dengan sebutan nyonya Carlson. Tuan Carlson, nyonya Carlson, panggilan seperti ini merupakan sebuah kepastian dari status mereka berdua.





Ariella mengelus lembut pipinya yang memerah dan berkata,”Bukan, coba tebak lagi.”





Carlson berpikir serius. Carlson bukanlah orang yang romantis dia sama sekali tidak bisa memikirkan nama apa yang sebenarnya mama mertuanya pilih untuk danau ini.





“Tebak, aku berik kamu 5 kali kesempatan,”ucap Ariella.





Ariella dengan tidak mudah mengajaknya keluar kencan dan yang berbicara banyak hanyalah dirinya, Carlson tidak banyak bicara sungguh sangat mengecewakan.





Carlson berpikir kemudian menjawab,”Ariella?”





Ariella memutar matanya mendengar jawaban Carlson itu,”Tuan Carlson bisakah kita berpikir ke arah yang lebihh romantis?”





Carlson berpikir keras dan pada akhirnya di menggeleng tanpa menjawab.





“Dasar bodoh!” jawab Ariella sambil memelototi Carson,” mama memberinya nama ‘Lautan Cinta’.”





Mama memberi nama danau ini ‘Lautan Cinta’ bukan berarti hanya cinta antara perempuan dan laki-laki, arti cinta di sini lebih luas dari itu, cinta di antara keluarga, cinta antar pasangan, dan persahabatan. Tidak peduli cinta antar keluarga, pasangan ataupun sahabat semua itu indah dan suci pada mulanya. Mungkin ini maksud mama ketika dia memilih nama ini. Sedangkan keluarga mereka sangat kacau, suami tidak seperti seorang suami; papa tidak seperti seorang papa; kakak tidak seperti seorang kakak. Darah yang mengalir sama di dalam tubuh ini dan ikatan keluarga yang ada semua ini dihancurkan mereka berdua.





“Eng,” jawab Carlson mengiyakan. Sekarang dia tahu nama danau ini.





Eng? Hanya itu reaksi darinya? Apakah dia tidak ingin bertanya mengapa mama memilih nama ini? Ariella kesal dan ingin sekali dia menggigit Carlson.





“Ada apa?” tanya Carlson yang melihat ekspresi kesal di wajah Ariella, dia tidak tahu dia berbuat salah apa.





“Carlson mengapa kamu tidak bertanya padaku mengapa mama memilih nama ini?”





“Mengapa?”





Ariella kesal dan dia melepas tangan Carlson dan berjalan ke arah depan. Sekarang Ariella tahu mengapa Carlson tidak menikah pasti dia sering membuat kesal perempuan yang sedang dia kencani dan aku lah yang akhirnya bertemu dengannya. Memikirkan alasan mengapa Carlson tidak menikah, hati Ariella seketika itu juga terasa manis. Sebelum bertemu Ariella Carlson tidak melamar perempuan lain karena dia seorang laki-laki yang tidak peka dan tidak romantis. Ariella berbalik kemudian berjalan ke arah Carlson dan memeluk lehernya sambil berkata,”Kamu jangan sedih aku tidak akan memandang rendah dirimu.”





“….” Carlson tidak mengatakan apapun.





Keduanya saling bergandengan tangan dan berjalan menyusuri tepi danau, kemudian mereka berjalan jauh sampai mereka menemukan sebuah pohon besar. Ariella mengambil dua ranting pohon dan memberikan salah satunya pada Carlson kemudian mencari tempat kenangan miliknya dan menggali,” tuan Carlson ayo kita menggali permata bersama.”





Hal kekanakan seperti ini belum pernah Carlson lakukan, ketika dia masih kecil pun dia juga tidak pernah melakukan hal ini, dan sekarang saat dia sudah berusia 28 tahun istrinya mengajaknya bermain seperti ini. Anehnya dia tidak merasa hal ini aneh dan tidak menarik dia justru merasa di hatinya muncul sebuah perasaan yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Melakukan suatu hal bosan atau tidaknya tidak tergantung dengan apa yang dilakukan itu semua bergantung dengan siapa melakukannya.





Setelah cukup lama menggali sebuah kotak tembaga terlihat di hadapan mereka, Ariella berkata dengan gembira,”Akhirnya aku menemukanmu.”





“Apa?” Melihat Ariella yang berwajah girang itu Carlson tidak kuasa untuk bertanya, dia merasa penasaran dengan apa yang ada di dalam kotak itu.





“Sayangku,” ucap Ariella sambil membuka kotak itu dengan perlahan dan hati-hati dan di dalam kotak itu masih terdapat sebuah kotak kayu kecil.





Setelah Ariella membuka selapis demi selapis kotak di dalamnya, dia mengeluarkan sebuah cincin dari dalam kotak itu,” lihat, hari ini aku mengajakmu menggali kesayanganku ini.”





Carlson terperangah, di tidak menyangka masa kecil Ariella sama dengan anak kecil pada umumnya, suka bermain, suka ribut dan suka menyembunyikan barang kesayangan.





“Kemarikan tanganmu,” ucap Ariella.





Tanpa berkata apa-apa Carlson mengulurkan tangannya. Ariella meraih tangan Carlson dan memasukkan cincin itu pada jari manis Carson sambil berkata,” cincin ini aku berikan padamu, kamu pakai dan kamu tidak boleh melepasnya selamanya.”





Ariella tidak mengatakan padanya cincin ini adalah cincin yang diberikan oleh mama pada Ariella, dan mereka menguburnya bersamaan. Saat itu mamanya membelai rambut Ariella sambil berkata,”Ran Ran, nanti kalau kamu sudah dewasa dan menemukan seorang yang tulus terhadapmu dan kamu ingin menghabiskan seumur hidupmu bersama laki-laki itu, datanglah kemari, gali cincin ini dan berikan padanya.” Saat itu entah kenapa dia sama sekali tidak pernah berpikir akan memberikannya pada Ivander, sampai ketika dia bertemu Carlson, Ariella baru memiliki keinginan untuk memberikan cincin ini pada Carlson. Jadi dia memberikan cincin ini pada Carlson dengan maksud menyatakan isi hatinya yang sebenarnya, dia ingin menghabiskan seumur hidup yang dia miliki bersama Carlson.





Carlson, aku ingin menghabiskan seumur hidupku denganmu, apakah kamu dengar?

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK