Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 825 Diusir Dari Rumah


Suka!


Tidak peduli yang dia maksud adalah hadiah yang dia berikan, atau ciumannya, dia menyukainya.


Namun, Ariella sengaja memilih duluan menjawab : “Barusan aku bukankah sudah memberi tahu kamu, selama itu diberikan oleh kamu, aku menyukainya.”


Carlson agak cemberut dan tidak puas: “Kamu tahu aku bukan menanyakan ini.”


Ariella mengedipkan mata, menunjukkan dia tidak mengerti : “Kamu tidak menanyakan ini, lantas apa?”


Carlson: “…”


Dia sangat ingin menanyakan ini.


Ariella tersenyum dan merengkuh lengannya, memegang pinggangnya kuat dan mengerang : “Carlson, tahukah kamu betapa bahagianya aku?”


Dia tentu tidak tahu betapa bahagianya dia, dan orang yang memberinya kebahagiaan adalah pria yang telah bersamanya selama bertahun-tahun.


Carlson mengelus kepalanya dan berkata dengan lembut : “Bodoh, bagaimana bisa tiba-tiba bertanya seperti ini?”


“Selama bertahun-tahun, kamu telah mendukung aku secara diam-diam, sehingga aku memiliki lebih banyak energi untuk melakukan desain pakaian aku. Aku dapat memperoleh hasil hari ini, setengah dari usahanya adalah karena kamu sepenuhnya mendukung aku.” Karena dibelakangnya ada Carlson, dan masih ada keluarga mereka ini, Ariella dapat bekerja keras dan menggapai mimpinya sejak kecil.


“Aku suamimu.” Carlson hanya menjawab dengan sederhana yang tidak bisa dijawab dengan lebih sederhana lagi, tetapi itu adalah jawaban yang paling menghangatkan hati.


Ariella menatapnya dengan sedikit mengangkat kepala : “Carlson, tahukah kamu? Aku bahkan lebih bahagia daripada memiliki seluruh dunia. Terima kasih telah bersama aku, terima kasih telah membuat aku memiliki Riella kecil dan si imut kecil Jonathan.”


Carlson memberi banyak barang ke Ariella, perhiasan mobil rumah dan sebagainya, tetapi yang paling berharga bagi Ariella adalah kesayangan mereka – Oriella dan Jonathan.


Ada Carlson, dia, dan beberapa kesayangan mereka, keluarga mereka adalah yang paling bahagia dan paling lengkap.


“Aku suamimu.” Jawaban Carlson, masih kalimat sederhana yang tidak bisa lebih sederhana lagi.


Kata “suami” jelas bukan hanya sebuah status bagi Carlson, tetapi ketika dia berjanji untuk menikah dengannya, dia adalah ketergantungan hidupnya, dukungannya yang paling kuat.


“Tentu saja aku tahu bahwa kamu adalah suamiku,” Ariella tersenyum dan bersandar ke lengannya, “Karena kamu adalah suamiku, makanya aku merasa sangat bahagia.”


Jika dia tidak bertemu Carlson, hidupnya akan menuju ke jalan lain, dan seperti apa jalan itu, dia tidak berani memikirkannya.


Dia beruntung bertemu dia dan senang berjanji lamaran menikah, dia bahkan lebih beruntung karena suaminya, pelindung yang bisa dia andalkan seumur hidup.


……


Pada saat yang sama, sebuah taksi berhenti perlahan di depan rumah keluarga Tanjaya.


Penumpang membayar ongkos dan membuka pintu untuk turun.


Pintu terbuka dan penumpang turun dari mobil, ini baru terlihat penumpangnya adalah seorang bocah lelaki yang tampak seperti bocah sepuluh tahun.


Dia mendongak dan menatap penjaga keamanan di sisi bilik dengan tatapan serius : “Tolong kamu panggil Efa keluar.”


Ketika penjaga keamanan melihatnya, dia mengenali tuan muda itu dan dengan cepat menyapanya : “Tuan muda, apakah kamu sendirian?”


“Aku sendirian apakah sangat aneh?” Bocah lelaki itu melihat ke arah penjaga keamanan dan berkata, “Kalian boleh tidak memanggilnya keluar, maka wakili aku mengucapkan sepatah kata untuknya. Suaminya mengusir putranya, kamu tanya kepadanya apakah dia masih menginginkan putranya atau tidak, jika dia tidak menginginkan putranya, putranya akan meninggalkan rumah. ”


“Tuan muda, Anda tunggu sebentar, kami akan segera memberi tahu nona.” Si lelaki kecil itu masih kecil, tetapi dia adalah pangeran kecil Marga Sutedjo, penjaga keamanan yang tidak berani mengabaikan, dan segera memanggil Efa.


Efa sedang mengobrol dengan Ibu Tanjaya ketika dia menerima berita itu, dia hampir tidak percaya bahwa putranya sendirian di luar pintu gerbang rumah keluarga Tanjaya.


Tidak percaya, Efa pun keluar, masih ada jarak ke gerbang, dan dia melihat putranya berdiri tegak di tengah angin dingin dan tertiup angin dingin.


Karena angin hari ini agak besar, si kecil memakai mantel tipis dan hanya berdiri di tengah angin dingin dan tertiup angin dingin.


Meskipun Efa selalu bertentangan dengan putranya, bertengkar dengannya, mengambil makanannya, mengambil mainannya, dan melakukan segalanya.


Tapi dia sebagaimana keras kepala pun, dia juga ibu kandung anak itu, dan sekarang melihat anak sekecil ini berdiri di tengah angin dingin, hati Efa sakit.


Dia bergegas ke sisi pria kecil itu dan memeluknya, “Nak, mengapa kamu sendirian di sini? Dimana si tua jelek itu?”


“Jika aku bukan seorang diri masih ada siapa lagi?” Bocah lelaki itu baru saja dengan gaya angkuhnya, sekali dia dipeluk oleh Efa, dia mendengus di lengannya seperti anak kecil, dia dengan penuh kasihan berkata, “Darwin, lelaki tua itu mengusir aku keluar. Dia meminta orang membeli tiket dan mengantar aku naik ke pesawat dan aku datang ke New York. ”


“Mengapa dia mengusirmu? Kamu dilahirkan olehku, dan bukan dia. Mengapa dia mengusirmu keluar dari rumah?” Begitu mendengar Darwin yang mengusir anaknya. Efa sangat marah sehingga dia tidak bias tertahan untuk terbang kembali untuk menghancurkan Base camp Darwin.


“Uhuukk…,” lelaki kecil itu terbatuk. “Bu, alasan kamu bisa melahirkanku, lelaki tua Darwin tidak sedikit berjasa. Tapi aku tahu bahwa orang yang paling kesusahan adalah kamu.”


“Bahkan jika dia memiliki kekuatan, dia tidak bisa mengusirmu keluar dari rumah. Hanya aku yang bisa menggertakmu, dia tidak bisa.” Efa adalah satu-satunya tipikal pejabat negara yang membakar orang-orang tetapi tidak mengijinkan menyalakan api.


Di rumah, dia bisa menggertak si kecil, tetapi Darwin tidak bisa menggertak putranya.


Kali ini meninggalkan rumah, karena Efa dan lelaki kecil itu berebut susu dan Darwin tidak membantunya.


Dia marah karena ayah dan anak mereka bersatu untuk menggertaknya, dan ketika marah, dia terbang ke rumah keluarga di New York.


Ketika mendengar bahwa putra nya diganggu oleh Darwin, Efa tidak sabar untuk kembali ke Kota Pasirbumi dan mencari Darwin untuk perhitungan.


Dia menoleh ke penjaga keamanan dan berkata, “Tolong kamu memberi tahu kepada orang tua aku, abang dan kakak ipar aku, aku akan kembali ke Kota Pasirbumi dan datang melihat mereka dilain hari lagi.”


Karakter Efa sangat tergesa, dan dia ingin sekali kembali ke Kota Pasirbumi untuk mencari Darwin.


Setelah hampir dua puluh jam perjalanan, mereka akhirnya kembali ke Kota Pasirbumi, dan ketika mereka sampai di rumah, Darwin tertidur pulas di tempat tidur.


Ibu dan anak mereka berlarian selama sehari, dan dia tidak hanya tidak menelepon dan peduli, tetapi juga tidur dengan nyenyak.


Pada pandangan pertama, Efa sangat marah sehingga dia menarik selimut dari Darwin dan mengangkat kakinya dan menendangnya: “Darwin, kamu adalah bajingan tua, mengapa kamu tidur begitu nyenyak? Mengapa kamu mengusir kami berdua ibu dan anak? ”


“Bajingan adalah bajingan, mengapa menambahkan kata tua?” Darwin duduk dan menatap Efa. “Siapa yang mengusir kalian berdua ibu dan anak?”

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK