Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 17 Pernikahan Kilat





Carlson duduk tegak, masih makan dengan serius dan elegan seperti biasa, tidak banyak bicara, tidak mengatakan apakah itu enak atau tidak.





Selama beberapa hari bergaul dengannya, Ariella tahu bahwa dia pediam, juga tidak ingin perhitungan tentang hal itu.





Kedua orang itu selesai makan, Ariella melihat bahwa wajah Carlson merah tidak wajar, dengan khawatir bertanya: “Carlson, ada apa dengan wajahmu?”





“Tidak apa-apa.” Carlson bangkit berdiri. “Aku mau keluar sebentar, Aku mungkin malam ini tidak pulang.”





Ariella menatapnya dan berkata: “Kalau begitu kamu hati-hati ya!”





Carlson kembali ke kamar untuk mengambil mantelnya, dengan cepat pergi, tidak mengatakan sepatah kata pun.





Menuruni tangga, dia mengeluarkan ponselnya dan menelpon seseorang: “Segera antar aku ke rumah sakit.”





……





Hari Senin, setelah Carlson tidak kembali semalaman dia menelpon Ariella untuk memberitahunya bahwa dia sedang dalam perjalanan bisnis, Ariella juga ada proyek baru yang harus disiapkan.





Menurut Nisha, pemimpin Canics melihat bahwa perencanaan yang dibuat Ariella terakhir kali sangat disukai. Proyek kali ini dia menunjuk Ariella untuk bertanggung jawab dan membiarkannya dalam waktu tiga hari menyerahkan rancangan perencanaan awal.





Hanya dalam waktu tiga hari, pasti tidak mudah untuk menyerahkan perencanaan yang dapat memuaskan pihak lain. Apalagi Ariella ada seseorang yang sangat profesional dengan pekerjaannya, begitu dia terjebak kedalam pekerjaannya, dia tidak akan bisa keluar, dan dia akan sangat sibuk bahkan lupa untuk makan.





Pada siang hari, William datang dan dengan tidak tega melihat Ariella: “Ariella, yuk pergi makan siang bersama.”





Ariella tidak mengangkat kepalanya dan berkata, “Kalian pergi saja. Aku akan pergi setelah menyelesaikan pekerjaanku.”





Dia telah bekerja bersama Ariella selama tiga tahun, mana mungkin tidak tahu bahwa ini adalah gaya penolakan secara halus ala Ariella, jadi dia mengulurkan tangan dan memegang mouse di tangannya: “Ariella, pergi makan dulu, lalu setelah selesai makan barulah kembali untuk menyelesakan pekerjaanmu ya?”





Ariella menarik tangannya, barulah menoleh kearah William, begitu Ariella melihatnya dia merasa ada sesuatu yang salah, seolah-olah melihat beberapa jejak emosi di dalam mata William. Hati Ariella sedikit terpana, sepertinya ada beberapa hal yang harus dia sampaikan kepada William, tidak bisa membiarkan kesalahpahaman ini berlanjut.





Dia menekan pegangan kursi dan bangkit berdiri: “Ayo pergi.”





Ini pertama kalinya berjanji untuk makan dengan dia. hati William diam-diam senang, jadi dia memilih restoran yang lebih tenang dan ingin mengambil kesempatan untuk bicara dengan jelas pada Ariella.





Duduk, William memesan beberapa hidangan mahal, dan tidak bertanya apakah Ariella suka atau tidak, kemudian dia tersenyum melihat Ariella. Ariella mengerti, tetapi pura-pura tidak mengerti, dia berharap pada saat ini Carlson dapat menelponnya.





Tepat setelah ide ini muncul, ponsel Ariella benar-benar berdering. Ariella tersenyum minta maaf pada William baru menjawabnya: “Suamiku, aku dan rekanku makan di luar, kamu tidak perlu khawatir padaku.”





“Ariella, kamu sengaja pamer di depanku ya kan,” kata Puspita dengan sangat tidak puas bicara di telepon.





Senyum Ariella semakin melembut: “Ya, aku tahu, aku telah melakukan apa yang kamu katakan, aku tidak akan lupa makan. Jika kamu tidak percaya, nanti tunggu makanannya keluar, aku akan mengirim fotonya untukmu.”





Puspita dan Ariella telah berteman begitu lama, hubungan mereka berdua sangat baik seperti satu orang, jika saat ini tidak dapat mengerti keadaan, maka itu bukan Puspita namanya. Oleh karena itu, Puspita juga bekerja sama dengan perkataan Ariella: “Kalau begitu sayang malam ini pulanglah lebih awal, suamimu sedang menunggumu untuk menghangatkan tempat tidur.”





Ariella lagi-lagi mengubah senyumnya menjadi sedikit malu: “Jangan bicara begitu menggelikan.”





Setelah selesai mengatakannya, Ariella menutup telepon, tetapi telepon baru saja ditutup, dan ada panggilan lagi yang masuk, kali ini adalah suami yang sebenarnya – Carlson!





Hati Ariella sedikit terkejut, memandang William dan dengan malu tersenyum barulah menjawab: “Halo?”





Suara dalam dan seksi dari Carlson terdengar dari dalam ponsel: “aku sudah menyuruh orang untuk menyiapkan makan siang, mengapa kamu tidak pergi?”





Ariella tidak bisa menjawab bahwa dia sedang makan, jika dia mengatakan itu pasti akting yang dimainkan tadi akan ketahuan oleh William.





Dia hanya menggigit giginya dan dengan manis berkata: “Suamiku, aku akan menjaga diriku dengan baik, jadi jangan khawatir.” Ariella mengatakan ini, dari sisi ponselnya sunyi senyap dalam waktu yang lama, sunyi senyam sampai Ariella mengira bahwa Carlson telah menutup teleponnya.





Untuk waktu yang lama, aku tidak mendengar suara Carlson, dari dalam hati Ariella merasa ada yang salah, tidak tahu apa yang Carlson pikirkan tentangnya.





Setelah beberapa saat, barulah mendengar suara rendah Carlson terdengar dari dalam ponsel: “aku hari kamis baru bisa kembali kerumah, jaga dirimu baik-baik.”





“Oke.” Ariella diam-diam menghela nafas lega, untungnya Carlson beberapa hari lagi baru kembali, tunggu saat dia pulang harusnya dia melupakan masalah ini.





William yang sedari awalnya memasang wajah yang terluka setelah Ariella memanggil satu sebutan “suamiku”, tunggu Ariella menutup telepon, dia barulah berkata, “Ariella, kamu sudah menikah?”





Ariella mengangguk dan berkata, “menikah di usia ku ini bukan sebuah hal yang aneh”





Banyak kata-kata yang telah disiapkan oleh William tapi sudah tidak dapat diucapkan, tetapi hanya dapat tersenyum kosong: “Selamat untukmu.” Meskipun dia tertarik pada Ariella, tetapi dari dalam hatinya dia merasa bahwa dia tidak pantas untuk Ariella, dia menghibur dirinya sendiri Ariella sudah memiliki pendamping yang baik adalah sebuah hal yang baik.





Ariella tersenyum dan berterima kasih, dalam hatinya memuji akal sehatnya. Sebelum William mengucapkan kata-kata itu membiarkannya tahu dia bahwa dia sudah menikah, Setelah itu masih tetap bisa bekerja sama sebaik sebelumnya, dan mereka tidak akan merasa canggung ketika bertemu.





Namun, malam itu Ariella tidak merasa bahwa dirinya cukup pintar. Ketika malam hari saat sudah samar-samar tidur, Ariella merasa ada seseorang yang duduk disampingnya.





Dia masih sangat mengantuk, ketika dia mencium nafas pria yang sangat akrab, dia langsung tersadar. Dia sedikit duduk, menggosok matanya, dan dengan terkejut memandang pria yang duduk di samping tempat tidur: “Kamu, kamu bukannya bilang hari Kamis baru pulang?”





Carlson dengan datar menanggapi: “Ada urusan mendadak perlu aku sendiri yang kembali untuk mengurusinya, pagi aku baru akan terbang ke Kota Ventois lagi.”





Rencana kerja awalnya akan selesai pada hari Kamis, tetapi karena dia mengisyaratkan bahwa dia merindukannya, sebagai suaminya, dia tidak mungkin anggap tidak dengar.





Setelah percakapan singkat disiang hari dengan Ariella, dia meminta asisten untuk memesan tiket untuk malam itu dan besok pagi terbang kembali untuk lanjut bekerja.





Teringat panggilan telepon di siang hari, Ariella hanya menggaruk kepala dan mukanya memerah, “Kamu sudah makan malam? Apakah kamu ingin aku masak midnight snack untukmu?”





Disaat Carlson dan klien selesai mendiskusikan pekerjaan sekitar jam 8 malam. Setelah beberapa saat tanpa berhenti mereka langsung bergegas ke bandara untuk mengejar penerbangan pada jam 10 malam.





Dibutuhkan lebih dari dua jam waktu penerbangan dari Kota Ventois ke Kota Pasirbumi, tiba di Bandara Pasirbumi sekitar jam 1 subuh pagi, kemudian perjalanan ke rumah, sudah pukul dua pagi.





Pada jam 9 pagi, ada pertemuan yang sangat penting yang harus dipimpin olehnya. Sekretaris memesan tiket penerbangan dari Kota Pasirbumi ke Kota Ventois pada jam 5 pagi untuk Carlson, dan satu jam kemudian dia harus berangkat ke bandara. Waktu sudah begitu mepet, Carlson tidak pernah makan makanan yang disajikan didalam pesawat, jadi dia dari kemarin siang belum makan apapun.





Dia begitu sibuk bahkan tidak sempat untuk makan dan bergegas kembali karena Ariella hanya mengisyaratkan bahwa dia merindukannya. Tujuan Ariella ingin memberinya midnight snack, pasti berusaha ingin lebih lama menghabiskan waktu bersama dengannya.

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK