Ketika datang, sepertinya sangat cepat, hanya beberapa saat saja sudah sampai ke tempat tujuan.
Ketika pulang, rasanya lambat sekali dan tidak sampai-sampai.
Lourdes pun terus menambah kecepatan mobilnya, tetapi ia masih merasa mobilnya belum cukup cepat.
Dia berpikir seandainya mobilnya punya sepasang sayap dan mereka sekarang bisa lansung terbang dan sampai ke rumah lalu ia bisa melakukan apapun yang ingin dia lakukan dengan Vanessa. Lourdes sudah merasa gerah dan tidak bisa menahannya lagi dan seolah sel sel didalam tubuhnya semuanya sudah mulai berjerit.
Rumah mereka sudah ada didepan mata, tetapi Lourdes masih saja menambah kecepatan mobilnya, lalu tiba-tiba memberhentikan mobil itu.
Dia melepas sabuk pengamannya lalu cepat-cepat turun dari mobil, ia ingin langsung menggendong Vanessa masuk kedalam rumahnya: “Vanessa, cepat, aku tidak bisa menunggu lagi.”
Muka Vanessa memerah karena malu, laki-laki ini sebenarnya mau melakukan hal apa.
Lourdes tidak mempedulikannya dan langsung memeluknya.
Ding Ling Ling—-
Suara nada dering telepon itu pun menghancurkan suasan saat itu dan menghancurkan apa yang direncanakan Lourdes, dengan muka masamnya dia pun menjawab telepon itu: “Ada apa?”
Karena Miguel adalah sahabat baiknya, tidak peduli kapan pun ia menghubunginya, ia akan mengangkat teleponnya.
Karena ini adalah telepon dari Miguel, kalau saja ganti orang lain yang menghubunginya, ia pasti tidak mengangkat telepon itu lagi dan langsung membanting telepon itu.
“Aku sudah mendapat sebuah informasi, aku perlu membahasnya denganmu. Kamu kesini sebentar.” Nada bicara Miguel tidak tergesa-gesa dan tidak juga lambat.
“Hal apa yang tidak bisa dibicarkan lewat telepon, aku tidak ada waktu.” Lourdes melihat kearah Vanessa, semua sel didalam tubuhnya sudah menjerit karena melihat Vanessa, dia mana mau pergi menemui Miguel lagi.
“Ini adalah hal yang sangat penting, kamu harus datang dan membahasnya denganku.” Setelah mengatakan kalimat itu, Miguel langsung menutup teleponnya.
Dengan emosi Lourdes membanting teleponnya: “Miguel, beneran tidak punya hati!”
Vanessa langsung menghentikannya: “Lourdes, aku rasa Miguel menyuruh kamu kesana itu benar-benar ada masalah yang sangat penting, kamu lebih baik pergi dulu.”
Dia ingin melakukan apa, Vanessa tahu dengan jelas, tapi setelah mereka menyelesaikan masalah ini, kapan pun mereka bisa melakuakn itu, jadi lebih bagus mereka selesaikan masalah ini dulu.
Lourdes menatap Vanessa seolah ia akan memakannya: “Lain kali jangan hanya memanggil aku dengan nama aku saja, terdengar sangat lembut, aku tidak suka.”
Vanessa : “Baik, aku dengerin kamu, aku tidak panggil lagi.”
Laki-laki ini beneran sangat kekanakan.
Dia tidak ingin berdebat banyak dengannya.
Lourdes lalu berkata: “Aku tidak ingin pergi menjumpainya.”
Vanessa benar-benar tidak tahu harus bagaimana menangani laki-laki yang jarang sekali berkelakuan seperti ini, lalu tidak bisa apa-apa lagi, Vanessa hanya menggeleng-gelengkan kepalanya: “Kamu pergi dulu. Selesain dulu semua masalah ini. Nanti kamu mau bagaimana pun aku akan turuti permintaan kamu.”
Lourdes tersenyum dan memberikan ekspresi wajahnya yang sedikit licik: “Vanessa, kamu sendiri yang bilang yah, nanti kamu jangan ingkari janji.”
Melihat senyuman Lourdes yang aneh-aneh seperti itu, Vanessa merasa sedikit menyesal, ia ingin menambah, tetapi Lourdes sudah dulu berbicara: “Sudah, kamu sudah janji yah. Aku pergi dulu, kamu baik-baik tunggu aku dirumah.”
Vanessa ingin menarik perkataannya, tetapi setelah dipikir-pikir ia tidak mengatakan apa-apa, biarkan saja dia memakannya, dan ini juga bukan pertama kalinya ia dimakan olehnya, ada hal apa yang perlu diragukannya.
Tunggu ketika Lourdes pulang, ia berpikir kalau saja ketika ia sudah tidak bisa mengabulkan permintaan Lourdes dan ia meminta permintaan yang lain lagi dan sekarang ia mulai merasa menyesal.
Tetapi Lourdes tidak mungkin memberikan kesempatan kepada dia untuk menyesal.
…………
“Abang Hansel, ada masalah apa?” Seteleh menutupi telepon itu, Miguel tidak mengatakan apa-apa, warna mukanya juga kurang bagus, Oriella mulai berpikir ada masalah besar apa lagi.
Setelah mendengar suara dari Oriella, Miguel mengangakt kepalanya dan melihat kearahnya, dan warna wajahnya mulai membaik: “Riella, sini.”
“Abang Hansel, ada masalah apa?” Oriella pun berjalan kearahnya, ketika ia baru sampai kesisinya, ia langsung ditarik dan dipeluk olehnya.
Miguel menguburkan kepalanya kedalam lehernya dan terus memanggil namanya: “Riella , Riella…….”
Menderngar Abang Hansel yang memanggilnya seperti itu, hati Oriella pun mulai merasa tidak tenang: “Abang Hansel, sebenarnya apa yang terjadi?” kamu jangan menakutiku.”
Dia terus memeluknya, dan mengusap-ngusap kepalanya: “Tidak apa-apa, aku hanya ingin memelukmu seperti ini.”
Tidak peduli sleleh apa, hanya saja dengan memeluknya, dia seperti obat yang ajaib untuknya, rasa capek yang ada didalam dirinya pun langsung menghilang.
Oriella juga memeluknya: “Kalau dengan memeluku seperti ini bisa membuat kamu merasa lebih baik, kamu mau memelukku berapa lama juga boleh.”
Miguel membuka mulutnya dan mengigit telingahnya: “Wanita bodohku.”
Oriella memonyongkan multunya: “Aku tidak bodoh.”
Miguel tertawa: “Tidak bodoh?”
Oriella menempelkan wajahnya dengan wajah Abang Hansel, seperti seekor kucing yang sedang bermain dan mbermanja-manja dengan majikannya: “Aku tidak bodoh, Abang Hansel yang bodoh.”
Mendengar saura Oriella yang lembut, hati Miguel pun langsung luluh, lalu dengan tanpa beban dia langsung memelukn dengan erat dan mencium Oriella.
Dua orang itu pun lengket menjadi satu, ciuman mereka puns anagt susah dipisahkan, sampai ada orang yang masuk keruangan itu dan menunggu cukup lama pun mereka masih belum menyadarinya.
“Eehmmmm….”
Sudah menunggu setengah hari, Miguel masih belum memberikan respon, Lourdes pun pura-pura batuk dengan suara yang lebih keras untuk menyadarkan dia.
Miguel menyuruhnya untuk datang kesini untuk membahas tentang masalh itu, dan membuat dia tidak ada waktu untuk bermesraan dengan wanita yang ia cintai, tetapi setelah ia sampai disini, ia malah melihat Miguel yang sedang memeluk pasangannya, dia benar-benar tidak bisa menahannya lagi.
Setelah mendengar suara batuk itu, Oriella langsung mendorong tubuh Miguel dan mukanya pun langsung memerah: “Abang Hansel, kalian bahas masalah kalian, aku kesebelah menunggu kalian.”
Dia tahu Abang Hansel mencari Vanessa untuk membahas masalah mereka, jadi ia memilih untuk meninggalkan mereka berdua.
Oriella baru saja keluar dari tempat itu, muka Miguel pun langsung berubah menjadi muram dalam sesaat, lalu memasingkan sebuah dokumen kepada Lourdes: “Ini dokumen yang baru diberian anak buahku, kamu lihat sendiri.”
“Apa?” Lourdes bertanya, masih harus membaca dokumen.
“Ini adalah data kamu yang lain dan informasi orang yang ada dibalik layar.” Miguel berkata.
………
Salju, masih saja terus berjatuhan.
Setelah dilihat-lihat, semuanya masih saja berwarna putih dan tidak ada warna yang lain.
Sebenarnya apa yang sedang dibahas oleh Abang Hansel dengan Lourdes?
Apakah benar-benar butuh waktu selama ini?
Dia sudah menunggu satu jam, dua jam, tiga jam..mereka tetap saja masih terus berdiskusi, mereka sepertinya sudah hampir melupakannya.
Dia tahu banyak hal yang harus diurus oleh Abang Hansel, dia juga mengerti, jadi ia berusaha untuk tidak membuatnya marah, tetapi kali ini ia membiarkannya menunggu begitu lama, ia merasa sedikit bosan.
Hmmm——
Dia pun menghela nafas dan mengalihkan pandangannya.
Dia tidak boleh menjalani hidupnya seperti ini lagi, dia harus mencari kesibukan untuk dirinya sendiri, dengan begitu ia baru tidak bisa berpikir sembarangan.
Tetapi dia bisa mencari pekerjaan apa?
Dulu dia juga juga hanya menjadi relawan dengan Ya Ya dan beberapa temannya, dan pergi memanjat gunung……..
Tetapi beberapa orang ini semuanya sedang mempersiapakan beberapa hal untuk kelulusan mereka tahun depan, mereka semua sedang pergi magang, hanya sisa dia seorang yang tidak melakukan apa-apa.