Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 408 Anjing Kecil Yang Pintar





Disaat Darwin sedang mencari Efa, Carlson sedang mendengar laporan dari Henry.





Ada petunjuk baru dari telepon misterius. Pada saat orang itu menelepon Ariella, sinyal telepon itu datang dari dekat Moonriver.





Kalau ada hubungan antara orang yang menelepon Ariella dengan orang yang menculik Efa, maka mereka hanya menelepon setelah mereka berhasil menculik Efa.





Menculik Efa, setelah itu menelpon Ariella, tapi tidak ada meminta uang tebusan, dan mereka juga menelepon dari dekat Moonriver, apa niat mereka melakukan ini?





Mereka bekerja sama, satu orang lebih dulu membawa pergi Efa, satu orang lagi diam mengawasi Moonriver, untuk memperhatikan apa ada yang sadar kalau Efa sudah hilang, apakah seperti ini?





Atau mungkin mereka menetap di sekitar Moonriver, sengaja tidak membawa Efa pergi jauh, dengan maksud membiarkan Darwin mencari Efa di tempat-tempat yang jauh, dan disitu mereka tidak akan pernah menemukan satu pun petunjuk.





Saat terpikirkan ini, Carlson pun berdiri, spekulasi kedua sangat masuk akal, Efa sangat mungkin masih berada di sekitar Moonriver.





Setelah mendapat kesimpulan ini, Carlson dengan cepat menelepon Darwin, petunjuk yang diperoleh Darwin juga mengarah ke tempat pembuangan sampah, maka dari itu mereka menyimpulkan bahwa Efa harusnya masih ada di Northfork Estate.





Selama mereka bisa mempersempit lingkup keberadaan Efa, dan kemudian memblokade Northfork Estate, mereka akan bisa menemukan si penculik.





Menutup telpon, Carlson menggaruk-garuk alisnya yang sedikit sakit, dan tidak tahu dengan pasti tapi tampaknya virus HDR masih menyebar. Kalau tidak di kontrol tepat waktu, matanya akan sulit pulih sepenuhnya.





Lupakan saja, jangan pikirkan ini dulu. Prioritas sekarang adalah menemukan Efa, kalau terjadi apa-apa pada Efa, ibu tidak akan tahan menerima itu.





“Carlson, sudah waktunya makan obat.” kata Ariella sambil meletakkan obat virus HDR ke tangannya.





“Obat ini tidak ada efek apapun, tapi rasanya pahit sekali, kalau tidak makan boleh tidak?” Carlson dari dulu sangat tidak suka makan obat.





Demi meningkatkan daya tahan tubuh, demi menghindari munculnya penyakit, dia dari kecil sangat memperhatikan kesehatan, nutrisi tubuh maupun olahraga, sehingga sekarang dia memiliki tubuh yang sebaik ini.





Ariella memberikan mangkuk obat padanya, lalu berkata: “Apa kamu mau aku panggilkan Riella datang mengajari ayahnya cara minum obat?”





Bahkan Riella pun tahu kalau sakit harus minum obat, minum obat baru bisa sembuh, ayah satu ini masih saja seperti anak kecil.





Mendengar hal ini, Carlson pun mengambil mangkuk itu dan meminum obatnya: “Lihat, sudah aku minum habis.”





“Begini baru benar.” kata Ariella sambil tertawa dan mengelus kepalanya, lalu mengambil mangkuk obat itu dan pergi.





Woof woof woof!





Ketika Ariella keluar dari ruang belajar, dia melihat Mianmian berdiri di lantai dua, memandang kearah kolam renang Moonriver sambil terus menggonggong.





Mianmian adalah seekor anjing yang sangat pintar, biasanya dia sangat jarang seribut ini, hari ini sepertinya sudah beberapa kali menggonggong seperti ini.





Sebelumnya dia sudah menggonggong beberapa kali, tapi sekarang baru menarik perhatian Ariella.





Melihat Ariella berjalan kearahnya, Mianmian menggonggong makin keras, sambil menggelengkan kepala dan mengayunkan ekornya, dengan caranya yang khas menarik perhatian Ariella.





“Mianmian sayang, ada apa?” Ariella jongkok dan mencoba memeluknya.





“Woof woof woof” Mianmian menggoyangkan kepala, mengayunkan ekornya, dia sudah berusaha sebisa mungkin menunjukkan maksudnya, dengan harapan Ariella dapat mengerti.





“Mianmian, kamu ingin mama pergi kesitu lihatin ya?” tanya Ariella sambil menunjuk kearah kolam renang.





“Woof woof woof” Mianmian menggonggong dengan suara yang ceria berusaha merespon pertanyaan Ariella. Benar itu, dia ingin memberi tahu mama, kalau disitu ada sesuatu, dia ingin ada orang pergi kesitu untuk melihat.





“Baiklah, mama akan kesitu lihat.” Ariella menurunkan Mianmian dari pelukannya, lalu mengelus-elus kepalanya. “Sayang, pergi main dengan Riella gih.”





Walaupun di luar angin badai dan hujan deras, Ariella masih tetap mengambil paying dan pergi keluar.





Banyak yang bilang anjing adalah hewan yang spiritual, mungkin saja dia bisa merasakan adanya petunjuk dari keberadaan Efa disitu.





Topan akan segera datang, badai besar, payung biasa mana mungkin bisa bertahan dalam kondisi itu. Ariella baru keluar, payungnya langsung terbang ditiup angin, hujan yang deras pun membasahi sekujur tubuhnya.





Ariella seketika merasa sangat kedinginan, tapi dia tidak jalan kembali, terus berjalan kedepan, sebisa mungkin harus melihat ke tempat yang ditunjukkan oleh Mianmian.





Angin dan hujan menerpa wajahnya, menghalangi pandangannya, sampai-sampai dia hampir tidak bisa melihat apapun, tetapi dia tetap pantang mundur.





Dalam kondisi ini, memakan waktu yang lama bagi Ariella untuk sampai ke tujuan. Lalu dia pergi memeriksa kawasan sekitar kolam renang, tetapi tidak menemukan apa-apa.





Mianmian tidak mungkin asal menggonggong kearah tempat ini, Ariella juga sudah memeriksa dengan teliti tapi ditemukan kejanggalan, sebenarnya ada apa?





Ariella masih belum percaya, dan memeriksa sekelilingnya sekali lagi, tapi sama saja tidak ada yang ditemukan.





Mungkin dia menyalah artikan maksud Mianmian?





Tidak ada yang ditemukan, Ariella pun pergi kembali. Dia sangat menggigil dalam perjalanan kembali, begitu sampai di aula dia pun langsung bersin-bersin.





Setelah bersin dia melihat Carlson berdiri tidak jauh didepannya dengan tatapan yang muram menatap dia.





Ariella meludah dengan pelan, dalam hatinya berpikir untung saja Carlson tidak dapat melihat dengan jelas. Kalau dia melihat Ariella basah kuyup seperti ini, dia pasti akan marah.





“Carlson, angin??”





Ariella belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Carlson langsung memotong ucapannya: “Ariella, kamu kira kamu adalah seorang anak kecil?”





“Kamu kenapa galak begini, apa aku menyinggung kamu?” Carlson tiba-tiba menjadi sangat marah, Ariella pun merasa sangat bersalah.





Setelah mendengar ini, nada suara Carlson bahkan berubah lebih buruk, dan berkata dengan dingin: “Kamu tidak tahu saat topan datang tidak boleh pergi keluar? Akal sehat kamu dimana? Sudah umur berapa, masih saja tidak bisa jaga diri sendiri.”





Nada suara Carlson sangat tegas, sama seperti orangtua mendidik anaknya, tidak memberi Ariella ampun sedikitpun.





Ariella menatapnya sejenak lalu berbalik badan akan pergi.





Carlson sangat tegas terhadap Ariella, jelas bahwa dia sangat peduli dengan Ariella.





Ariella baru mau pergi, tapi langsung digenggam erat oleh Carlson, dan ditarik ke pelukannya.





“Lepaskan aku.” kata Ariella dengan sedikit kesal, sambil mendorong dia.





Siapa sangka Carlson memegang pinggang Ariella, lalu dengan cepat menaikkan dia keatas bahunya, kemudian memikul dia naik tangga, kelihatan sangat mudah.





“Carlson, apa yang kamu lakukan?”





“Ngangkat kamu.”





Carlson sangat marah, marah karena Ariella tidak peduli dengan diri sendiri menerobos badai diluar.





Ariella harus ingat, ini bukanlah tentang dia sendiri, dia masih ada Carlson dan Riella.

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK