“Kalau begitu, setelah ini aku akan melakukan satu hal, apakah kamu akan menentangnya?” Carlson menatap dan kembali bertanya kepada Ariella.
Ariella menganggukan kepala dan menjawab dengan sedikit keraguan: “Apapun yang kamu lakukan, aku akan mendengarkanmu.”
Karena sudah memutuskan untuk hidup selamanya bersama Carlson, ia harus menghargai setiap keputusan yang dibuat oleh Carlson.
Dan yang terpenting, Ariella percaya setiap masalah yang ditemukan oleh Carlson, keputusannya pasti benar, jadi ia bersedia mendengar perkataan Carlson.
“Bagus.” Mendapat jawaban dari Ariella, Carlson tertawa, lalu menarik kepala Ariella kedalam pelukannya.
Dia pelan-pelan menurunkan kepalanya, mencium kepalanya, dahinya, ujung hidung, lalu ke bibir.
Dia sedikit menggunakan tenaga, membuat Ariella yang merasa sedikit sakit membelalakan matanya, dengan raut wajah sangat bingung melihatnya, tidak mengerti hari ini apa yang terjadi pada Carlson?
“Jangan menatapku dengan tatapan seperti ini.” Suara Carlson sangat rendah.
Ariella bahkan tidak menyadari betapa lucu wajahnya saat ini, seperti kelinci putih yang menggemaskan, sedangkan Carlson terlihat seperti serigala jahat, yang kapan saja bisa menerkamnya.
“Carlson, kamu jangan menakuti aku ya.” Pria ini sejak kemarin sudah sangat aneh, hanya ingin foto prewedding tidak perlu sepanik ini kan?
Apa mungkin terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan?
“Aku mana mungkin rela menakutimu, aku ingin membawamu pergi ke satu tempat, kamu tidak boleh melihat sebelum sampai ditempat tujuan.” Carlson seperti orang yang ingin sulap, tangannya ada satu penutup mata, “Kamu pakai ini, lalu kita berangkat.”
“Carlson, aku tahu semuanya.” Ariella tersenyum kecil, bukankah hanya foto prewedding, dia juga tak bodoh, sudah mengenakan baju pengantin, masa ia masih tidak dapat menebaknya?
“Kamu sudah tahu semuanya?” Sejak kapan ia tahu? Dia tidak pernah memberikan sedikit informasi apapun padanya, bagaimana mungkin ia tahu?
Kalau saja dia tahu siapa yang sudah membocorkannya, ia tidak akan melepaskan orang itu.
“Hanya foto prewedding, ngga perlu terlalu nervous, aku akan melakukannya dengan baik.” Melihat wajah Carlson yang begitu kaget membuat Ariella merasa sangat senang.
Carlson mengerutkan alisnya: “Foto prewedding?”
Ariella berkata: “Baju pengantin sudah selesai diganti, kamu masih mau nutup-nutupi dari aku? Aku ngga sebodoh itu.”
Mendengar perkataan Ariella, Carlson tertawa, tak menyangka ia sepolos ini atau bisa dibilang bodoh?
Tetapi tidak peduli ia sebodoh apapun, ia tetap akan mencintainya.
Karena ia menganggap ini foto prewedding, biarkan saja ia beranggapan seperti itu, Carlson lalu memakaikan penutup matanya pada Ariella: “Takut ngga?”
“Ngga takut!” Ariella menggelengkan kepala, karena orang itu adalah Carlson, walaupun penutup mata akan membuatnya tidak dapat melihat apapun, tetap dia tidak takut.
“Bagus, kalau gitu kita berangkat.” Carlson lalu mengendong Ariella.
Ariella mendorongnya: “Carlson, jangan gini, dibawah banyak orang.”
Carlson berbicara dengan kalem: “Aku ingin mengendong istriku, apa urusannya dengan orang lain?”
Ariella: “……”
Oke, Inilah Carlson yang sebenarnya, arogan dan bengis, tidak akan peduli bagaimana orang lain melihatnya.
Karena matanya ditutup, Ariella tidak dapat melihat apapun, ia hanya bisa menggunakan telinga untuk mendengar, dan menggunakan hati untuk merasakan apa yang ada disekitarnya.
Setelah turun ke bawah, di depan gedung terdapat banyak sekali mobil, ingin melihat kearah depanpun tidak akan mampu melihat apa yang ada didepan.
Dan semua mobilnya sangatlah mahal.
Setiap mobil mahal disampingnya berdiri seorang supir yang mengenakan jas hitam, mereka berdiri dengan tegak, terlihat sangat rapi.
Setiap mobil dilengkapi dengan karangan bunga, dibagian depan mobil terpasang dua buah boneka yang sedang berciuman, yang cowok menggunakan jas hitam, yang cewek menggunakan baju pengantin.
Dibandingkan dengan mobil mewah ini, didepan mobil ada kereta kuda yang lebih menarik perhatian orang.
Kereta kuda dihiasi dengan karangan bunga yang meriah seperti kereta kuda milik kerajaan inggris yang digunakan untuk berkeliling, didepan terdapat dua ekor kuda putih, satu ekor menggunakan dasi dilehernya, dan satu lagi menggunakan kerudung putih, seperti sepasang pengantin.
Semua ini disiapkan oleh Carlson untuk mempelai wanita, tetapi disaat ini mempelai wanita tidak dapat melihatnya.
Carlson dengan gerakan lembut meletakkannya dikereta kuda, lali berbisik kecil disebelah telinganya: “Jangan takut.”
Ariella menganggukkan badannya.
Karena baju pengantin yang terlalu panjang, Carlson menyiapkan empat orang pengapit dibelakang kereta kuda untuk membantu mengangkat baju pengantin Ariella.
Semuanya sudah siap, Carlson dan mempelai wanita segera berangkat.
Diatas mereka terdapat helikopter dan ada orang yang sedang melayangkan kamera drone, diatas helikopter juga terdapat fotografer, mereka menggunakan kamera untuk merekam segala kejadian yang terjadi hari ini.
Kereta kuda mulai meluncur, tidak cepat dan tidak lambat menuju ke lokasi pernikahan.
Kalau dilihat dari atas, baju pengantin yang sangat panjang seperti gelombang ombat yang mengayun kesana kemari, orang yang melihatnya pun merasa terpukau.
Disaat ini, Ariella sebagai peran utama disini tidak dapat melihat apapun, semakin tidak dapat melihat, ia semakin penasaran dengan yang ada disekitarnya.
Dibalik penutup mata, bola mata Ariela berputar-putar, ia tidak sabar melihat kejutan apa yang akan diberikan Carlson kepadanya.
Ariella tahu disekitarnya ada banyak orang, ia tahu mereka sedangn membantu Carlson melakukan sesuatu, tetapi tidak ada satupun dari mereka yang membocorkan sesuatu, yang terdengar olehnya hanyalah suara jejak kuda.
“Kamu lebih bersabar lagi!” Carlson yang duduk disebelahnya tiba-tiba memegang erat tangan Ariella, tangannya sangat hangat, suhu tubuhnya yang hangat seakan mengalir kedalam tubuh Ariella.
“Carlson, bukannya ini hanya foto prewedding saja?” Kalau berdasarkan sifat Carlson dia tidak akan membuat dirinya begitu tersiksa hanya demi foto prewedding.
Tetapi ia bisa melakukan apa kalau bukan foto prewedding?
Ariella terus memikirkan hal ini, kalau bukan foto prewedding, dan untuk apa ia mengenakan baju pengantin, apakah mungkin ia ingin membuat resepsi pernikahan?
Tiba-tiba ide ini muncul dibenaknya dan langsung ditolak Ariella mentah-mentah.
Pernikahan adalah suatu hal yang cukup besar, hal yang perlu disiapkan banyak, apalagi dia sebagai peran utama wanitapun tidak pernah mendengar sedikitpun tentang gosip ini, bagaimana mungkin resepsi pernikahan.
“En, coba kamu tebak!” Carlson mengelus lembut tangan Ariella, melihat bibir tipis Ariella, ia ingin sekali menciumnya.
Biasanya dia bisa menahan, tetapi tidak tahu kenapa, hari ini ia tidak bisa menahan, ia ingin terus memeluk dan mencium setiap kali bertemu dengan Ariella.
Terakhir Carlson menyimpulkan sesuatu, bukan dia tidak bisa menahan, tetapi Ariella yang ada didepannya sangat memikat hati.
Ariella sangat menggugah selera, membuat Carlson ingin sekali menelannya.
Ide yang muncul dibenaknya membuat Carlson tertegun lalu segera menelan ludah.
Sial!
Ia harus bisa menahan diri sehari ini!