“Apa yang sebenarnya akan aku lakukan?” Efa melihat sepasang kaki Gabe yang gemetaran, dengan pandangan mata penuh penghinaan, “Aku aja tidak pernah keberatan syuting adegan ciuman denganmu, kamu disini masih banyak cerewet! Semua jenis lelaki sudah pernah aku temui, hanya belum pernah bertemu yang seperti kamu!
Kakak Kayu di rumah, dan Darwin yang nantinya akan menjadi suaminya, dua lelaki ini jika ditarik salah satu untuk berlomba, tak seorangpun dapat mengalahkannya.
“Gabe baru saja syuting film dengannya waktu itu, dia sekalian ambil kesempatan ini untuk berakting, ingin melihat apakah Darwin akan cemburu.”
Tidak terpikirkan Kakak Kayu menyembunyikan berita ini dengan begitu cepat, Darwin tidak melihat berita tersebut, malah terus mengira, perempuan ini ada perasaan terhadapnya.
Waduh, terhadap lelaki yang mengagetkan orang dengan properti seperti ini dan ada kemungkinan pipis di celana, dia sama sekali tidak menganggapnya.
Lelaki yang disukai adalah lelaki seperti Darwin. Sekalipun orang-orang menodongkan pistol, bahkan alisnya pun tidak akan terkejut sedikitpun.
Semakin dipikirkan, Efa merasa Darwin yang sedang di rumah semakin tampan, tampan hingga tidak ada orang yang mau bergaul dengannya, jika tidak karena bertemu dengan dirinya, mungkin lelaki ini akan hidup jomblo selamanya.
Tapi jika dipikir-pikir, hanya perempuan cantik jelita sepertinya yang cocok untuk dirinya.
“Polaris, kamu pergi istirahat dulu aja, Aku jelaskan naskah lagi ke Gabe.” Efa mulai marah, sutradara juga harus mengalah.
Mereka sama sekali tidak tahu identitas Polaris yang sebenarnya, hanya tau perusahaan dia bergerak di bidang hiburan.
Semua orang di lingkungan ini pasti tahu, perusahaan ini tidak merekrut orang sembarangan, dan jika sudah direkrut orang itu pasti akan selalu dilindungi.
Aktor di bidang ini hanya mengandalkan akting untuk hidup, mereka tidak pernah menggunakan cara sensasional, melainkan jujur terhadap kemampuan diri sendiri.
Orang yang bisa kerja di Grup Aces seperti ini, jika bukan karena skill akting yang bagus, pasti lulusan fakultas perfilman yang unggul.
Soal Polaris yang tidak mahir sedikitpun ini, ditambah tidak memiliki kemampuan akting dan bisa masuk ke perusahaan ini, semua orang sudah bisa menebak ada penyokong finansial di belakangnya.
Untuk hal siapa penyokong finansial itu, mereka telah menebak banyak orang, hanya saja tidak satupun tepat.
“Istirahat apanya? Dia ada waktu untuk dibuang-buang, tapi Aku tidak. Satu kali lagi, jika tidak lolos langsung ganti orang.” Selesai capek-capekan akting 2 film, Efa masih harus memikirkan cara untuk mengacaukan Darwin, mana ada waktu untuk dibuang bersama orang-orang ini.
” Tuan Ye, tolong berhati-hati, kalau scene ini tidak lolos…..” Kata-kata sutradara tepat sasaran, dan pasti timbul kesadaran dalam hati orang yang memotret.
” Ini adalah tim film, bukan keluarga sendiri, masalah penggantian orang apakah termasuk hak dia?” Karena di belakang terdapat pendukung investasi, Gabe sedikitpun tidak takut tergantikan.
Di mata orang-orang, Efa bisa masuk ke perusahaan ini, pasti karena berpikir ada orang di belakangnya, pasti ada hubungan tidak jelas dengan orang tersebut, biasanya bisa melindunginya, jika benaran menghadapi masalah besar, siapa yang akan peduli dengannya.
” Orangnya jelek, akting pun jelek, masih berani beradu mulut dengan Aku, siap-siap saja kena Aku pukul!” Kalau bukan karena mengejar waktu, Efa pasti sudah mengganti orang, syuting film dengan pemain seperti dia, dia merasa harga diri pun jatuh seketika.
Efa marah, hingga benaran akan memukul orang. Pernah kejadian Efa memukul orang, penyebabnya tidak seorangpun tahu, karena berita menghilang begitu cepat.
Gabe tahu apa yang dia katakan pasti dibuktikan, bersabar dan bersabar, pasti ada waktunya untuk balas dendam.
Setelah dimarahi Efa, sikap Gabe dalam memotret menjadi cukup baik, satu scene selesai direkam, meskipun tidak begitu sempurna, tapi masih bisa digunakan.
Selanjutnya, Efa masih ada satu adegan film yang cukup berat, dan partner dia kali ini adalah aktor nomor 2, Nicholas.
Sebenarnya Nicholas unggul dibanding Gabe, dalam hal penampilan dan teknik akting, hanya mungkin karena dia tidak punya latar belakang, perusahaan agen juga kurang mendukung, jadi daridulu hanya bisa mendapat posisi aktor kedua, Akung sekali kemampuan akting itu tidak bisa membawanya Berjaya.
Efa merasa cukup cocok dengan aktor kedua, di sela-sela syuting pun mereka sering berbincang, dulunya mereka juga pernah syuting di tim yang sama, pernah minum bir bersama, bisa dikatakan mereka adalah teman hidup.
” Polaris, kalau tidak mari kita cocokkan teks, biar nanti pas syuting kamu tidak lupa.” Nicholas duduk di samping Efa dan tertawa.
” Tenang saja, naskah sudah Aku hafal semua, sekalipun kaget sampai pipis dicelana, Aku pun tidak akan melupakan naskah ini.” Jangan lihat Efa seharian lompat kesana kemari tanpa bisa diam, kalau urusan kerjaan, dia sangat serius kok.
Dia tidak pernah memanfaatkan identitas diri demi hak istimewa, ketika masuk ke lokasi syuting pasti mengikuti arahan apapun, giatnya dalam bekerja mengalahkan semua orang.
Tentunya jika orang tua di rumah ingin menjaganya, demi tidak membuat orangtua cemas, dia hanya bisa menerima perlakuan istimewa itu.
Nicholas tertawa dan berkata :”Dikarenakan kamu sangat mahir, Aku tidak mengganggu lagi deh. Kamu siap-siap dulu, sebentar lagi giliran kita.”
” Tidak masalah” Efa memberikan isyarat tangan OK, setelah Nicholas pergi, dia langsung mengambil handphone, kemudian selfie dan mengirimkannya ke Darwin.
—— Darwin, kamu coba lihat kostum Aku bagaimana? Sangat cantik kan? Aku tahu kamu tidak akan menjawa, tapi tidak apa-apa, asalkan dalam hati kamu sedang memuji Aku cantik.
—— Darwin, kamu pasti tidak tahu, sebenarnya setiap kali memerankan adegan perasaan, Aku selalu menganggap orang di depan adalah kamu, dengan begitu peluk dan cium tak pernah jadi masalah.
—— Darwin, sudah beberapa hari tidak ketemu kamu. Selesai syuting hari ini, Aku traktir kamu makan ya.
—— Aku tahu kamu tidak akan menjawab Aku, tapi tidak ada yang perhitungan denganmu. Aku sebentar lagi mulai syuting, adegan dengan menggunakan tali dan cukup berat. Tunggu selesai syuting aku chat lagi. Saat aku tidak berada di samping kamu, kamu boleh merindukan aku, terserah mau merindukan seperti apa.
Jelas-jelas tahu Darwin tidak akan membalas, Efa masih setiap hari mengirimkan pesan lewat Wechat, tulisan dan pesan suara bergantian setiap saat.
Teng teng teng….
Memang ini caranya agar setiap hari muncul di kehidupan Darwin, demi membuatnya terbiasa dengannya, jika suatu hari dia tidak mengusiknya, Darwin pasti merasa tidak biasa.
” Polaris, sebentar lagi giliran kamu, cepat pergi siap-siap” Asisten berkata.
“OK.” Efa mengiyakan asisten, tanpa lupa merekam video dan mengirimkannya ke Darwin, “Darwin, ingat mikirin Aku ya.”
Karena dalam hatinya memikirkan Darwin, Efa sangat ceria, yang biasanya sedikit fobia ketinggian, hari ini ketika bergantung di atas tali, sedikitpun tidak merasa takut.