Salju besar masih terus turun.
Dampak badai salju semakin meningkat.
Tentu saja daerah yang terkena dampak terburuk adalah daerah Kabut Cinta, desa-desa di bawah kaki Gunung Kabut Cinta puluhan keluarga ratusan orang terkubur salju.
Setelah menerima berita ini, departemen terkait segera mengatur pasukan udara untuk menerjunkan tim darurat, Presiden juga bergegas ke daerah bencana untuk memberi dukungan untuk tentara penyelamat dan orang-orang yang terjebak.
Siaran berita pusat nasional setiap detiknya langsung menyiarkan tindakan pekerjaan darurat tersebut, sehingga warga di seluruh negeri dapat pertama kalinya mengetahui kemajuan pekerjaan bantuan bencana di daerah bencana itu.
Namun, dibandingkan dengan badai salju diluar, dibandingkan dengan para tim penyelamat yang pergi ke daerah bencana juga bapak presiden mereka, ada sekelompok orang yang hidup dengan sangat nyaman.
Pada hari turun salju yang lebat, hal yang paling menyenangkan adalah menghabiskan waktu bersama teman-teman, menemukan kedai minuman, minum soju, makan barbecue, dan mengobrol.
Sebuah kedai minuman dengan penampilan yang tidak begitu mencolok tetapi interior dalam yang sangat nyaman dan hanga, Hari ini hanya membuka satu meja, dan sebuah tanda kecil sudah penuh tamu digantung di depan pintu.
Sebuah meja, hanya dua orang saja, lantai satu dan lantai dua semuanya kosong, tidak tahu mengapa pemilik kedai tidak menjamu tamu lain.
Kedua tamu itu duduk di jendela lantai dua kedai dan memandang ke luar jendela, hanya untuk menikmati pemandangan salju.
Namun, perhatian mereka berdua bukan pada salju di luar jendela, tetapi pada TV yang ada di dinding, TV kebetulan memutakan Saluran Berita Pusat, dan saluran berita yang ada di dalam adalah gambar ucapan belasungkawa Bapak Presiden di daerah bencana.
Miguel mengambil mikrofon besar dan meneriaki para korban dan penyelamat: “Tidak peduli berapa banyak materi dan sumber daya keuangan yang kita gunakan, kita harus melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan semua orang yang terjebak.”
“Huh, permainan kelinci ini dilakukannya benar-benar dengan bagus!” Tamu A dari dua tamu di kedai mengambil remote TV dan mematikan TV.
Tamu B yang duduk didepan tamu A mengambil kendi soju dan menambahkan segelas soju kepadanya, tersenyum ringan: “Miguel bersedia melakukan trik untuk membodohi massa, kalau begitu biarkan dia berakting, untuk apa kamu terburu-buru dengannya.”
Tamu A tampak tidak puas: “melihat popularitas Miguel semakin hari semakin tinggi, orang-orang yang mendukungnya semakin hari semakin banyak. Posisinya setiap hari semakin stabil, hanya kamu yang masih bisa duduk diam. ”
Tamu B menambahkan soju dengan penuh ke gelas tamu A dan perlahan-lahan menambahkan segelas soju untuk dirinya sendiri. Dia masih berkata dengan ringan: “Ada beberapa barang bukan miliknya, meskipun dia menyambarnya, itu juga tidak bisa menjadi miliknya.”
Tamu A melihat ekspresi samar Tamu B dan berkata: “Apakah didalam hatimu tidak ada kecemasan sedikitpun?”
Tamu B tidak menjawab kata-kata tamu A, memegang gelas dan menghirup aroma soju: “Yah, ini soju yang enak! Begitu banyak kedai, soju kedai mu yang paling harus.”
Tampang tamu B semakin acuh tak acuh, tamu A semakin cemas: “Aku mengatakan sesuatu yang serius kepadamu, omong kosong apa yang kamu bicarakan padaku. kamu ingin minum bir, dimana pun ada.”
Tamu B mencicipi seteguk soju dan berkata lagi, “Hari ini turun salju yang begitu besar, Aku tidak mudah untuk keluar. kamu temani Aku minumlah.”
Satu orang bersikeras membicara tentang apa yang disebut sebagai hal serius, sedangkan orang satunya bungkam tidak mau menyebutkan apa yang disebut sebagai hal serius, dan suasananya sejenak sedikit menemui jalan buntu.
Setelah menunggu cukup lama, melihat tamu B meneguki segelas soju, tamu A sebenarnya adalah pemilik kedai ini, dia memandang orang di hadapannya, sedikit marah: “Sebenarnya apa yangs sedang kamu pikirkan?”
Tamu B berkata: “Salju ini masih turun, tampaknya akan semakin membesar. Hari ini, beberapa desa di bawah gunung Kabut Cinta terkubur, siapa tahu besok masih ada lebih banyak tempat yang terkubur.”
Pemilik kedai sangat cemas mengangkat segelas anggur memasukkannya kedalam mulut dan berkata, “Apa hubungan turun salju ini dengan apa yang Aku katakan kepadamu?”
Tamu B tersenyum dan perlahan berkata, “Selama salju tidak berhenti, bencana akan berlanjut. Satu lokasi bencana dua lokasi bencana, masih bisa diatasi…… Jika daerah yang terkena dampak bencana meluas, pemerintah takutnya kerepotan. ”
Kata-katanya begitu jelas, akhirnya pemilik kedai mengerti, didalam hatinya tersenyum , tertawa haha: “Selama pemerintah tidak tepat waktu, masyarakat pasti akan mengeluh, pada saat itu secara alami akan ada orang yang mendorong Miguel untuk turun.”
Tamu B menyesap sojunya, dan di antara kedua alisnya ada hawa dingin dan senyum yang tak terhindarkan, tetapi dia tidak melanjutkan untuk menjawab pemilik kedai
Pemilik kedai menambahkan: “Sepertinya kita berdua harus bersulang berharap salju ini akan turun beberapa hari lagi, jangan sampai berhenti.”
“Ya, bersulang.” Tamu B sedikit menyipitkan mata, dan ada kilatan yang sangat menghina di dalam matanya.
Menurut pendapatnya, meminta salju turun beberapa hari lagi, hanyalah gagasan beberapa orang yang tidak berguna, dia asal-asal mengatakannya, orang bodoh ini benar-benar percaya.
Dia benar-benar tidak mengerti, orang itu begitu pintar, bersembunyi di balik layar begitu lama, bagaimana dia bisa menggunakan bawahan seperti itu?
Namun, dia juga hanya mengambil uang untuk melakukan sesuatu untuk orang, Orang itu ingin menggunakan bawahan semacam apa dia tidak bisa mengurusnya, juga tidak ingin mengurusnya.
Hanya saja setiap kali berbicara dengan orang bodoh seperti itu, benar-benar lelah sedikit.
……
Karena jawaban dari Derick, Oriella segera dapat pergi ke samping Miguel menjadi penerjemahnya.
Sewaktu memikiran nantinya setiap hati bisa pergi bekerja dengan Abang Hansel, kemudian pulang kerja bersama, di dalam hati Oriella ada kebahagiaan yang tak terlukiskan.
Dia begitu bersemangat sehingga dia berguling beberapa putaran di atas sofa dan berlari beberapa putaran di sofa, tampak seperti orang gila kecil yang kehilangan akal.
Bersemangat, Oriella memikirkan keluarganya yang jauh di New York, tapi sekarang disaat disini sore hari, New York sana tengah malam, tidak terlalu baik menelpon menganggu mereka.
Dia bersabar, tetap tidak bisa tahan, mengambil ponselnya dan menelpon ponsel ibunya. Dia mengira ibunya akan mematikan ponsel. Siapa tahu dia baru saja menelponl dan ibunya langsung mengangkat.
Di speaker ponsel sang ibu lembut dan memiliki sedikit suara mengantuk: “sayang, ada apa menelpon di tengah malam?”
“Bu, maaf membangunkanmu.” Oriella memainkan lidahnya. “Aku terlalu senang, aku ingin berbagi kegembiraanku dengan seseorang.”
“sayang, tidak masalah.” Suara Ariella semakin lembut. “Besok adalah akhir pekan, aku bisa tidur sedikit lebih malam. Kamu ada apa ceritakan padaku.”
“Bu, kamu benar-benar baik!” Oriella sangat ingin masuk ke dalam pelukan ayahnya bermanja.
Dalam kehidupan ini, hal yang paling membahagiakan baginya adalah memiliki ayah dan ibu yang begitu baik dan juga keluarga yang begitu baik.
Ibu mereka secara pribadi memanjakannya seperti bayi, jadi dia tidak pernah merasakan perasaan seperti Abang Hansel yang tidak dicintai ayah dan tidak sayang ibu.
“Anak bodoh, kamu adalah anak kesayanganku dengan ayahmu!” Ariella tertawa. “Kamu bicarakan, hal baik apa yang ingin kamu bagikan denganku?”
“Hei hei …” Oriella menyeringai. “Bu, aku bisa pergi bekerja disamping Abang Hansel.”