“Apakah Riella ingin mencobanya?”
“Mau.”
“Baik, mama akan membantumu memakainya.”
Ariella membantu Riella memakai sepatu Kristal yang cantik, melihat kaki Riella yang memakainya: “iya, Riella memakainya menjadi sangat cantik.”
“Ibu, Riella ingin memamerkannya kepada ayah dan kakak Hansel.” Riella kecil duduk diatas kursi, menggerak-gerakkan kaki kecilnya, dia sangat menyukai sepatu kecilnya.
Ariella mengelus kepala Riella, dengan lembut berkata: “ayah sedang sibuk bekerja. Riella pergi mencari kakak Hansel saja, biarkan kakak Hansel melihat bagaimana?”
“Baik.” Riella kecil memeluk Ibunya dan menciumnya, lalu pergi meninggalkan.
Melihat punggung Riella yang berlari menjauh, Ariella merasakan rasa sakit dihatinya.
Hari ini seluruh keluarga berkumpul bersama, begitu banyak orang yang memberikan selamat kepada Riella, padahal hari ini sudah jelas-jelas merupakan hari yang membahagiakan, tetapi hati Ariella sama sekali tidak merasa senang, hatinya masih memikirkan kedua mata Carlson.
Bagaimana jika??..
Setiap memikirkan kemungkinan, hatinya merasa sangat sakit.
Dia memberi tahu diri sendiri, tidak lagi memikirkannya, tetapi tetap tidak bisa menahannya pikirannya.
Ariella membereskan hadiah yang berada di kamar, pada saat dia ingin pergi menuju ruang baca mencari Carlson, seketika handphone yang berada di tangannya berbunyi.
Dia mengambil dan melihatnya, di layarnya terdapat petunjuk [nomor yang tidak tercantum].
Melihat hal ini, hati Ariella merasa sedikit terkejut.
Ternyata adalah nomor yang tidak dikenal!
Siapakah yang menelepon?
Ariella menggigit bibirnya berpikir sebentar, tapi tetap saja mengangkatnya: “Halo!”
Didalam handphonenya tidak ada suara sama sekali, Ariella kembali bertanya: “anda siapa?”
Tetapi sama sekali tidak ada tanggapan.
Jika sebuah nomor yang tidak dikenal, maka dia sudah pasti tidak akan mengangkatnya, tetapi ini merupakan[nomor yang tidak tercantum] hatinya merasa sangat penasaran, dia ingin tahu siapa itu.
“Kamu adalah siapa? Apakah kamu ingin mencariku untuk suatu hal?” Ariella bertanya kembali.
Karena dahulu sudah banyak terjadi hal yang tidak bagus, bahkan Sandoro yang tinggal di wilayah militer bisa terbunuh, Ariella sama sekali tidak berani membayangkan.
Dia sangat khawatir jika orang jahat itu akan berbuat sesuatu kepada dia atau keluarganya, mungkin saja dia bisa melalui handphone mendengar suatu informasi.
Tetapi tidak peduli bagaimanapun dia menanyakannya, dia masih saja tetap tidak mendapatkan balasan.
“Kamu sebenarnya siapa? Kamu ingin melakukan apa?” diseberang sana sama sekali tidak terdengar suara apapun, Ariella merasa sangat khawatir.
Lalu menunggu sebentar lagi, tetapi di seberang sana sama sekali belum terdengar suara, hanya terdengar suara orang yang sedang sibuk bekerja.
Ariella mengambil handphone nya dan segera berlari keluar mencari Riella kecil dan Carlson.
Pada saat Ariella baru keluar dari pintu, dia sudah bisa melihat Hansel sedang menggengam tangan Riella sedang berjalan di koridor, dua orang sedang berbicara terlihat sangat bahagia.
“Ibu, kakak Hansel berkata sepatu ini cantik.” Riella kecil berkata dengan bahagia.
“Iya, kamu mainlah baik-baik dengan kakak Hansel.” Ariella menstabilkan kecemasannya, tersenyum kepada mereka.
Setelah melewati mereka, dia dengan terburu-buru berjalan kearah ruang baca Carlson, dia tidak mengetuk pintu dan langsung menerobos masuk.
Melihat Carlson yang sedang duduk didepan meja kerja, dia menghembuskan nafas leganya.
“Kenapa?” Carlson menaikkan kepalanya melihat Ariella.
“Tidak, tidak apa-apa.” Ariella berjalan menuju kesamping ruang kerjanya, melihat Carlson sedang melakukan rapat menggunakan video.
Meskipun dia tidak bisa melihat, tetapi dia masih bisa mendengar laporan, maka dari itu masalah perusahaan, dia dengan sama masih bisa melakukannya dengan baik.
“Benar tidak ada apa-apa?” Carlson bertanya. Jika benar-benar tidak ada apa-apa, Ariella tidak akan mungkin masuk tergesa-gesa kedalam ruang bacanya.
“Tidak ada apa-apa.” Mungkin hanya dia yang berfikir terlalu banyak, sebenarnya tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan.
Carlson kembali menunduk dan berkata kepada pekerjanya: ” rapat hari ini sampai sini dulu, kalian bisa pergi menyiapkannya.”
Setelah selesai berbicara, dia menutup laptopnya, mendekatkan dirinya kepada Ariella: ” apakah kamu terfikir sesuatu lagi?”
“Carlson.” Ariella mengulurkan tangan dan memeluknya, berfikir apakah dia harus mengatakan pemikirannya, bagaimana jika benar ada orang yang ingin mencari masalah dengan mereka, maka mereka harus melakukan persiapan terlebih dahulu.
“Beritahu aku!” Carlson memegang dagu Ariella dan mengangkatnya, lalu tangannya yang lain mengelus rambut panjang Ariella.
Ariella mendongakkan kepalanya, berkara: “baru saja aku mengangkat sebuah telepon dari nomor yang tidak terlihat, tetapi tidak terlihat seperti orang yang salah menelepon, aku sangat khawatir.”
Carlson tertawa dan mengelus rambut Ariella: “tidak perlu khawatir, aku bisa menyuruh orang memeriksanya. Ada aku disini, apakah masih ada orang yang bisa memakanmu.”
“Aku mengkhawatirkan kalian.” Ariella tidak merasa khawatir lagi, lelaki ini masi begitu santai, tidak tahu apakah dia mengerti dengan jelas apa yang sedang Ariella bicarakan?
Carlson dengan cepat mengambil handphonenya, dengan ingatan yang sangat jelas mengetik nomor Henry dan meneleponnya: “pergi periksa nomor yang barusan saja menelepon Ariella, nomor yang tidak terlihat itu berasal dari mana, lebih cepat lebih baik.”
Setelah selesai berkata Carlson mematikan teleponnya, Ariella masih merasa khawatir: “Apakah bisa diperiksa?”
“Jika tidak memeriksanya tentu saja tidak akan bisa terlacak.” Carlson mengelus kepalanya, berkata, “Ariella, Sandoro sudah meninggal, semuanya sudah berlalu, tidak akan kejadian lagi hal seperti ini. Kamu tidak usah khawatir.”
“Tapi??.”
Ariella masih belum menyelesaikan ucapannya, Carlson menundukkan kepalanya dan menciumnya, membuat ucapan yang ingin dikatakan oleh Ariella tidak jadi diucapkannya.
Ariella ingin melepaskannya, tetapi sudah ditahan oleh kedua tangan Carlson, membuat kedua orang itu tertempel dengan sangat erat.
Carlson memeluk erat pinggang Ariella, memberikannya sekali lagi ciuman yang sangat dalam.
Berlangsung tidak lama, Ariella merasa nafasnya sudah hampir habis, dan akhirnya Carlson melepaskan dia.
Carlson melihat Ariella, dari imajinasi ciuman Ariella dan dirinya tadi, sekarang wajah Ariella pasti sudah sangat memerah.
Melihat wujudnya yang sangat kasihan dan kesal, Carlson tidak bisa menahan dan mengeluarkan senyumannya.
Mendapat kebebasan, Ariella memukul Carlson, tetapi pada saat mendarat di tubuh Carlson, dia sama sekali tidak menggunakan kekuatan apapun.
Wajah Ariella memerah, dengan nafas yang terengah-engah berkata: “Tuan Carlson, aku sedang berbicarakan hal yang serius denganmu, tetapi kamu malah membuatnya berantakan.”
Carlson menyembunyikan senyumannya, dan berkata dengan serius: “ciuman bisa membantu kita mendinginkan suasana dan mendekatkan hubungan antara suami dan istri. Aku sedang berusaha untuk mendekatkan hubungan antara suami istri diantara kita, bagaimana bisa dikatakan membuatnya berantakan?”
Ini adalah Carlson yang Ariella kenal, selalu bisa melakukan suatu hal untuk bisa meredamkan suasana, mengatakan suatu hal yang tidak serius dan melakukan suatu hal yang tidak serius juga.
“Waktu masih pagi, pergi denganku kesuatu tempat.”
“Pergi kemana?”
“Ikuti aku.”
“Baik.”
Ariella menggenggam tangan Carlson, berjalan di koridor, lalu menaiki lift hingga kelantai paling atas.
Setiap kali Carlson menggenggam tangan Ariella dan melangkah, setiap langkah nya terlihat begitu tenang dan stabil.
Jika tidak mengetahui situasinya, maka siapapun tidak bisa melihat bahwa kedua mata Carlson sama sekali tidak bisa melihay dengan jelas.
Lantai paling atas sangatlah kosong, sama sekali tidak ada barang apapun, Ariella tidak mengerti mengapa Carlson membawanya kemari?
Carlson menggengam tangan Ariella, berkata: “orang dirumah sangatlah banyak, temani saya duduk disini, kita melihat bintang bersama-sama.”
“Baik. Kamu lihat disebelah sana ada tujuh bintang, dan juga??.”
Ariella menganggukkan ringan kepalanya, bersender pada bahu Carlson, melihat bintang di atas langit, menggunakan Bahasa yang sangat lembut menjelaskannya kepada Carlson.