Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 222 Tidak Terhasut





“Polaris, lain kali kalau adegan berbahaya seperti ini mending kita pakai stuntman aja.” Terry tidak berkata apapun, malah Rory yang selalu menemani di sampingnya yang cemas dan takut.





Dia juga pernah menasehati Efa berkali-kali, adegan berbahaya harus pakai stuntman, tetapi Efa tidak mendengarnya, stuntman pun dilahirkan orang tua nya, mana boleh mengeluarkan uang untuk orang lain berkorban diri sendiri.





Setiap kali melihar Efa bergantung di tali, Rory pasti cemas hingga keringat dingin bercucuran.





Keluarga Efa begitu kaya, uang jajan Efa saja cukup untuk dipakai beberapa orang seumur hidup, bingung juga kenapa dia kerja begitu giat?





Melihat tali perlahan semakin tinggi, tidak tau kenapa, Rory hari ini terlihat sangat cemas, seperti akan terjadi sesuatu yang buruk.





Mendengar suara gerek tali, setiap kali bergerek, hati Rory seperti dicubit semakin kuat, pandangan mata senantiasa fokus pada Efa.





Tiba-tiba, tali itu putus, Rory melihat dengan mata sendiri Efa jatuh dari ketinggian, kaget hingga menjerit : “Aaaaa”





Semua petugas di lokasi syuting panik, seketika tidak tahu apa yang harus dilakukan, ada juga yang ikutan menjerit, lokasi syuting langsung berantakan.





Rory melihat Efa jatuh dengan kecepatan tinggi, dengan cepat menghampirinya dan berharap dapat menangkapnya.





Tetapi, meski dia sudah berusaha maksimal, tetap tidak dapat menangkap Efa, mata terbelalak melihat Efa jatuh di depannya, terdengar suara “Bruk..”, debu beterbangan.





“Aduh,duh…mama…” Efa kesakitan hingga pucat, seperti satu badan hancur terbanting.





“Polaris——” Rory dengan cepat berlari menghampiri, dengan cepat berlutut di depan Efa,”Apa yang kamu rasakan sekarang?”





” Aku merasa seperti akan mati.” Benar-benar seperti akan mati, Efa sejak kecil tidak pernah mengalami yang seperti ini, rasanya ingin menggantung petugas disana dan menjatuhkannya, biar mereka juga merasakan sakit ini.





“Kamu jangan gerak dulu, biar aku panggil ambulan.” Rory sambil menghiburnya, sambil mengambil handphone.





“Rory, apakah kamu cemas dengan aku?”





” Kamu jangan bicara dulu, simpan energi..”





“Rory, cepat ambilkan handphone Aku.”





“Polaris, kamu jangan bergerak, kamu sudah memanggilkan ambulan.” Kata orang-orang yang bertugas di lokasi syuting.





Siapapun tidak berani menyentuh Efa, dengar-dengar orang yang habis jatuh tidak boleh banyak bergerak, harus tunggu petugas ambulan sampai dulu.





“Rory, ambilkan handphone Aku.” Terry sangat ingin marah, punggungnya sakit bukan main, kalau bukan karena ingin memanfaatkan kesempatan ini supaya Darwin datang, dia mungkin tidak akan menahan selama ini.





Rory berkata dengan cemas :”Kamu memerlukan handphone untuk apa?”





“Waduh, kenapa banyak tanya sih, apa susahnya ambilkan untuk Aku.” Kalau bukan karena tulangnya patah dan tidak dapat bergerak, Efa pasti bangkit dan memukuli mereka satu persatu.





Rory ini, berada di sisinya sudah bertahun-tahun, selalu terjebak oleh kata-katanya, pasifnya minta ampun, tidak pernah melakukan perubahan, lambat laun bisa stroke karenanya.





Rory daridulu tidak pernah membantah perintah Efa, dengan cepat dia mengambilkan handphonenya, dan berkata dengan tegang dan panik:” Kamu mau ngapain? Biar Aku yang bantu saja.”





Efa malas menjawabnya, langsung membuka wechat di handphone, membuka kamera dan langsung merekam video dirinya, sambil berkata dengan tatapan memelas hati :”Darwin, tadinya berencana traktir kamu makan malam, tetapi saat syuting tiba-tiba terluka, bisa selamat atau tidak pun aku tidak tahu lagi…. Melihat Aku terluka parah begini, kamu pasti datang menjenguk. Aku tahu kamu paling baik, pasti tidak akan membiarkan aku sedih kan?





Selesai berkata, Efa memencet tombol kirim, handphone pun jatuh dari genggamannya, dia berkata dengan lemas : Rory, kejadian aku terluka ini jangan sampai terdengar oleh kakakku, juga jangan beritahu kakek dan ayah ibu, aku tidak ingin mereka cemas terhadapku.”





Kakak Kayu sudah cukup sibuk memikirkan masalah kakak ipar, Efa tidak ingin menambah beban pikirannya. Usia kakek juga sudah semakin tua, dia juga tidak ingin membuat orang-orang rumah cemas.





Kesehatan Ibu daridulu kurang baik, konsentrasi Ayah tertuju pada Ibu, Efa lebih tidak tega membuat mereka tambah cemas.





Jadi hanya Darwin yang bisa dia repotin, memang tujuannya untuk selalu mengikat Darwin.





Rory :” Tapi….”





“Tapi apa?” Efa memotong pembicaraannya dengan galak, berkata sambil menggigit gigi sendiri :”Coba tanya ambulannya sudah sampai mana? Kalau aku mati disini, memangnya mereka sanggup ganti rugi?”





Efa sungguh tidak mengerti setan apa yang ada dalam dirinya? Tadinya syuting lancar-lancar saja, talinya kok tiba-tiba putus, dan dia jatuh layaknya sebuah bola.





Apakah akhir-akhir ini dia telah tidak sopan dengan dewa di jalan, kenapa terus mencari kesialannya, kan bisa diajak kompromi baik-baik.





Efa memang punya pendirian kuat, selalu memikirkan berbagai jenis hal dan kejadian untuk mengumpulkan konsentrasi, tapi sayangnya, dia tidak terbuat dari baja, dia sudah hampir tidak bisa menahannya.





Dia berkata lagi :”Rory, Aku mau pingsan sebentar, kamu jangan kaget ya. Ingat semua yang tadi aku katakan.”





Setelah kalimat terakhir diucapkan, Efa pingsan dengan tenang, kemudian dia tidak sadar atas semuanya.





Tidak tahu bagaimana dirinya diantar ke rumah sakit, juga tidak tahu lukanya seberat apa, lebih tidak tahu lagi berapa lama dirinya pingsan.





Ketika dia sadar, yang pertama kali dilihat adalah muka Darwin yang penuh kekhawatiran.





Dia masih mengenakan seragam tentara, asalkan tidak bersuara, dia kelihatan seperti seorang pejuang yang gagah dan berani





Efa mengira dirinya salah lihat, dengan segera mengangkat tangan ingin mengusap matanya, dan saking semangatnya hingga menggesek luka di badan, membuatnya kesakitan hingga menggigit bibir, sambil meratapi nasib dan berkata: “Hukuman ini tidak cocok untuk manusia.”





“Hanya patah dua tulang loh, beberapa hari nanti juga boleh pulang, lagian kamu juga seorang pahlawan.” Darwin berdiri dekat Efa, sembari mengatakan dua kalimat dengan penuh kehangatan.





“Patah dua tulang?” Efa menatap Darwin dengan mata terbelalak, “Darwin, kamu tidak pandai merayuku tidak masalah. Sebagai seorang komandan tentara, dimana letak rasa simpati kamu?”





Darwin :” Apa itu rasa simpati? Bisa dimakan atau diuangkan?”





Efa :” Kamu—– Aku sungguh ingin menarik kamu mati bersama.”





Kalah berdebat dengannya, kalah berkelahi dengannya, apapun tidak bisa Efa menangkan dari Darwin. Bisa dibilang seumur hidup ini terlanjur dengannya, tapi tidak apa-apa, karena itu adalah Darwin, dia sangat rela.





Darwin berjalan menghampiri Efa, menahan tangan Efa yang bergerak terus tanpa diam, :”Kalau kamu bawel terus seperti ini, tidak perlu menunggu kita mati bersama, aku akan menyiapkan peti untukmu lebih awal.”





Efa :”……..”





Laki-laki ini hatinya terbuat dari apa ya? Apakah besi?





Apakah tidak bisa sedikitpun berkata lebih lembut?





Darwin :”Jangan menatapku seperti itu, aku tidak akan terjebak dengan semua itu.”

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK