Ariella tidak bisa menahan dirinya untuk memberikan Carlson tatapan malasnya, lelaki busuk, pada saat melahirkan anak hanya dialah yang merasa kesakitan, juga bukan Carlson yang merasakannya, Ariella pun tidak merasakan takut, mengapa Carlson begitu mengkhawatirkannya.
Riella kecil sangat serius memakan stawberrynya, tiba-tiba mendengar bahwa Ariella akan memberikan dia adik perempuan atau lelaki, tiba-tiba mengingat perkataan yang pernah dikatakan oleh kakak Aling kepadanya dan sekarang pun masih terngiang dengan jelas di telinganya.
Jika ayah dan Ibunya memiliki anak laki-laki maka mereka tidak akan menyayangi dia lagi??..
Ketika memikirkan hal ini, dia merasa sangat sedih, membuat bibir kecilnya terangkat seperti sudah akan menangis:”Riella tidak mau adik laki-laki.”
Ariella membuat Riella masuk kedalam pelukannya, menciumi dia, menenangkan dia:”Anakku, tidak ada adik laki-laki.”
Dahulu Riella karena takut jika setelah ada adik laki-laki, ayahnya tidak akan menginginkan dia lagi, menangis dengan sangat sedih, dan masih berkata tidak menginginkan Ibunya.
Jika mengingat hal tersebut, hati Ariella terasa sangat sakit, dia merasa menyesal bahwa tiga tahun yang lalu dia tidak menemani Riella disampingnya, tidak melihat pertumbuhannya.
“Riella, kemari ayah akan mengendongmu.” Carlson mengambil Riella kecil dari pelukan Ariella, berkata dengan lembut,”Tidak peduli ayah dan Ibu melahirkan atau tidak adik laki-laki, kami akan selalu menyayangi Riella.”
Meskipun ada adik laki-laki tetap akan menyayangi Riella?
Riella kecil melebarkan matanya dengan serius berpikir, jika mempunyai adik laki-laki, ayah dan Ibunya masih akan tetap menyayangi dia, maka dia juga ingin mempunyai adik laki-laki.
“Apakah Riella juga menyayangi mama?” tiba-tiba Ibu Carlson bertanya.
Ibu Carlson sangat menyukai anak-anak, pada saat itu setelah dia melahirkan Carlson, kesehatan tubuhnya menurun, Ayah Carlson juga sedang melakukan operasi, membuat mimpi dia untuk melahirkan anak kedua pupus ditengah jalan.
Sekarang umurnya sudah semakin bertambah, juga semakin lama semakin menyukai anak-anak, terlebih lagi ketika dia melihat anak-anak didalam rumah mereka, dia kembali berpikir, jika ada beberapa anak kecil lagi, maka itu akan menjadi lebih baik.
Tetapi karena Carlson sangat menyayangi Ariella, dia tidak ingin kembali membiarkan Ariella merasa kesakitan dan kelelahan lagi, Ibu Carlson juga bisa mengerti dengan sendirinya.
Jika anak-anak sudah tidak bersedia melahirkan anak, maka dia sebagai tetua juga tidak bisa memaksanya, dia tersenyum, berkata:”Demi memperingati Carlson yang sudah keluar dari rumah sakit, aku akan memasak makanan yang enak untuk kalian.”
“Ibu, aku akan membantumu.” Ariella mengangkat tubuhnya, dengan Ibu Carlson bersama-sama pergi ke dapur, membiarkan waktu untuk mereka kakek dan cucu tiga orang.
Pada saat Ibu Carlson dan Ariella sudah berjalan kearah dapur, Ayah Carlson membuka suara: “Sebenarnya aku ingin menunggu hingga lukamu membaik baru ingin menyuruhmu pergi menemui Sandoro, siapa yang tahu jika dia bisa dIbunuh oleh orang. Ingin mendengar melalui mulut dia sendiri penyebab kematian kakekmu dan lokasi kematiannya, tetapi sekarang sudah tidak mungkin lagi.”
“Ayah, persoalan kakek, aku akan mengurusnya.” Meskipun mata tidak bisa melihatnya dengan jelas, tetapi Carlson sudah melakukan pergerakan, pada saat dia berada di rumah sakit, dia sudah menyuruh Henry untuk pergi memeriksanya.
Itu merupakan kakek yang merawatnya sedari dia kecil hingga bertumbuh dewasa, merupakan orang yang dari kecil mengajarinya jika lelaki keluarga Tanjaya harus berdiri mandiri.
Juga karena selalu mengingat perkataan kakek, beberapa tahun ini baru bisa membuat perusahaan Aces berada dipuncak kejayaan.
“Meskipun sudah lewat beberapa hari, tetapi Darwin masih belum ada perkembangan, meskipun sudah jelas jika sang pembunuh sudah meninggalkan petunjuk, tetapi tetap membuat orang tidak bisa melacaknya. Seperti sedang mempermainkan Darwin, meskipun sudah memberikan petunjuk, tetapi tetap tidak bisa menemukan petunjuk.” Membahas soal ini, Ayah Carlson merasa sangat khawatir.
Mereka sangat mengetahui dengan jelas kepribadian Darwin, dengan mendesaknya, tidak memungkinkan dia bisa melakukan hal yang menggetarkan dunia dan bumi dengan hal yang terjadi.
“Sepertinya pembunuh ini sangat mengetahui kepribadian paman kecil.” Carlson menurunkan Riella kecil, dan berfikir,”Motif pembunuh adalah untuk membuat pemikiran dia menjadi berantakan, maka kita hanya harus menyuruh paman kecil untuk tidak memeriksanya terlebih dahulu.”
Mengejar petunjuk yang diberikan oleh pembunuh, tidak tahu akan mendapatkan hal apa, lebih baik jika tidak bergerak terlebih dahulu, tidak menutup kemungkinan jika mereka malah bisa mendapatkan hasil diluar dugaan mereka.
Ayah Carlson berkata dengan khawatir:”Kepribadian paman kecilmu, kamu mengetahui dengan jelas, pembunuh memberikannya sebuah petunjuk, menyuruhnya untuk berhenti memeriksa, takutnya tidak akan bisa.”
Carlson mengeluarkan senyumannya, berkata:”Ayah, kamu tidak usah lagi memikirkan hal ini. Nanti aku akan meneleponnya, dengan dia berbicara baik-baik.”
“Kakek, Riella ingin dipeluk kakek.” Riella kecil masuk kedalam pelukan Ayah Carlson, dengan bahagia berputar dua kali.
“Iya, Riella kita tidak disangka sudah berusia 4 tahun.” Ayah Carlson memeluk Riella, membelai lembut kepalanya,”Carlson, Ariella sudah kembali, tahun ini mari kita buatkan pesta ulang tahun untuk Riella kecil.”
Hari kelahiran Riella kecil, adalah “hari kematian” Ariella.
Tiga tahun yang lalu, siapapun tidak ada yang berani berkata untuk mengadakan pesta ulang tahun bagi Riella kecil, karena hal itu juga Riella meskipun sekarang sudah berumur 4 tahun tetapi tidak pernah mengadakan pesta ulang tahun sama sekali.
“Iya, baik.” Carlson menganggukkan kepalanya, dengan cepat menyetujuinya.
Mengadakan pesta ulang tahun untuk Riella kecilnya, pada saat yang sama juga untuk merayakan kembalinya Riella besarnya, sangat baik.
Di dalam dapur, Ibu Carlson dan Ariella juga sedang berdiskusi tentang Riella kecil.
Hari ini adalah bulan 8 tanggal 22, ulang tahun Riella kecil adalah bulan 4 tanggal 28, hanya beberapa hari lagi Riella sudah berusia genap 4 tahun.
Waktu 4 tahun dibilang panjang juga tidak panjang, dibilang pendek juga tidak pendek.
Beberapa tahun ini merupakan waktu yang sangatlah panjang bagi Carlson, Ibu Carlson yang melihat dia bertapa sangat merindukan istrinya, melihat dia yang sangat menderita, apapun tidak bisa dilakukannya, mengingat masa-masa itu membuat jiwanya terasa tercabik-cabik.
Ibu Carlson berkata:” Carlson anak itu sangat keras kepala, dia berkata jika kamu sangat hidup, menugaskan orang-orang untuk mencarimu di seluruh dunia, melihatnya aku juga bisa merasakan bertapa sakit hatinya.”
“Ibu??.” Ariella menghembuskan nafasnya dengan berat, berkata,”Kedepannya aku akan menjaga dia baik-baik, tidak akan membuat dia merasakan sakit lagi.”
“Iya. Cukup dengan kamu yang berada disampingnya, itu sudah sangat cukup buatnya.” Anak ini sangatlah mirip seperti ayahnya, jika sudah dengan satu wanita, dia tidak akan berfikir untuk mencari yang lain lagi.
Hati Ibu Carlson sangatlah senang, tiba-tiba berkata:”Carlson sangatlah beruntung bisa menikahi istri yang sangat baik sepertimu, juga masih ada Riella kecil anak perempuan yang begitu lucu.”
Ariella tertawa, berkata:”Ibu, bukan Carlson yang beruntung menikahi diriku, tetapi akulah yang beruntung, bisa menikah dengan suami sebaik dia.”
“Melihat perasaan kalian yang bisa sebagus ini, hatiku pun juga merasa sangat bahagia.” Ibu Carlson memotong sayur, dan berkata,”Dahulu Carlson tidak begitu menyukai berbicara, aku masih khawatir jika dia menikah nantinya dia tidak akan mengerti bagaimana cara mencintai istrinya. Tetapi sepertinya aku sebagai Ibunyalah yang tidak mengerti dia. Dia begitu bisa menjaga adik perempuannya, juga bisa menjaga istri dan menjadi ayah yang baik, maka dari itu juga dengan banyak mendengar dan melihat, dengan secara alami kita akan bisa mempelajarinya.”
Ariella tertawa:”Gen yang baik, juga mempunyai hubungan dengan kepribadiannya.”
Pada saat dia menikah dengan Carlson, Ariella masih mengira jika dia akan melewati seumur hidupnya dengan sesorang yang begitu kaku seperti tentara. Tidak disangka jika Carlson merupakan seseorang lelaki yang bisa berubah untuknya.
Ada kalanya, Ariella berharap jika Carlson lebih memikirkan dirinya sendiri, atau seperti dulu yang begitu dingin seperti es, dengan begitu Carlson tidak akan berbuat begitu banyak demi dirinya.
Carlson selalu melakukan apapun untuk dirinya, sedangkan dirinya tidak pernah melakukan apapun untuk Carlson, setiap kali dia memikirkan hal ini dia akan selalu merasa sangat sakit.