“Barusan aku meneleponmu, kenapa tidak angkat?” Carlson sambil membantu Oriella mengeringkan rambut sambil bertanya pada Ariella.
“Aku sedang memandikan Oriella, ponselku aku tarud di aula jadi tidak terdengar.” Ariella mendekati Carlson, bertanya, “Ada apa kamu meneleponku?”
“Orang yang ingin kamu cari, aku sudah membawanya pulang, nanti kamu lihat puas atau tidak?” bagaimanapun mengadopsi anak adalah masalah suami istri, sebelum membawa Shawn kembali Carlson ingin mendiskusikannya dulu dengan Ariella, tapi Ariella tidak mengangkat telepon.
Ariella bertanya: “Abang untuk Oriella?”
Mendengar kata Abang, mata Oriella bersinar dalam seketika, membuka matanya yang indah dengan besar melihat ayah dan ibunya.
“En.” Carlson menganggukkan kepala, lalu mengelus kepala Oriella, “Apakah Oriella menginginkan seorang Abang?”
“Abang? Oriella mau Abang.” Di dalam pengetahuan Oriella, Abang adalah abang Hansel, jangankan mengadopsi anak, kalau Oriella menginginkan bulan di langit, Carlson bahkan akan memikirkan cara untuk mendapatkan untuknya.
“Ayah, Oriella ingin lihat abang.” Oriella tidak sabar ingin bertemu dengan abang Hansel, rambut sudah kering atau belum pun sudah tidak penting.
Tapi saat dia melihat “Abang”, Oriella dengan kecewa menangis, suara yang tajam terdengar di setiap sudut rumah.
Yang berdiri di hadapannya adalah anak laki-laki kurus, anak laki-laki itu membuka mata dengan besar dan dengan penasaran menatapnya.
Orang ini bukanlah abang Hanselnya.
Abang Hanselnya sangat tinggi sangat tampan, abang Hansel bisa menggendongnya, bisa membiarkanya duduk di lehernya, abang Hansel bisa melindunginya.
Dia tidak ingin orang lain menjadi Abangnya, dia hanya ingin abang Hansel.
“Oriella sayang, ada apa?” melihat putrinya tiba-tiba menangis dengan begitu sedih, hati Carlson pun terasa sakit.
“Oriella tidak mau Abang itu, Oriella ingin abang Hansel.” Oriella berada di pelukan ayahnya dan menangis, seperti langit akan runtuh.
Barusan saat mendengar ayahnya mengatakan Abang, di kira abang Hansel sudah kembali, tapi yang dia lihat bukanlah abang Hansel.
Tidak melihat abang Hansel, Oriella yang masih kecil itu hanya bisa menggunakan cara yang langsung untuk mengungkapkan perasaannya.
Dia tidak hanya menerima 10ribu rasa sakit, dia bahkan menerima 100 juta rasa sakit.
Merasa seluruh dunia penuh dengan kejahatan.
Melihat Oriella tidak menerima dirinya dan juga menangis dengan begitu sedih, mata anak laki-laki itu pun memerah, tapi dia tetap menahan tangisannya.
Dia terlihat pendek, tapi dia sudah berusia 11 tahun, ada banyak hal dia sudah mengerti.
Dia sangat jelas, ayah dan ibunya sudah meninggal dalam kecelakaan, hanya tersisa dia sendiri, dia sudah menjadi anak yatim piatu, adalah anak yang tidak disayangi siapapun, jadi dia bahkan tidak ada hak untuk menangis.
“Oriella, lihat abang Shawn, kalau kamu tidak menerimanya, dia juga akan merasa sedih.” Ariella mengusap air mata Oriella, membiarkannya melihat kak Shawn.
Oriella kembali mengangkat kepala melihat anak laki-laki itu, hanya melihat mata anak laki-laki itu memerah, kelihatannya sangat sedih.
Dia tiba-tiba merasa tidak tega, tidak ingin anak laki-laki itu bersedih karena dirinya.
Ariella dengan sabar menasehatinya berkata: “Oriella, abang akan seperti ayah dan ibu begitu menyayangimu, abang akan menemanimu pergi ke sekolah bersama, apakah kamu tidak suka?”
“Tapi……tapi……dimana abang Hansel?” Oriella mengucek matanya berkata.
Di dalam ingatan Oriella, setelah memiliki Abang ini, maka tidak akan ada abang Hansel lagi.
Dia masih menunggu dirinya dewasa, dia masih ingat, setelah dirinya dewasa, abang Hansel pasti akan kembali ke sisinya.
Sekarang datang seorang kak Shawn, bukankah itu berarti abang Hansel tidak akan kembali mencarinya lagi?
Oriella lagi-lagi masuk ke pelukan ayahnya, menangsi dengan begitu sedih, dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan?
Menerima Abang ini menjadi Abangnya, dia bukan sangat bersedia, tapi dia juga tidak ingin melihat Abang ini bersedih karena dirinya.
“Oriella sayang, jangan menangis lagi, ayah akan menyuruh paman membawa Abang ini pergi, kalau Oriella tidak mau yah sudah.” Carlson tidak pernah tega melihat putrinya sedih.
Dulu saat menyelamatkan Hansel yang terluka, itu karena satu kata dari Oriella, ingin membuat Hansel tinggal juga karena Oriella menyukainya.
Semua yang disukai Oriella, Carlson tidak akan menolak, kalau yang tidak diinginkan Oriella, Carlson juga tidak akan memaksanya.
Tidak peduli masalah apa, terhadap Carlson, keinginan putrinya selamanya berada diurutan nomor 1.
Pemikiran Ariella sama dengan Carlson, saat ini dia melihat anak laki-laki itu dan tidak tahu harus mengatakan ucapan apa, suasana pun menjadi canggung.
“Adik, Abang akan menjagamu, akan melindungimu.” Disaat yang paling menegangkan, Shawn mengangkat tangan menepuk dadanya yang kurus, menggunakan suara anak-anaknya mengatakan janji yang sangat berat.
Shawn barusan kehilangan kedua orang tuanya, dibawa kembali oleh mereka dan dibawa pergi lagi, itu pasti akan meninggalkan trauma baginya.
Memikirkan ini, sebagai ibu dari seorang anak, Ariella pun tidak tega, dia tetap berharap Oriella bisa menyetujui Shawn untuk tinggal.
Ariella barusan ingin mengatakan sesuatu, Oriella pun mengangkat kepalanya dari pelukan Carlson, mengucek matanya yang merah dan bengkak, dengan suara yang lembut berkata: “Ayah, biarkan abang tinggal.”
Hanya sebuah kata sederhana Oriella, membuat Shawn berhasil tinggal di rumah Tanjaya dan mengubah takdir seumur hidupnya.
………
Carlson dan Ariella resmi mengadopsi Shawn, Shawn mengganti nama menjadi Sebastian Tanjaya, namanya sudah dimasukkan ke dalam buku keluarga, dan juga masuk ke dalam keluarga Tanjaya.
Mengadopsi anak bagi keluarga Tanjaya adalah hal yang sangat besar.
Walaupun tidak mengadakan acara besar, tapi semua keluarga Tanjaya pun berkumpul bersama dan memberikan hadiah untuk Shawn.
Ayah dan ibu Tanjaya selalu menghargai keputusan anaknya, masalah Carlson selalu dia putuskan sendiri, jadi terhadap masalah mengadopsi anak, mereka sama sekali tidak ada tanggapan.
Setelah mendapatkan kabar, mereka pun sibuk mempersiapkan hadiah, Sebastian mulai dari hari ini adalah cucu pertama dari keluarga Tanjaya, hadiah yang mereka berikan tentu tidak sembarangan.
Efa barusan mulai shooting 2 hari, begitu mendapatkan kabar ini, dia pun tetap mencari waktu untuk kembali.
Dia juga adalah anak yang diadopsi keluarga Tanjaya, kakek kandungnya juga pernah menyakiti kakek Tanjaya, tapi keluarga Tanjaya tidak menyalahkannya, dan tetap memperlakukannya seperti dulu.
Sifatnya sangat emosional, tapi dia lebih mengerti bersyukur, mengadopsi anak adalah masalah besar dalam keluarga, tidak peduli betapa sibuk, dia tetap menyisihkan waktu untuk pulang.
Mengenai Darwin, lebih tidak perlu dikatakan lagi.
Semenjak dia dan Efa bersama, setiap malam kalau tidak memeluk Efa dia pun tidak bisa tidur.
Setelah Efa mulai shooting, dia kembali melewati kehidupan jomblo, satu hari seperti satu tahun.
Hari ini Efa kembali dari shooting, kesempatan yang begitu baik, dia mana mungkin melewatinya.