Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 228 Tidak Ada Seorang Pun Yang Cocok





Alis mata terangkat, bibir tersenyum dan pandangan mata jernih, ekspresi seperti ini dapat dipastikan murni tertawa, pasti tidak ada maksud lain.





Henry sungguh tidak mengerti, kenapa sekali membahas Zeesha, manager Carlson tertawa begitu heboh?





Melihat Manager Carlson sejenak, Henry mencoba memanggil :” Manager, Manager Carlson…”





“Tidak apa-apa, silahkan keluar.” Carlson melambaikan tangan, dengan pandangan mata yang bersinar-sinar, Henry yang melihatnya pun merinding.





Setelah keluar dari ruangan itu, Henry masih berpikir dimana letak kesalahan dia, sehingga membuat Manager Carlson menghukumnya dengan senyuman itu.





Henry tahu saat ini Carlson dapat mendengar semua perkataan Ariella, tetapi sama sekali tidak tahu bahwa Carlson tertawa dan tersenyum tadi karena mendengar perkataan Ariella.





Ketika Carlson meminta Henry mengutus orang untuk mengikuti gerak gerik Zeesha, tiba-tiba muncul suara perkataan Ariella dari headset yang sedang dipakai.





“Anak kecil, kenapa Kakak lihat kamu semakin besar semakin mirip dengan Kakak. Apakah karena Kakak dan Ibumu cukup mirip, jadinya kamu juga semakin mirip dengan Kakak?”





Carlson mendengar Ariella mencium Riella, juga mendengarnya berkata :”Lihatlah dirimu tertidur hingga seperti babi kecil, kamu pasti tidak bisa menjawab kata-kata Kakak. Kalau begitu kamu tidur yang pulas saja disini, setelah bangun nanti baru Kakak bawa kamu makanan yang enak-enak.”





“Ariella.”





Tiba-tiba terdengar suara seorang lelaki dari headset itu, Carlson langsung mengerutkan kening.





“Manager.”





“Dengar-dengar kamu sibuk hingga tidak ada waktu untuk makan siang, Aku membawakan nasi kotak untukmu.” Kata laki-laki itu dengan suara yang sangat halus.





“Manager, ini sungguh tidak enak hati.”





“Kita adalah teman kerja, apanya yang tidak enak hati.” Dapat terdengar, laki-laki itu sedang tertawa.





“Kalau begitu terima kasih Manager!”





“Jangan sungkan seperti itu, lain kali perlu bantuan apa langsung beritahu Aku saja.”





Carlson tiba-tiba galau, tetapi Ariella daridulu tidak ingin merepotkan orang… … jadi pasti kana menolak laki-laki ini.





Baru saja dia berpikir demikian, terdengar suara jawaban Ariella dengan lembut —–





“Baiklah.”





Carlson merasa ada yang menekan jantungnya, membuatnya susah bernafas.





“Eh, anak lucu dan cantik ini punya siapa? Aku sering melihat dia datang mencarimu.”





“Aku akrab dengan dia, tapi tidak dengan keluarga dia.”





Entah sudah menyimak kalimat terakhir dengan baik atau tidak, Carlson dengan daya tangkap lambat tiba-tiba menyadari kenyataan terburuk—– Ariella yang sekarang telah melupakan semua masa lalunya.





Dalam ingatan Ariella, dia single, single berarti bebas pacaran, Ariella juga sangat hebat dalam berbagai bidang, lelaki yang mengejarnya pastilah tidak sedikit… … kalau sampai ada orang mengejar Ariella di depan dia, dia harus bagaimana?





Carlson menjadi tidak bisa diam, saat ini dia sangat ingin muncul di hadapan Ariella, kemudian menggandeng tangannya dan mengumukan bahwa Ariella miliknya.





Ketika memikirkan ini, Carlson telah sampai di depan pintu kantor, hendak membuka pintu tetapi terhenti lagi. Untuk sekarang, kebebasan apa yang dia miliki?





Dia sangat berharap Ariella datang ke ajang mencari pasangan lagi, dengan begitu dia bisa melangkahi semua peserta dan langsung melamar Ariella di depan umum.





Ariella pernah menjanjikan kepada dia, apakah sekarang akan menepatinya?





Asalkan ada cara untuk membawa pulang Ariella, yang lain tidak jadi masalah.





……





Belakangan ini hal paling bahagia bagi dia adalah pulang kerja tiba di rumah bisa mencicipi sayur hangat buatan Ayah.





Yang disiapin Ayah malam ini adalah beberapa sayur khas Khek, ada ayam rebus, tahu Khek, tumis sayur hijau.





Semua adalah sayur dan lauk yang sering dijumpai di keluarga Khek, tetapi jika Ayah yang memasaknya, sekalui melihat langsung meningkatkan nafsu makan.





Ariella mencicipi tahu buatan Ayah, langsung mengangguk kepala dan memuji :”Ayah, kemampuan memasak Ayah nampaknya menjadi semakin baik.”





Zeesha melepas celemek yang sedang dia pakai sembari berkata :”Semua ini karena kesukaan kamu, Ayah ingin kamu makan yang bergizi, makanya berlatih terus untuk memasaknya.”





Mendengar apa yang dikatakan Ayah, Ariella merasa terharu dan hampir meneteskan air mata, tetapi setelah berkedip beberapa kali, air mata berhasil ditahan :”Terima kasih Ayah!”





Ariella masih ingat ketika dirinya jatuh sakit parah, untuk kejadian sebelum itu sudah dilupakan semuanya, dia mengunci diri dalam rumah, hanya Ayah yang datang membujuknya dan membawa dia selangkah demi selangkah keluar dari keterpurukan itu.





Jika bukan karena Ayah yang sabar menemaninya, pasti tidak aka nada Ariella yang bangkit kembali.





“Anak bodoh, kenapa begitu sungkan sama Ayah. Kamu adalah anak Aku, tentunya Aku baik terhadapmu.” Sembari berbicara, Zeesha mengambilkan sayur untuk Ariella,”Lihatlah dirimu hari ini kerja hingga begitu malam pulangnya, pasti sangat capek, makan yang banyak ya.”





“Sebenarnya bukan karena banyak kerjaan, Aku baru saja kenalan dengan seorang anak kecil yang lucu, pulang kerja aku menunggu keluarganya datang menjemputnya, setelah itu baru pulang.” Ariella mengatakannya tanpa pembelaan.





Bagaimana mungkin Zeesha tidak tahu dia kenal dengan seorang anak perempuan, bahkan tahu dengan sangat jelas siapa anak perempuan itu, dia hanya ingin mengetes apakah Ariella akan berkata jujur dengannya.





Mendengar perkataan Ariella, Zeesha langsung tenang, kemudian mengambilkan sayur lagi untuknya :”Mengasuh anak kecil lebih capek, seharusnya makan lebih banyak lagi.”





Di mulut mengatakan kalimat-kalimat mencemaskan, di dalam hatinya malah tertawa : Wahai Carlson, melihat istri sendiri, Ibu dari sang anak ada di depan, tapi tak mampu mendapatkannya, perasaan ingin menggapai tapi tidak kesampaian seperti ini pasti sangat indah.





Jika Carlson lebih bijak dan mencarinya lebih awal, asalkan membantunya mengerjakan apa yang ingin dia kerjakan, mungkin Zeesha akan mengembalikan Ariella ke Carlson dengan lapang hati.





Tetapi Carlson tidak melakukannya — —





Zeesha berkata lagi :”Ariella, beritahu Ayah, apakah lelaki yang mengejarmu belakangan ini banyak?”





Yang ditanya Zeesha adalah banyak atau tidak, bukan ada atau tidak, ini berarti yang mendekati Ariella dari dulu memang tidak sedikit.





Ariella makan dengan lahap, mengangkat kepala melihat Sang Ayah sejenak, dan menggelengkan kepala.





Dia tidak senang berkomunikasi dengan orang asing, juga tidak suka bergaul dengan orang-orang, laki-laki yang ada di sampingnya hanya dari dunia kerja, tentu saja tidak ada yang mengejarnya.





Zeesha berkata dengan cemas :”Ariella, umur kamu tidak lagi muda. Kalau ketemu laki-laki yang cocok, boleh dipertimbangkan dengan serius.”





“Yah, Aku tidak buru-buru soal ini.” Ariella tidak ingin membahas masalah ini dengan Ayahnya.





Ariella memotong pembicaraan Ayah dengan tepat waktu, tetapi kata-kata Zeesha selalu membekas di ingatan Ariella.





Saat ini, berbaring di atas ranjang, yang terbayang-bayang di otak Ariella adalah “Laki-laki yang cocok”





Ketika mendengar Ayah mengucapkan kalimat ini, yang pertama kali muncul di ingatannya adalah Carlson.





Dia dan Carlson adalah dua orang dengan dunia yang berbeda, Carlson juga masih memiliki istri yang dia cintai, dan juga Riella, bagaimana bisa dia menaruh harapan ke Carlson.





Kalau masalah laki-laki yang cocok, Ariella berpikir lama, bagaimanapun tidak berhasil memikirkan seseorang yang cocok. Masalah ini tidak bisa dipaksa, lebih baik menunggu jodoh sampai saja.

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK