Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 511 Orang Yang Sama


Setelah Carlson pergi, Ariella semakin tidak bisa tidur dengan tenang, diotaknya terus berpikiran hal yang aneh-aneh.


Ariella jarang melihat emosi Carslon yang diluar kendali, kejadian barusan sangat singkat, tetapi tetap tidak luput dari pikirannya.


Lagipula Carlson sudah bertahun-tahun mengurusi Group Aces, masalah seperti apa yang tidak pernah ia temukan, setiap kali ia selalu menyelesaikannya dengan kondisi tenang.


Anak buahnya banyak yang sangat berbakat, banyak hal yang dapat diselesaikan oleh orang lain, tidak perlu Carslon turun tangan sendiri untuk mengkhawatirkan hal tersebut, jadi kejadian tadi membuat Ariella ragu jika itu memang masalah Group Aces.


Apa mungkin benar terjadi sesuatu kepada Ferdian?


Memikirkan hal ini, Ariella semakin panik, dia mengambil HP-nya lagi untuk menelepon Ferdian, tetapi saat mengambil HP, Ferdian sudah menelepon kembali.


Ariella dengan antusias dan tangan gemetaran berkata: “Kak, kamu dimana? Lagi ngapain?”


“Ada masalah?”


Terdengar suara Ferdian dari telepon, suaranya yang serak membuat orang menjadi khawatir.


Walaupun suara Ferdian terdengar ada yang sesuatu aneh, tetapi setidaknya ia sudah dapat berkomunikasi dengannya, emosi Ariella menjadi sedikit lebih stabil.


Dia bertanya kembali: “Kak, tidak terjadi sesuatu pada kakak kan?”


Suara serak Ferdian kembali terdengar: “Memang bisa terjadi apa pada diriku?”


Satu tangan memeluk Ayahnya yang sudah tiada, dan satu tangan lagi memegang erat HP.


Setiap satu kata yang terucap, seakan menguras banyak tenaganya.


Awalnya dia tidak ingin mengangkat telepon, tetapi dia juga takut Ariella akan khawatir, jadi dia mencoba untuk meneleponnya kembali.


Sebelum ayah meninggal, ia terus merindukan Ariella, bahkan didalam mimpi saja ia seperti merasakan Ariella sedang memanggilnya, dan selama ini yang paling ia khawatirkan adalah Ariella.


Ayah baru saja pergi!


Tidak, ayah tidak pergi, ia pasti pergi melihat-lihat tempat lain, disaat seperti ini, sebagai anak laki-laki ayahnya, ia tidak boleh membuat Ariella khawatir.


“Kamu dimana? Ngga dirumah?” Ariella samar-samar seperti mendengar suara ombak, tengah malam begini, dia ngga dirumah, ngapain dia pergi ke pantai?


“Aku dirumah, kalau kamu ngga ada masalah apa-apa aku matiin dulu teleponnya, aku mau tidur.” Ferdian dengan cepat langsung mematikan telepon setelah ia selesai berbicara.


“Baguslah kalau kamu baik-baik saja, pergilah beristirahat, aku ngga akan ganggu kamu.” Walaupun dia telah mematikan teleponnya, tetapi Ariella tetap ingin menyelesaikan perkataannya.


Selama Ferdian baik-baik saja, dia akan merasa lebih tenang.


Dia menelepon Ferdian ditengah malam seperti ini, wajar saja kalau mood Ferdian sedikit lebih bengis.


????


Carlson langsung mengendarai mobil menuju lokasi kejadian yang diinformasikan oleh Henry.


Kecepatan mobil sudah sangat cepat, tetapi untuk segera sampai lokasi kejadian membutuhkan waktu kurang lebih satu jam, dipinggir pantai mulai terlihat matahari terbit, dan dunia pelan-pelan mulai terbangun.


“Pak Carlson, Pak Ferdian ada disebelah sana.”


Henry dan yang lainnya sudah menunggu dengan waktu yang cukup lama untuk menyambut Carlson, karena tidak ada aba-aba dari Carlson mereka tidak ada yang berani bertindak, melihat Carlson sudah sampai, segerombolan orang langsung mengelilinginya.


“Siapa yang lakuin?” Carlson bertanya sembari berjalan kearah yang ditunjukkan oleh Henry, jarak beberapa ratus meter didepan, terlihat Ferdian membelakangi mereka dan terduduk dilantai, bahkan tidak sedikitpun bergerak.


“Saya sudah menyuruh orang untuk melakukan pengecekan, tapi sampai saat ini masih belum menemukan petunjuk yang berguna.” Henry berkata dengan hati-hati sambil melihat kearah Carlson.


“Kirim lebih banyak orang untuk memeriksa, periksa sampai seluruh sudut Kota Pasirbumi, aku mau segera temukan pembunuhnya!” dengan sekilas tatapan tajam dan suara dingin, Carlson kembali berkata, “Meminta kalian untuk menjaga orang dengan baik, tetapi ketika orang tersebut sudah celaka kalian baru tahu.”


Intonasi bicara Carlson tidak tinggi, tetapi membuat sekelompok orang merasa merinding, orang-orang yang sudah lama mengikuti Carlson pasti tahu Boss mereka sedang marah besar.


Satu persatu menundukkan kepalanya, siapapun tidak ada yang berani memberikan respon.


Carlson pun tidak memperdulikan mereka, menghela napas panjang, dan berusaha menuju kearah Ferdian.


Jarak dia dan Ferdian kurang lebih hanya 200 meter saja, jaraknya sangat pendek, tetapi dia membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa sampai disebelah Ferdian.


Dia berhenti tepat dibelakang punggung Ferdian, dan akhirnya melihat jelas Fernando yang berada dalam pelukan Ferdian.


Tubuh Fernando penuh dengan luka kecil dan luka yang sangat amat dalam, tidak ada yang baik????


Carlson berhenti cukup lama dibelakang punggung Ferdian. Ferdian yang termenung atas kematian ayahnya pun tidak menyadari kehadiran Carlson.


“Ayah, bangun, ayo bangun, aku bawa ayah pergi cari Ariella.” Ferdian memeluk badan Fernando yang dingin, dan terus bergumam, sambil termenung melihat kearah lain, seakan jiwanya tidak ada didalam tubuhnya.


Mengenal Ferdian begitu lama, Carlson tidak pernah melihatnya seperti ini, beberapa kali dia mencoba untuk memanggilnya, tetapi dia tidak berani buka suara.


Baru saja ditemukan tetapi harus merasa kehilangan kembali sesuatu yang baru diperoleh????


Dan diwaktu yang singkat ini, Ferdian baru saja mengalaminya.


Ferdian mungkin baru saja menikmati kegembiraannya, siapa sangka ayahnya dibunuh begitu saja. Bagi Ferdian, hal ini seperti cuaca cerah yang secara tiba-tiba berubah menjadi mendung.


Setelah berdiri sekian lama, Carlson akhirnya memberanikan diri untuk buka suara: “Ferdi????”


Suara ini, membuat Ferdian yang sedang tenggelam dalam kesedihannya mendongakan kepalanya, dan dengan tatapan yang bengis menatap Carlson.


“Masalah ayah mertua sudah seperti ini, kita biarkan dia berpulang terlebih dahulu, agar dia bisa beristirahat dengan tenang.” Carlson merasa tatapan Ferdian saat melihatnya seakan ia yang membunuh ayahnya.


Ayah dibunuh, semalaman Ferdian dipinggir pantai tertiup angin laut sambil memeluk ayahnya, dia terlihat tidak bersemangat, dimata Carlson hal ini sangat wajar.


Ferdian menggigit bibirnya, menatap Carlson dengan suram dan bengis, membuat orang merasa ia ingin membunuh Carlson dengan tatapannya.


“Pak Carlson, disekitar sini kami tidak menemukan petunjuk apapun.” Kata seorang anak buah perintahan Henry, yang berlari kearah Carlson untuk laporan.


Mendengar suara yang asing dan juga akrab ini, Ferdian melihat sekitar dan melihat wajahnya yang sekalipun sudah menjadi abu pun dia akan tetap mengenalinya.


Pria yang sedang laporan kepada Carlson ini, adalah orang yang ia lihat di kamera CCTV ketika sedang menuju kesini.


Dialah orang yang memukul pingsan ayahnya.


Dia orangnya!


Betul dia orangnya!


Ferdian melihat pria tersebut, tatapannya yang seram berubah menjadi sangat merah, lalu ia meletakkan Fernando dengan lembut, dan pelan-pelan berdiri didepan mereka semua dengan mata yang sangat sengit.


Saat melihat CCTV ada yang menyebutkan nama seseorang yang berhubungan dengan Carlson, Ferdian tidak menyangka Carlson bisa melakukan hal seperti ini.


Ketika mendengar ayah mengatakan bahwa Carlson bukanlah orang yang baik, Carlson pasti ada masalah, apalagi saat memintanya untuk menolong Ariella????Ia sampai berpikir, apa mungkin ada kesalahpahaman.


Dia merasa Carlson tidak akan melakukan hal seperti itu.


Apa yang harus dilakukan sekarang?


Orang yang menculik ayahnya ada didepan mata, anak buah dari Carlson, apakah dia harus berpura-pura kalau semua orang salah sasaran, berpura-pura tidak tahu apa-apa, berpura-pura bahwa Carlson bukanlah pembunuh dibelakang semua kejadian ini?


“He he he????” Ferdian tertawa dingin, tidak mengatakan sepatah kata pun, lalu dengan cepat langsung menonjok wajah Carlson.


Carlson bisa menghindarnya, tetapi ia memilih untuk tidak menghindar, Ferdian baru saja mengalami kesedihan karena kepergiaan ayahnya, dan membiarkannya terus memukul untuk melampiaskan semuanya, dia bersedia!

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK