Suara Miguel berat seperti bass, setiap kali dia berbicara seperti memberikan suara bass, terutama ketika perkataan yang barusan ia katakan, seperti suara bass yang ada didalam bass.
Suara dia memang sangat indah, ditambah dengan perkataan dia barusan, membuat orang menjadi terpana ketika mendengarnya.
Disaat ini, kesakitan, luka dan sedih Oriella hilang begitu saja ketika mendengar Abang Hanselnya mengatakan hal itu.
Ternyata, Abang Hansel nya bukan merasa dia ribet, bukan merasa ia tidak dapat membantu apapun, lebih bukan karena ia membuat onar, alasan sebenarnya karena dia menyayangi dan perhatian padanya.
Dia menyayanginya!
Dia perhatian padanya!
Hanya karena kalimat ini, ia melupakan kesakitan yang ada ditubuhnya, kesakitan dihatinya, dihatinya sekarang hanya rasa excited.
Dan melupakan perkataan yang ia bicarakan pada diri sendiri, bahwa kedepannya dia bukan menggunakan identitas Abang Hansel untuk menemuinya, ia tidak akan menghiraukannya.
Ia menyeka air matanya, dan sedikit manja berkata: “Kamu bukan Abang Hansel aku, bagaimana kamu tahu kalau Abang Hansel akan sedih?”
Heng heng heng……kita lihat bagaimana ia menjawabnya?
Kalau tidak ia dapat langsung mengakuinya saja, mengakui bahwa dirinya adalah Abang Hansel, dengan begitu, ia akan lebih merasa senang.
Miguel mengulurkan tangan dan pelan-pelan menyeka sisa air mata diujung mata, memegang kepalanya, lalu dengan nada yang lembut: “Kamu masih ingat kalau aku pernah bilang, ada orang yang aku suka.”
“Tentu saja aku masih ingat.” Karena orang yang dia suka adalah dirinya, bagaimana ia tidak ingat perkataan dia.
Memikirkan dirinya adalah orang yang ia suka itu, tanpa disadari wajah Oriella memerah, tetapi kepikiran hal lain, disaat seperti ini ia membicarakan orang yang dia suka, jangan-jangan dia ingin mengaku?
Memikirkan dia akan mengaku bahwa dia adalah Abang Hansel, hati kecil Oriella sangat tidak sabar dan tidak mengontrol dirinya sendiri.
Dia kembali berkata: “Kalau orang yang aku suka terluka, aku akan merasa sedih, khawatir pada dirinya. Kalau Abang Hansel mu benar seperti yang kamu katakan begitu baik, berarti ketika kamu sakit, dia tentu akan sedih.”
Kembalikan Abang Hansel!
Oriella meliriknya malas, jelas-jelas ia adalah Abang Hansel nya Riella, dan masih berpura-pura serius, tetapi bagaimanapun, mengetahui dia begitu mengkhawatirkannya, itu sudah cukup.
Ia memeluk dia, bermanja dipelukannya, menghapus sisa air matanya: “Pak Presiden, apa yang Anda katakan benar, Abang Hansel ku pasti sangat menyayangiku. Kalau aku sakit, dia pasti akan sedih.”
“Berarti kamu sudah tahu harus berbuat apa?” Dia melepaskannya dari pelukan, memang kedua bahunya, “gadis kecil, ketika ngga ada orang yang temani kamu disamping, kamu harus lebih menjaga dirimu sendiri. Jangan biarkan orang yang perhatian padamu khawatir, oke?”
“En, aku mengerti, aku akan makan dengan baik, menjaga luka aku, tidak akan membiarkan Abang Hansel sedih karena aku.” Setelah selesai berbicara, ia tiba-tiba mendekati dia, dan mencium wajahnya.
Bibir dia, lembut, wangi, hampir sama seperti ketika ia masih kecil bibir lembut yang masih membawa khas wangi manis.
Ketika Oriella menyentuhnya, darah ditubuh Miguel memanas, dia ingin segera menahannya, membawa dia kedalam pelukan dan menciumnya.
Tetapi……Untung saja, ia tiba-tiba merasakan, dia yang saat ini, bukannya lah Abang Hanselnya, dia tidak boleh melakukan hal itu padanya.
Tidak benar!
Miguel tiba-tiba sadar, gadis kecil ini sedang mencium pria lain selain Abang Hansel.
Oriella mencium pria lain selain Abang Hansel!
Miguel mengerutkan alisnya, wajahnya berubah gelap, cemburu sedang melanda hatinya.
Mampus!
Bagaimana ia mencium orang lain selain Abang Hansel.
Meskipun identitas asli dia adalah Abang Hansel nya, tetapi ia sama sekali tidak tahu kalau dia adalah Abang Hanselnya, dan malah menciumnya.
“Gadis kecil, kamu sadar ngga sih kamu lagi cium siapa?” Tatapan mata dia tajam, kelihatannya seperti ingin menelan orang hidup.hidup.
“Tentu saja aku tahu.” Oriella terus mengedipkan matanya besar dan indah, kedua bola matanya sangat mempesona.
Orang yang ia cium adalah Abang Hansel, apa ada masalah?
“Siapa?” Dia tiba-tiba memegang kepalanya, seolah-olah jika dia salah berbicara satu kata pun, dia ada kemungkinan akan memutuskan kepalanya.
“Yah kamu.” Tidak peduli raut wajah seberapa mengerikan, tetapi ia sedikitpun tidak tahu, karena ia tahu Abang Hansel tidak mungkin menyakitinya.
“Aku siapa?” Dia kembali bertanya, suara semakin berat, kata-kata yang terucap sangat pedas.
“Menurutmu kamu siapa?” Ia kembali bertanya, nada suara yang iseng, sedikitpun tidak memperdulikan raut wajah dia yang sedang marah.
Wajah dia gelap, suara berat seperti memperingatkan: “gadis kecil, jawab aku dengan baik, kalau tidak apa kamu tahu konsekuensinya?
“Konsekuensi? Konsekuensi apa?” Ia tertawa, tertawa polos dan lucu, bahkan ia sambil mengulurkan tangan memukul kearah dada dia, “Pak Presiden, kalau aku tidak menjawab pertanyaanmu dengan baik, apakah kamu akan memakanku?”
Melihat Miguel yang suram, Oriella semakin menjadi: “Pak Presiden, aku tahu aku sangat cantik dan lucu, dan juga sangat mempesona, banyak orang yang ingin memakanku, tetapi aku hanya bersedia menjadi manisan untuk Abang Hansel aku.
Ia hanya ingin menjadi “manisan” untuk Abang Hansel!
Raut wajah Miguel sedikit lebih membaik: “Kalau gitu maksud kamu apa tadi menciumku?”
Oriella tiba-tiba menyadari sesuatu lalu memberikan ekpresi yang kaget: “Pak Presiden, aku pernah kan ngomong ke Anda, aku tidak tertarik pada Anda, jadi aku berharap Anda jangan berpikir yang berlebihan.”
Miguel: “……”
Ia bahkan sudah menciumnya, dan dia masih berani berkata bahwa ia tidak tertarik padanya, apakah harus tidur bersama, ia baru akan tertarik padanya?
“Ciuman tadi hanya ingin menyatakan rasa terima kasih. Kamu seharusnya tahu bahwa orang barat ketika bertemu sapa akan mencium wajah lawan bicara.” Penjelasan Oriella masuk akal, walaupun dia bukan orang barat, tetapi sejak kecil ia tumbuh dewasa di Amerika, pengajaran yang ia dapatkan tentu saja lebih ke barat.
“Kedepannya ngga boleh seperti ini lagi, terutama ke laki-laki.” Walaupun hanya bertemu sapa, dia juga tidak ingin ia mencium orang lain.
“Pak Presiden, Anda tidak perlu mengatur terlalu banyak. Sekalipun Abang Hansel aku, dia juga tidak boleh mengaturku.” Abang Hansel pasti akan mengaturnya, heng heng heng, sengaja ingin membuatnya marah dan kesal, lihat apa yang akan kamu lakukan.
“Kata siapa dia tidak boleh urus kamu?” Bukankah dia sedang mengaturnya.
“Kamu tahu lagi?” Oriella melihat raut wajahnya yang aneh, lalu dengan cepat menambali, “Pak Presiden, Anda jangan beralasan seperti tadi lagi, aku tidak ingin mendengarnya.”
Miguel: “……”
Dia memang ingin beralasan seperti tadi, siapa sangka gadis kecil ini seperti cacing diperutnya yang langsung menahan mulutnya.
“Pak Presiden!” Oriella memegang perut ratanya, “Aku sangat lapar, bisa minta tolong bikinin makanan untukku?”
Seumur hidup, yang berani meminta pak presiden untuk membuatkan makanan, mungkin hanya Oriella seorang!
“En, kamu tunggu, aku pergi sebentar dan akan segera kembali.” Yang paling menyeramkan itu adalah ketika pak presiden ini malah menurutinya dan tidak merasa ada yang aneh.
Melihat punggung dia beranjak pergi, Oriella dengan senang berguling-guling diatas kasur, Abang Hansel yang cemburu pada dirinya sendiri benar-benar sangat menggemaskan, sangking menggemaskannya ingin rasanya ia terus mengerjainya.