Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 910 Kembali Lebih Awal


Kota Atmajaya di Negara A adalah kota dengan empat musim.


Ada musim semi, ada juga hari-hari turun salju yang lebat.


Kali ini salju lebat telah turun beberapa hari, dan tidak ada tanda-tanda berhenti.


Oriella duduk di samping jendela dan dengan cahaya yang terang melihat salju turun di luar jendela, di dalam otaknya penuh pemikirkan soal masalah ayah anak Gregorio dan Miguel.


Ketika Abang Hansel menjabat sebagai presiden, Gregorio sebagai ayah dari Abang Hansel dan juga sebagai mantan presiden, malah tidak muncul menyerahkan tongkat kekuasaan.


Kemarin, Gregorio mengirim seseorang untuk menangkapnya pergi, membiarkannya meninggalkan Abang Hansel nya, dan mengatakan kepadanya bahwa Abang Hansel nya hanya bisa menikahi Vanessa.


Dalam persepsi Oriella, bagaimana pun seorang anak bisa membuat ayahnya marah, setelah kemarahan surut harusnya akan memaafkan anaknya, dan akan tetap mencintai anaknya.


Abang Hansel di depannya tidak pernah membahas ayahnya, tetapi dibayangkan juga tahu bahwa hubungan antara mereka pasti sangat buruk.


hanya hubungan yang begitu buruk, pasti ada alasannya.


Apa yang terjadi antara mereka?


Kepala Oriella hampir pecah dan masih tidak ada satu jawabanpun.


Sudahlah, jangan dipikirkan lagi.


Tunggu Abang Hansel kembali, dia bertanya kepada Abang Hansel saja.


[Riella, sedang melakukan apa? Abang Hansel menelpon! Cepat jawab panggilannya! Cepat jawab panggilannya ! ]


Suara Abang Hansel yang seksi enak didengar itu tiba-tiba terdengar. Oriella dengan cepat mengangkat telepon menjawab telepon dan berteriak lantang: “Abang Hansel!”


“Riella …” Miguel memanggil namanya, dan berhenti berbicara.


“Abang Hansel, kunjungan ke luar negeri masih berjalan dengan baik kan.” Dia ada menonton siaran berita, mengetahui bahwa kemarin Abang Hansel saat pergi kunjungan menerima pelayanan terbaik pemerintahan tertinggi di negeri itu.


Kemarin, Abang Hansel juga mengunjungi museum sejarah yang sangat terkenal di negeri itu, keseluruhan perjalaMigueltemani oleh pemimpin tertinggi negeri itu.


Bisa dibayangkan bahwa para pemimpin negara lain masih sangat mementingkan hubungan diplomatik dengan negara A dan sangat mementingkan presiden baru negara A ini.


“Ya, sangat lancar!” Kata Miguel, suara itu suram, seperti ada banyak ketidakpuasan, dan ketidakpuasan ini dapat meledak kapan saja.


“Abang Hansel, ada apa denganmu?” Oriella akhirnya mengerti bahwa Miguel tidak terlalu senang, bahkan meskipun terpisah ribuan kilometer, dia juga dapat merasakannya.


“Apakah kamu ada sesuatu yang ingin dikatakan kepadaku?” Miguel tidak menjawab malah balik bertanya.


Jangan-jangan Abang Hansel sudah mendapat kabar dia diundang oleh ayahnya untuk bicara empat mata?


Abang Hansel mengirim seseorang untuk melindunginya, dia berpikir Abang Hansel harusnya tahu, hal yang ingin dia menyuruhnya untuk katakan adalah masalah ini.


Oriella benar-benar ingin sekaligus mengatakannya semua kepada Miguel, tapi ketika memikirkan ketegangan antara kedua ayah dan anak itu, dia tidak ingin menyebutkan sepatah kata pun.


Tidak peduli Gregorio bagaimana, tetapi dia tetap adalah ayah Miguel, dia tidak bisa membantu kedua ayah dan anak itu memperbaiki hubungan, tetapi juga tidak boleh membiarkan hubungan mereka memburuk.


“Ada.” Oriella sengaja dengan santai tersenyum, “Aku ingin mengatakan pada Abang Hansel, Aku benar-benar merindukannya, sangat berharap besok pagi ketika aku membuka mata dapat muncul di depan mataku.”


Masih tidak menunggu Miguel bicara, dia lanjut berkata: “Abang Hansel, aku hanya memikirkan saja, kamu sibuk dengan pekerjaanmu, tidak perlu mengurusku.”


Meskipun di dalam hati berharap Abang Hansel nya bisa menemaninya setiap hari, tetapi akal sehatnya tetap memberitahunya, agar dia harus memprioritaskan pekerjaannya, yang lain bersifat sekunder.


Hari-hari mereka berdua masih panjang, nanti tunggu dia pensiun, ada banyak waktu untuk menemaninya, pada saat itu mereka berdua bisa melakukan apa yang ingin mereka lakukan bersama.


“Ya, kamu istirahatlah lebih awal,” Miguel mengatakan kalimat seperti itu.


“Abang Hansel, kamu juga harus istirahat lebih awal.” Oriella memaksa membuat dirinya tersenyum, malah tatapan matanya redup menutup telepon.


Mengapa Abang Hansel tidak mengucapkan beberapa kata-kata baik untuk menghiburnya?


Dia pasti tidak tahu seberapa banyak dia merindukannya.


Oriella hanya tahu bahwa dirinya sedang merindukan Abang Hansel, tetapi dia tidak tahu bahwa di jalan seberang rumahnya terparkir sebuah mobil hitam yang tidak mencolok mata.


Ada seorang pria duduk di dalam mobil hitam, kedua matanya memandang ke jendela rumah yang terang benderang di gedung tinggi, di dalam hatinya berkata: “Riella, Abang Hansel tidak akan membiarkanu terintimidasi lagi.”


“Bapak Presiden, salju semakin lama semakin besar, Jika tidak jalan, malam mungkin akan menutup jalan.” Supir bernama Richard menunggu untuk waktu yang lama, tidak menunggu sampai Bapak Presiden memberi perintah, hanya bisa muka suara untuk mengingatkan.


“Pergi ke sanatorium kota utara,” Miguel dengan suara suram memberi perintah.


Ngomong-ngomong, dia seharusnya sudah satu tahun lebih tidak bertemu pribadi sebagai ayah anak dengan orang itu.


Awalnya berpikir tidak saling berhubungan, jalan masing-masing, tetapi tidak menyangka orang itu bisa-bisanya mulai bertindak pada wanitanya.


Karena pria itu ingin memulai bertindak dari wanitanya, dia tidak bisa lagi berpura-pura tidak terjadi apapun di antara mereka berdua.


“Ya.” Pada saat yang sama supir Richard menjawab, dia menyalakan mobil dan mengendarainya.


Karena saljunya besar, dan sekarang malam hari, banyak jalan ditutup, dan jalan raya ke utara kota tidak bisa dilalui, maka hanya bisa melewati jalan lama.


Melalui jalan lama mobil akan berputar banyak jalan, dan waktu yang dihabiskan secara alami lebih akan lebih banyak daripada melalui jalan tol.


Mereka berangkat pada jam 9 malam dan menghabiskan hampir dua jam, jam 11 malam baru tiba di daerah di sanatorium kota utara.


Ketika tiba di Sanatorium kota utara, jalan sudah tertutup salju tebal, dan mobil membutuhkan waktu hampir 20 menit untuk mencapai halaman tempat Gregorio berada.


Pada pukul sebelas malam, biasanya jam ini Gregorio sudah istirahat, tetapi hari ini dia malah tidak istirahat, tampaknya tahu bahwa Miguel akan datang mencarinya.


Wanita yang bertanggung jawab menyambut Oriella kemarin mengetuk pintu Gregorio, tanpa menunggu jawabannya, dia sudah mendorong pintu masuk: “Tuan, tuan muda ketiga sudah datang.”


“Hanya ketika kita berduaan saja, kamu memanggil namaku saja, berapa kali kamu ingin aku mengatakannya?” Ketika dia mendengar wanita itu memanggilnya, Gregorio dengan tidak puas menggerutkan kening.


“Hanya sebuah panggilan, Aku tahu didalam hatimu ada aku itu sudah cukup.” Wanita paruh baya itu memandangnya dan tersenyum, “Dia sudah datang, ingin menemuinya?”


“beberapa tahun ini telah mengintimidasimu.” Gregorio menghela nafas, menatap jam di dinding, kemudian mendengarkan suara angin di luar, berkata, “turun salju yang begitu besar, dia masih datang, sepertinya Putraku ini benar-benar diperbudak cinta. ”


Wanita paruh baya itu tidak berbicara karena dia mengerti Gregorio dan tahu bahwa dia masih ada sesuatu yang ingin dikatakan.


Benar saja, dia mendengar lagi Gregorio berkata, “Dia benar-benar sedikit mirip ibunya.”


Senyum yang tergantung di bibir wanita paruh baya itu memudar, menunduk berkata, “Kalian ayah anak bertemu ada sesuatu yang ingin dikatakan, aku akan undur diri dulu.”


Dia mengambil dua langkah dan berbalik, “waktu sudah sangat malam, kamu jangan mengobrol terlalu larut, juga jangan biarkan dia membuatmu marah, kesehatanmu lebih penting.”


“Ya.” Gregorio mengangguk, “Ashanty, aku cepat atau lambat akan memberimu status.”


Ashanty tersenyum tipis, “Gregorio, dibandingkan dengan mendapatkan status malah tidak bisa mendapatkan cintamu, aku lebih memiliki cintamu, dan bukanlah status yang kosong itu.”


Selesai bicara, dia tersenyum lembut padanya, barulah kemudian melangkah pergi.


Begitu Ashanty pergi, Miguel datang.


Demikian pula, Miguel juga mengetuk pintu dan mendorong tanpa mendapat tanggapan dari Gregorio.


Perbedaannya adalah bahwa Gregorio berekspresi ramah pada Ashanty, terhadap Miguel malah berwajah suram, dengan marah berteriak: “Miguel, kamu duduk di posisi presiden, bahkan etika sopan santun yang paling dasar pun sudah tidak mengerti?”

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK