Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 377 Baik-Baik Menemuinya





Dari bandara ke Rumah Sakit Wilayah Militer Kota Pasirbumi, butuh lebih dari satu jam perjalanan, Ibu Carlson masih marah, tidak ingin berbicara sepatah kata pun pada Ayah Carlson.





Terjadi masalah yang begitu besar di rumah, hanya dirinya satu-satunya yang tidak mengetahuinya, bagaimana mungkin dia tidak marah?





Ayah Carlson meraihnya, tanpa daya berkata: “Istriku, jangan marah. Kita akan menemui menantu perempuan kita sebentar lagi, jika kamu marah, dia akan berpikir bahwa kamu marah padanya.”





“Aku jelas-jelas marah padamu, sejak kapan aku marah pada menantuku, jangan bicara omong kosong.” Ibu Carlson dengan kuat mencubit, kemudian berkata, “Ariella anak yang begitu baik, dan juga melahirkan Riella kecil yang begitu lucu, aku bahkan tidak keburu untuk menyayanginya, bagaimana mungkin bisa marah padanya. ”





Ayah Carlson menggelengkan kepalanya: “Aku hanya berbicara …”





Ibu Carlson dengan tegas menyela Ayah Carlson dan berkata: “Berbicara juga tidak boleh.”





Ayah Carlson berkata dengan lembut: “Oke oke??selama kamu tidak marah, selama kondisi tubuhmu baik-baik saja, kamu boleh melakukan apa saja.”





Selama bertahun-tahun, tidak peduli benar atau salah, Ayah Carlson akan mengalah pada Ibu Carlson, dan dia juga bersedia melakukannya, siapa suruh itu adalah istrinya.





……





Ariella meminta Ferdian menjaga Carlson di bangsal, dia sudah lama menunggu Ayah Carlson dan Ibu Carlson di pintu masuk rumah sakit.





Tempat parkir agak jauh dari gerbang rumah sakit, Ayah Carlson dan Ibu Carlson harus berjalan selama hampir 10 menit untuk sampai ke gerbang rumah sakit.





Masih dipisahkan oleh jarak pendek, Ariella sudah melihat mereka …





Sudah beberapa tahun, sudah tidak melihat mereka selama hampir 4 tahun, perasaan Ariella masih sama ketika bertemu dengan pasangan suami dan istri ini seperti ketika pertama kali bertemu mereka.





Ayah Carlson melindungi Ibu Carlson, penampilannya yang berhati-hati itu, selalu membuat orang merasa bahwa dia sedang melindungi seorang anak kecil, takut terjadi sesuatu pada Ibu Carlson.





“Ayah, Ibu …” Setelah Ariella mengambil napas dalam-dalam baru memanggil mereka, dia khawatir mereka sudah tidak mengingatnya lagi.





“Ya.” Ayah Carlson mengangguk, bisa dianggap meresponsnya.





“Ariella…” Ibu Carlson melangkah maju dan memegang tangan Ariella, dengan emosional berkata, “Nak, kamu bisa kembali, benar-benar bagus!”





Ariella bisa kembali, putra mereka juga tidak akan lagi harus menanggung rasa sakit karena kerinduannya, tidak perlu lagi pergi ke batu nisan yang dingin itu setiap minggunya dan berdiri untuk jangka waktu yang lama.





“Bu ??” Ibu Carlson sangat baik dan penuh perhatian, hidung Ariella tidak bisa menahan diri dan menjadi masam, “Aku tidak merawat Carlson dengan baik, membiarkannya …”





Ibu Carlson menepuk-nepuk tangannya, berkata dengan lembut: “Nak, hal ini tidak dapat menyalahkanmu, tidak ada yang bisa menyalahkanmu, kamu tidak boleh menyalahkan diri sendiri, jika tidak Carlson akan sedih ketika mendengarnya. Kamu harus tahu, yang paling dia sayangi adalah dirimu.”





“Ariella, pergilah temani Ibumu ke bangsal untuk melihat Carlson.” Tidak bisa melihat istrinya menangis, Ayah Carlson menyela mereka sebelum dia meneteskan air mata.





“Ya.” Ariella mengangguk, menuntun Ayah Carlson dan Ibu Carlson untuk pergi ke bangsal Carlson. “Ayah, Bu, tolong ikuti aku.”





Ibu Carlson telah berulang kali mengatakan pada dirinya sendiri, ketika dia melihat putranya, dia tidak boleh menangis, sama sekali tidak boleh menangis, tapi begitu dia melihat Carlson berbaring di ranjang dengan tenang.





Kedua matanya tertutup, wajah serta bibirnya sangat pucat tanpa jejak darah, seolah-olah dia tidak memiliki perasaan terhadap dunia luar.





“Suamiku, Carlson dia …” Begitu membuka mulut untuk berbicara, air mata Ibu Carlson sudah mengalir turun.





Ayah Carlson dengan lembut menepuk punggungnya dan berkata dengan lembut: “Ada aku di sini, tidak akan terjadi sesuatu pada Carlson. Kamu dan Ariella temani Carlson di sini, aku akan mencari Dokter untuk menanyakan situasinya.”





Ayah Carlson juga khawatir tentang kondisi Carlson, tapi dia adalah pilar keluarga, tentu saja tidak bisa bertindah egois seperti Istrinya.





“Kamu tanyakan dengan lebih detail, yang terbaik kamu catat, jangan melewatkan setiap detailnya.” Ibu Carlson menarik pakaian Ayah Carlson sambil mengingatkan.





“Kamu tenang saja, aku tahu apa yang harus dilakukan.” Ayah Carlson tadinya ingin memeluk Ibu Carlson, ketika melihat menantunya ada di sana, dia kemudian menyerah akan pemikiran ini.





Demi merawat Istrinya yang lemah dan sakit, Ayah Carlson menyerahkan Grup Aces pada putranya lebih awal, dia telah mengundurkan diri dari dunia bisnis selama bertahun-tahun, sekarang kesan pertamanya yang diberikan ketika orang lain melihat dirinya adalah dirinya lahir dari keluarga terpelajar dan bukanlah pebisnis.





Namun, dia itu lahir di keluarga pebisnis, dia mengikuti Ayahnya sejak kecil berbaur di dunia bisnis, dia pernah berhenti selama bertahun-tahun, tapi bukan berarti dia tidak bisa melakukan apa-apa sekarang.





Kakek Carlson itu digantikan oleh Sandoro, Ayah Carlson sekarang menjadi pilar dari keluarganya, begitu dia berdiri maju, bawahan-bawahannya itu secara alami bersandar padanya.





Setelah mendengar secara rinci kondisi Carlson dari Dokter, Ayah Carlson segera memberikan instruksi: “Waktu terbaik bagi Carlson untuk bangun tersisa 3 jam terakhir, sudah tidak boleh menunda waktu lagi. Segera buat tim ahli untuk menyelidiki penangkal virus HDR yang bisa digunakan. Di sisi lain, kirim seseorang untuk mencari Sandoro dan anak buahnya, bagaimanapun juga cari cara untuk menemukan informasi dari mulut mereka, harus bisa mendapatkan penawarnya.”





Metode Ayah Carlson adalah melakukannya dari kedua sisi, memiliki satu lagi cara untuk dijalani, memiliki satu lagi pilihan, Carlson juga akan memiliki satu kesempatan lain untuk sadar.





Mengenai orang yang akan pergi untuk menemui Sandoro di Wilayah Militer Kota Pasirbumi, Ayah Carlson memutuskan dirinya pergi sendiri.





Sandoro membunuh nyawa Ayahnya, menggantikan Ayahnya selama bertahun-tahun, membuatnya salah mengenali pencuri itu sebagai Ayahnya selama bertahun-tahun, dia seharusnya pergi untuk menemui orang itu.





……





“Bu, kondisi tubuhmu tidak baik, aku akan meminta Kakakku untuk mengantarmu pulang untuk beristirahat terlebih dahulu, aku akan berada di sini untuk menemani Carlson.” Di dalam bangsal, Ariella melihat kondisi Ibu Carlson tidak begitu baik, jadi dia sedikit khawatir.





Dia tahu Ibu Carlson sangat khawatir pada Carlson, setelah kepergian Ayah Carlson, Ariella kemudian memegang tangannya, ingin memberinya kekuatan.





Ibu Carlson tersenyum lembut: “Ariella, tenang saja. Ibu tidak begitu rapuh. Sebaliknya dirimu, raut wajahmu tidak jauh lebih baik dibanding Carlson, istirahatlah sebentar, aku akan menjaganya.”





“Aku tidak lelah.” Ariella tersenyum lembut, dia tidak ingin meninggalkan Carlson selanglah pun, dia khawatir jika dia pergi, maka Carlson akan takut, jadi Ariella akan tinggal d sisinya untuk melindunginya.





Ibu Carlson memandang Ariella, menilai Ariella dengan serius, jika hanya melihat dari tampilan luar, tidak bertemu selama beberapa tahun, dia tidak dapat melihat perubahan dalam penampilan Ariella, hanya saja dia sedikit jauh lebih tenang di dalam.





Carlson terluka dan koma, tidak melihat Ariella panik dan tidak tahu harus berbuat apa, sebaliknya, dia merawat Carlson dengan baik, bahkan dia juga mengatur dengan sangat baik.





Jika orang itu adalah dirinya, dia pasti tidak akan bisa melakukannya sebaik Ariella.





Beberapa tahun yang lalu, ketika dia pertama kali melihat Ariella, dia sudah sangat menyukainya. Terutama ketika dia melihat putranya berubah karena Ariella, dia bahkan jauh lebih menyukainya.





Hanya saja tidak disangka, orang yang begitu baik akan mengalami kecelakaan mobil dan pergi…





Saat itu, tidak ada dari mereka yang meragukan identitas sang Ayah, tentu saja, tidak ada yang ragu bahwa kecelakaan itu juga palsu.

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK