Mendengar suara Carlson itu setiap perkataan yang dikatakan oleh Elisa bermunculan di otak Ariella, dia tidak tahan untuk tertawa.
“Ada apa?” Mendengar Ariella tertawa Carlson tidak kuasa untuk tidak bertanya dan wajahnya terlihat berseri.
“Tuan Carlson barusan ada orang yang mengatakan padaku bahwa benda milikmu sangat besar dan ganas,” ucap Ariella dengan nada ketus sambil tertawa rendah.
Pikiran Carlson seketika itu juga menjadi kacau, mendengar ucapan yang diucapkan Ariella dia berpikir pasti ada orang yang berbohong pada Ariella tentang dirinya, seketika itu juga wajahnya berubah muram dan dia berkata cepat hendak menjelaskan semuanya pada Ariella, “Tidak, aku tidak begitu. Aku….”
“Aku hanya bercanda”potong Ariella sebelum Carlson sempat menjelaskan. Terdengar tawa di dalam suara Ariella kemudian dia berkata, “Aku percaya padamu.”
Aku mempercayai setiap perkataanmu dan setiap janjimu padaku. Meskipun benar itu semua pernah terjadi di antara Carlson dan Elisa, akan tetapi semua itu adalah masa lalu, sedangkan dia merupakan waktu sekarang dan masa depan Carlson.
Mendengar ucapan Ariella ini Carlson menghela nafas lega, mendengarnya Ariella tertawa kemudian berkata,”Tuan Carlson, nyonya Carlson ingin mengajakmu pergi kencan, apakah kamu bersedia?”
“Eng” jawab Carlson.
“Jawabanmu ini berarti iya atau tidak?” Ariella tahu Carlson sudah mengiyakan ajakannya itu, dia sengaja memaksa Carlson untuk berbicara lebih banyak.
“Iya.”
“Sarangan, aku pergi dulu nanti kamu menyusul setelah kamu tidak sibuk ya.”
Setelah selesai menutup telpon Ariella segera mencari taksi dan pergi ke tempat pariwisata Sarangan. Sarangan merupakan tempat pariwisata terkenal di kota Kota Pasirbumi, setiap tahunnya jumlah wisatawan bisa mencapai ribuan bahkan puluh ribuan. Akan tetapi banyak dari mereka yang pergi ke arah Utara dan sedikit yang tahu bahwa bagian Selatan tempat pariwisata ini lah yang memiliki pemandangan terbagus. Bagian Selatan tempat pariwisata ini masih merupakan daerah yang baru akan berkembang, tumpukan salju tinggi dan berwarna putih, yang terpenting di tempat ini terdapat danau es. Sayangnya area Selatan ini tidak mengijinkan wisatawan untuk masuk ke dalam, akan tetapi Ariella mengetahui jalan rahasia menuju ke dalam dan jalan ini tidak akan terlihat oleh pekerja yang ada di sana, dia bisa masuk ke tempat yang indah itu. Dulu setiap musim dingin Ariella pasti akan sendirian datang ke tempat ini sambil membawa kanvas dan kuas, duduk di atas pinggir danau es dan menggambar dunia dongeng terindah miliknya.
Ariella menuju ke pintu utama tempat wisatawan masuk, salju baru saja berhenti, banyak wisatawan di sana dan pemandangan di sana benar-benar tertutup oleh wisatawan yang datang. Untungnya tempat yang Ariella dan Carlson tuju bukanlah tempat sesak ini melainkan tempat yang hanya dia seorang ketahui. Tidak lama kemudian Carlson muncul, dia selamanya hanya akan mengenakan setelan berwarna abu-abu dan putih, pakaian di dalam lemari pakaiannya semuanya senada, tidak tahu apa karena dia suka atau karena dia malas mengganti warnanya. Karena cuaca hari ini sangat dingin, dia mengenakan coat panjang hitam di luar dan dia terlihat sangat berwibawa dan anggun. Begitu banyaknya orang yang berada di sana akan tetapi Ariella masih bisa melihat Carlson di sana, dia adalah sosok yang menarik perhatian orang. Kedatangannya membuat orang yang ada di sekitar mereka tidak kuasa untuk tidak melihat ke arah Carlson, dan bahkan ada yang diam-diam membicarakannya atau pun terpesona melihatnya. Tatapan Ariella terjatuh pada diri Carlson, dia melihat aura gembira dari wajah Carlson, laki-laki luar biasa ini adalah miliknya. Ariella sudah menuliskan tanda pada akta pernikahan mereka, pada tubuh Carlson, bahwa Carlson adalah miliknya seorang.
Sama halnya dengan Carlson, di tengah keramaian dia bisa langsung menemukan dan melihat Ariella. Ariella juga sama halnya dengannya, penampilannya menarik perhatian orang, hanya saja Ariella tidak menyadarinya.
“Tuan Carlson, nyonya Carlson di sini,” Ariella tertawa sambil melambaikan tangan ke arah Carlson, tentu saja dia menggunakan cara ini untuk memberitahukan pada orang di sekitar untuk tidak lagi melihatnya, laki-laki ini miliknya.
Carlson melangkah lebar ke arah Ariella, pandangan matanya yang semula dingin berubah lembut ketika melihat Ariella, kemudian dia bertanya,”Dingin?”
“Tentu saja dingin,” jawab Ariella nakal sambil mengedipkan matanya ke arah Carlson.
Suhu saat ini sangat rendah, tubuh terasa dingin, akan tetapi dengan adanya Carlson di sisinya, Ariella merasakan hatiya terasa hangat. Baru saja Ariella mengatakan dingin dia melihat Carlson yang dengan segera hendak melepas coat luarnya.
Ariella segera mencengkram tangan Carlson mengehntikannya untuk melepas coat miliknya kemudian dia mendekat ke dalam pelukan Carlson dan berkata,”kamu peluk saja aku seperti ini aku tidak akan merasa dingin lagi.”
Tangan Carlson terhenti kemudian tangan itu memeluk Ariella, merangkul tubuhnya untuk merapat dan menunduk mengecup dahi Ariella.
Seketika itu juga Ariella mendongak dan menatap Carlson, kemudian dia mencuri cium bibir Carlson dan berkata nakal,”Nah, begini baru oke.” Wajah Ariella seketika itu juga merona dan wajahnya tersipu malu, menunggu Carlson untuk memberikan reaksi padanya.
Carlson menunduk dan mencium wajah Ariella kemudian berkata,”Dengan begini apakah sudah puas?”
Hah? Apa? Kenapa ucapan Carlson ini terdengar sedikit aneh, apakah dia tidak ingin menciumku?
“Ariella….,”panggil Carlson lembut.
“En?”Ariella memandang Carlson sambil mengedip-kedipkan matanya.
“Wajahmu ketika tertawa….sangat….cantik,”jawabnya. Ariella yang seperti ini penuh energi dan warna, membuat orang tidak bisa mengalihkan pandangan dari dirinya.
Ini pertama kalinya Carlson begitu terus terang padanya, Ariella tersipu malu dan berkata,”Kamu juga, ketika tertawa kamu sangat tampan.”
Ekspresi wajah Carlson biasanya sangat datar dan dingin, Ariella sangat jarang melihatnya tertawa, dia mungkin hanya melihatnya dua kali. Senyuman dan tawa Carlson tidak hanya terlihat tampan dan mempesona, senyum dan tawanya membuat orang mabuk kepayang dan bersedia selamanya terhanyut di dalamnya.
Ariella menarik tangan Carlson dan menariknya,”Ayo, aku bawa kamu ke sebuah tempat rahasia.”
Carlson tidak menanyakan pada Ariella kemana mereka pergi, meskipun mereka akan pergi ke tempat yang paling berbahaya sekalipun asalkan itu jalan yang Ariella tempuh, Carlson bersedia menemaninya sampai akhir.
Mereka sudah berjalan cukup jauh semakin mereka berjalan mereka semakin menuju ke pinggiran dan Ariella masih tidak mendengar Carlson berkata sepatah katapun. Ariella mendongak menatap Carlson dan berkata,”Tuan Carlson, kenapa kamu tidak bertanya padaku kemana kita akan pergi?”
“Kemanapun juga boleh, terserah….” Asalkan tempat itu adalah tempat yang ingin aku tuju.
“Kenapa kamu tidak memiliki rasa ingin tahu sedikitpun?” tanya Ariella tidak puas.
Ternyata ketika Ariella tidak bertanya, Carlson juga tidak berbicara. Mereka berdua berjalan dan jemari mereka saling bertautan, mereka bergandengan tangan terus berjalan mugkin terus berjalan sampai ke ujung dunia. Ketika mereka sudah berada dekat dengan ujung jalan, melewati beberapa bukit kecil akhirnya mereka sampai juga di tempat yang mereka tujuan, di depan mata mereka terdapat danau es.
Ariella menunjuk ke arah danau dan dengan gembira berkata,”Lihat bongkahan es ini, sangat indah, kita bahkan masih bisa melihat rumput yang berada di dasar air, seakan seperti melihat sebuah kehidupan yang membeku dan ketika musim semi tiba rumput-rumput itu dapat hidup kembali.” Jemari Ariella menari di udara menunjuk ke arah danau es tanpa mendengar reaksi Carlson.
Ariella menoleh menatap Carlson dan bertanya,”Apakah kamu merasa semua ini tidak indah?”
“Tidak, sangat indah” jawab Carlson.
Akan tetapi seberapa cantik pemandangan yang ada di hadapannya saat ini, semua itu kalah dengan kecantikan orang yang berada di sampingnya saat ini. Kecantikan Ariella sangat hidup dan lincah, kecantikannya sangat sulit dijelaskan dengan kata-kata. Hanya dengan melihatnya tertawa hati Carlson bisa merasa tentram, dia tidak akan lagi melihat kekacauan yang terjadi di dunia ini dia hanya merasakan kehadiran Ariella. Carlson sudah pergi ke banyak tempat di dunia yang jauh lebih indah dari pemandangan yang ada sekarang, hanya saja karena pemandangan kali ini terdapat sosok seseorang di dalamnya hal itu menjadikannya pemandangan terindah di dalam matanya.