Carlson menatap dingin Ferdian, mengingatkannya untuk tidak berbicara omong kosong lagi.
Mengajaknya untuk makan bersama, supaya bisa membantu Riella untuk mengingat masa lalu, bukian untuk berbicara omong kosong.
Setelah menerima tatapan dari Carlson, Ferdian juga tidak berani berkata yang aneh-aneh lagi, terbatuk ringan berkata:”Adik ipar, dengar-dengar beberapa hari ini rumah sakit Aces ada masuk peralatan kelas tinggi, bolehkah membiarkanku untuk mengecek kesehatan tanpa biaya?”
Carlson menyuguhkan semangkuk sop untuk Riella terlebih dahulu, menyuruhnya untuk minum sup dulu, dan menatap Ferdian berkata: “Kalau kamu ingin pergi maka pergilah.”
“Nona Ariella, kita pergi bersama-sama, bagaimanapun kan tanpa biaya, kalau tidak digunakan namanya pemborosan.” Sebenarnya apa yang mereka inginkan adalah membuat Riella untuk mengecek kesehatannya di rumah sakit, mengecek apakah hilang ingatan itu berasal dari bagian otaknya yang mengalami luka besar.
Riella yang duduk disampingnya sedang menggelengkan kepala untuk menolaknya, tetapi malah Carlson yang duluan berbicara: “Bagus juga, aku juga ingin mengecek kesehatan, kalau begitu kita semua bersama-sama.”
Riella:”…”
Ferdian:”Daripada masih mencari lain hari lebih baik hari ini saja. Abraham, bagaimana kalau kamu menyuruh orangmu persiapkan terlebih dahulu, kita akan pergi sehabis makan.”
Carlson menganggukan kepalanya.
Riella dengan merasa bersalah pun tertawa: “Maaf, tetapi aku masih ada pekerjaan .”
Ferdian: “Telepon ke kantormu dan izin sakit. Sewaktu di rumah sakit suruh dokter buka surat keterangan sakit, tetap ambil gaji.”
Riella dengan terkejut bertanya:”Begini juga boleh?”
“Ada Abraham bersama kita, hal apa yang tidak boleh dilakukan.” Ferdian melihat ke arah Carlson,” Abraham, betul bukan?”
Dengan begitu, Riella juga ditipu oleh 2 lelaki ini untuk melakukan cek kesehatan di rumah sakit.
Sebenarnya, dia tidak suka suasana rumah sakit, dulu sewaktu dia terbaring selama 1 tahun di rumah sakit, tiap hari mencium bau obat dan infus, kalau dipikir-pikir lagi dia masih takut.
Ini adalah memori buruknya.
Tetapi untungnya masih ada Ayahnya yang menemani disisinya setiap hari, kalau hanya ada dia seorang, dia juga tidak tahu bisa bertahan atau tidak.
Melihat Riella dibawa dokter masuk ke dalam ruangan untuk diperiksa, Carlson dan Ferdian saling bertatapan, Ferdian berkata:”Jangan khawatir.”
Sampai sekarang Carlson masih tidak tahu alasan kenapa Riella melupakan masa lalunya, bagaimana dia bisa tidak khawatir.
Hanya kekhawatirannya disimpan di dalam hati, tidak pernah dia katakan ke orang lain, semua masalah ditanggung olehnya sendiri.
Kalau bukan karena keberadaan Zeesha, Carlson lebih ingin Riella untuk melupakan masa lalunya itu, dengan begitu dia juga akan melupakan kejadian mengerikan pada 3 tahun yang lalu, dan tidak akan terluka sekali lagi.
“Abraham, kalau hasilnya keluar dan membuktikkan bahwa bagian otaknya tidak mengalami luka, apa yang akan kamu lakukan?”
“Cari orang itu.” setelah mendengar perkataan Ferdian, dia diam beberapa saat dan mengatakan satu kalimat itu.
Orang itu adalah Kakeknya, dan juga orang yang “merencanakan” pembunuhan istrinya. Sekarang dia tidak ingin memanggil orang itu sebagai Kakeknya.
Dan dia juga harus segera menemukan alasan sebenarnya mengapa Riella hilang ingatan, sehingga dia bisa lebih cepat kembali ke sisinya.
Ferdian berkata lagi:”Seandainya dia tidak berterus terang, dia tidak memberi tahumu, apa yang akan kamu lakukan?”
Bagaimana?
Dalam sekejap, Carlson juga tidak tahu bagaimana cara menghadapi Kakeknya itu?
Kalau saja orang itu bukan Kakeknya, dia pasti sudah membalasnya, tetapi tidak ada kalau, orang itu tetap Kakeknya, keluarga yang mempunyai hubungan darah dengannya.
Kakek bisa melakukan hal ini ke Riella, kalau begitu rahasia yang diucapkan oleh Zeesha pastilah menjadi kunci diantara semuanya.
Tetapi sebenarnya apa rahasia yang diucapkan Zeesha itu?
Dan kalau rahasia itu terekspos, bisa melukai siapa saja?
Apakah dia? Atau Efa? Atau orang Tuanya sendiri?
Atau karena ada keuntungan didalamnya?
Terpikir sampai disitu, Carlson teringat Darwin, kelihatannya sudah saatnya dia mencari Darwin untuk berbincang-bincang.
Ferdian adalah pakar di bidang psikologi, biasanya dia tidak bisa melihat apa yang dipikirkan oleh Carlson, tetapi setiap masalah yang berhubungan dengan Riella, dia pasti bisa melihatnya dengan jelas.
Orang yang merencanakan semua ini adalah Kakeknya, ini jelas bukan sesuatu yang dapat diurusi dengan mudahnya, Carlson sejenak tidak bisa memberikan jawaban.
Dia dengan cepat mengganti topik: “Bukankah suruh Efa dan Puspita untuk segera menyusul kemarikah, mengapa mereka belum sampai, apakah mereka ke tempat lain untuk bermalasan?”
“Siapa yang sedang berkata buruk tentang kita?” suara Efa yang garing terdengar sampai mereka, dan menghentikan pembicaraan mereka untuk sesaat.
Mereka berbalik untuk melihat, dan terlihat Efa yang memakai topi dan kacamata hitam beserta pakaiannya yang seperti tentara-tentara, Puspita juga berjalan di belakang Efa.
Ferdian segera berkata:”Siapa yang sedang kita katakan, dia juga segera datang, dua cewek cantik, aku sangat merindukan kalian, sehingga di belakang kalian memanggil-manggil.”
Efa berkata:”Senior pun telah berkata, jangan berbicara yang tidak baik dibelakang orang, kalau tidak malam akan ada hantu yang mengetuk pintumu.”
“Efa sangat benar. Tuan Ferdian, hati-hati nanti malam ada hantu cewek yang mengetuk pintumu.” Yang mengucapkannya adalah Puspita.
Walaupun tubuhnya pernah mengalami kebakaran yang parah, mukanya juga hampir hancur, tetapi sifatnya yang blak-blakan tidak pernah berubah, setelah beberapa tahun masih seperti Puspita yang dulu.
“Ada hantu cewek lebih baik, saat ini aku lagi membutuhkan partner cewek, dengan begini bisa mengurangi banyak masalah.” Ferdian dengan sifatnya yang tidak beres berkata.
Mereka bertiga berdebat dengan sangat ramai, hanya seorang Carlson yang tidak berkata apa-apa, seperti tidak ada keberadaan mereka, tatapan matanya terus memandang ruang dimana Riella sedang diperiksa, seluruh pikirannya juga dipenuhi oleh Riella.
Dia menyuruh orang untuk menggantikan obat yang diberikan oleh Zeesha ke Riella menjadi vitamin, Riella sudah berhenti memakan obat itu, apakah dia bisa melewatkan masa-masa kesulitan dimana dia berhenti memakan morfin, ini adalah hal yang dikhawatirkannya pada saat ini.
Efa menutup mulutnya dan menguap berkata:”Mana kakak iparku?”
Semalam, Efa menghadiri acara premier sebuah film, setelah itu ada makan malam lagi, sibuk sampai dengan tengah malam baru kembali ke apartmentnya.
Dia saat ini masih belum bangun, tidak berhenti menguap dan mengeluarkan airmata, kalau bukan ingin menemani Riella untuk shopping, dia pasti tidak akan bangun dan keluar dari apartmentnya.
Ferdian berkata:”Ada dua cowok ganteng yang duduk di depanmu, kalian malah mengabaikannya, hati ini sangat sakit ya.”
Puspita: “Kita adalah orang yang sudah memiliki pasangan, kalian mau seganteng apapun juga milik orang lain, jadi tujuan kita kemari hanyalah satu, yaitu untuk menarik Riella berbelanja bersama kita.”
Efa setuju dengan apa yang dikatakan Puspita pun menggunakan seluruh tenaganya untuk menganggukkan kepalanya:”Aku hanya suka Darwin seorang, laki-laki lain, kecuali Abangku, dimataku tidak ada yang spesial.”
Ferdian membuat satu ekspresi terluka dengan sangat heboh:”Kalian berdua tidak mencariku, kalau begitu lebih baik saya mencari Riella kecil kesayanganku.”
Efa berkata:”Riella kecil akhir-akhir ini begitu lengket dengan satu Abang, Ayahnya dia juga tidak mau lagi, dia mana mungkin punya waktu untuk menemanimu.”
Ferdian dengan tidak berdaya menggerakkan bahunya, bersikap terluka berkata:”Baiklah, biarkanlah kalian berbuat kejam terhadapku, siapa suruh aku sampai sekarang belum punya pasangan yang bisa menyayangiku.”