Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 832 Mimpi Yang Memalukan


Abang Hansel bisa-bisanya pura-pura bodoh!


Baiklah, karena dia ingin pura-pura, dia ingin pura-pura bodoh, maka dia akan menemaninya bermain.


Dia ingin memberi tahu dia bahwa dia bukan gadis berusia empat tahun yang dia kenal.


“Abang Hansel …” kedua tangan Oriella menyentuh dadanya, “Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan? Aku benar-benar tidak tahu.”


Miguel meraih tangan kecilnya yang asal meraba dan berkata, “Gadis kecil, sepertinya kamu masih tidak tahu seberapa bahayanya kelakuanmu ini.”


“Apa bahayanya?” Oriella sekali lagi mengedipkan mata lebarnya yang lugu dan cerah, dan mengambil tangannya dari telapak tangannya yang besar dan menaruhnya di atas pundaknya. “Abang Hansel, kamu tidak menjelaskannya, bagaimana aku bisa mengerti?”


Suaranya lembut, wajahnya manja kekanak-kanakkan, dan itu terlihat sangat imut dan polos, siapapun tidak akan ada yang menyangka bahwa di dalam hatinya sedang merencanakan sesuatu.


“Karena kelakuanmu, membuat seorang pria ingin makan ‘cemilan’ sebelum makan berat.” kata Miguel dengan suara serak.


“Oh, cemilan sebelum makan seperti apa? Apakah enak? Bisakah membiarkan aku menemanimu makan?” HE HE HE, tentu saja sesuai tebakannya, Abang Hansel si serigala berbulu domba ini benar-benar sangat ingin menjadikannya sebagai camilan sebelum makan.


Abang Hansel ingin memperlakukannya sebagai “cemilan” sebelum makan, sebenarnya dia tidak keberatan, tapi … apakah Abang Hansel benar bisa kah?


Oriella memandang Miguel, dan tiba-tiba ingin tahu apakah Abang Hansel tidak lagi mengendalikan diri dan memakannya.


“Riella, apakah kamu tahu apa yang sedang kamu katakan?” Miguel dengan erat memegang pinggangnya, dan kekuatannya tampaknya luar biasa besar sampai sedikit lagi bisa mematahkan pinggangnya yang ramping.


“Tentu saja …” Oriella mendekatinya, mencium cuping telinganya, menyebabkan tubuhnya terguncang, Dia dengan puas menyudutkan sudut bibirnya, “Abang Hansel, apakah suka aku begini?”


Suka!


Sangat menyukainya!


Miguel orang ini, selalu menjadi orang yang sangat cepat beraksi, satu tangannya telah mengikat pinggangnya, satu tangan lainnya menahan belakang kepalanya, mendorongnya ke arah dirinya dan sekali lagi dengan ganas menciumnya.


Abang Hansel yang biasanya terlihat sangat lembut dan anggun, terutama di depan kamera, di hadapan seluruh rakyatnya, adalah lelaki khas yang sopan dan jantan.


Hanya pada seperti ini, Oriella baru menyadari, Abang Hansel nya bukanlah seperti yang biasanya dia lihat.


Dia dengan kuat mendominasi, dia mempunyai cara liciknya sendiri, terutama ketika disaat menciumnya, dia bisa dengan dalam merasakan betapa kuat keinginan monopolinya.


Satu ciuman, seperti selama seratus tahun, sewaktu Oriella merasa bahwa dia hampir mati di dalam ciumannya, dia akhirnya melepaskannya.


Dia memandang pipinya yang memerah, tidak tahan menggulurkan tangan dan meremasnya: “Riella, beri tahu Abang Hansel, apakah kamu menyukainya?”


Nafas Oriella masih belum lancar, dan tanpa sadar menggelengkan kepalanya.


“Tidak menyukainya?” Mimik wajah Miguel menyuram, seolah jika dia benar-benar berani berkata tidak suka, dia sekali lagi akan menaklukkannya dengan tindakan.


“Tidak benci,” Oriella dengan bijaksana memberinya jawaban.


“Hanya tidak benci?” Jawabannya ini, Miguel masih tidak puas.


Ring ring ring –


Telepon pribadi Miguel tiba-tiba berbunyi, Oriella mengambil kesempatan berkata: “Abang Hansel, ada telepon masuk.”


Namun Miguel seperti tidak mendengar dering telepon, kedua mata masih tetap menatap Oriella, seperti selama dia tidak mengatakan hal-hal yang enak didengar, dia tidak akan pernah menyerah.


Hei, laki laki ya, ada kalanya memang begitu keras kepala dan pelit, dia hanya bercanda dengannya, dia bisa-bisanya begitu ngotot untuk memintanya memberikannya sebuah jawaban.


Oriella tidak berbicara lagi, tapi belajar dari pengalaman yang pernah dia lakukan padanya, kedua tangan memegang kepalanya dan membungkuk mencium sudut bibirnya: “Abang Hansel, ini adalah jawaban yang kuberikan padamu.”


Akhirnya, Miguel tersenyum, memegang kepala Oriella lagi memberinya ciuman ala prancis, barulah mengangkat telepon yang sudah telepon untuk yang kedua kalinya.


Tidak tahu apa yang dikatakan di ujung telepon. di akhir Oriella mendengar Miguel mengatakan satu kalimat: “Baiklah, pergilah ke pertemuan tepat waktu. Diam-diam mengirim beberapa orang pergi dulu, harus memastikan keselamatannya. Kali ini, Aku tidak akan membiarkan siapa pun menyakitinya. ”


Miguel menutup telepon, Oriella segera bertanya: “Abang Hansel, ada apa?” Dia khawatir padanya.


Meskipun khawatir tidak bisa secara mendasar menyelesaikan masalah, tapi dia tidak bisa mengendalikan untuk khawatir padanya.


“Hanya sedikit urusan kantor saja.” Miguel merapihkan pakaian dan kembali ke penampilan berpakaian bagus, “Gadis bodoh, ayo makanlah.”


“Abang Hansel …” Oriella ingin bertanya apakah benar-benar hanya urusan kantor saja, tetapi tahu bahkan meskipun terjadi sesuatu dia tidak akan memberitahunya, saat hampir mengatakannya, dia segera mengalihkan topik pembicaraan, “Kali ini apakah benar-benar mau mulai makan? ”


“Jadi kamu ingin terus menjadi camilan sebelum makan ku?” Gadis kecil itu harusnya senang ada panggilan masuk itu, kalau tidak dia tidak tahu apakah dia bisa tetap berakal sehat.


“Makanlah makan!” Oriella menggaruk kepalanya, jika tidak makan lagi, makanannya sudah dingin, diperkirakan harus menyusahkan Abang Hansel untuk memanaskan makanan.


Dia tidak ingin dia begitu bekerja keras.


……


Keesokan harinya.


Oriella masih didalam alam mimpi, sedang bermimpi dengan Abang Hansel sedang bersiap untuk melakukan hal yang malu-malu, tiba-tiba dering telepon yang mengganggu berdering dengan keras, mengganggu mimpi indahnya.


Dia menyipitkan mata, menyentuh ponsel bahkan tidak melihat nomor penelepon, dia menutup telepon, menyelinap masuk ke dalam tempat tidur mencoba untuk melanjutkan “mimpi indah” yang belum memasuki inti.


Dia tidak tahu bagaimana dia bisa membuat mimpi yang begitu memalukan, didalam hati terhadap mimpi ini merasa malu juga entah kenapa merasa bersemangat.


Diperkirakan dia satu bulan tidak tidur di tempat tidur yang nyaman, tidak berbaring di tempat tidur yang begitu hangat, Hari ini dia jarang tidur begitu nyaman, setelah nyaman dia mulai berpikiran yang tidak-tidak.


Atau tadi malam Abang Hansel terbaring di sebelahnya, dia tertidur dengan mencium nafas kejantanannya, jadi dia bisa punya mimpi yang begitu memalukan.


Namun, Oriella baru saja menaruh kembali ponselnya, ponsel yang menjengkelkan dengan keras berdering lagi, dia sangat marah sampai tidak sabar untuk melempar ponselnya keluar.


“Sial!” Siapa yang menginterupsi mimpinya yang begitu indah, dia akan mengingat namanya, dan laih hari pasti harus membalas dendam ini.


Ketika dia mengambil ponselnya dan melihat kata-kata “Kak Yaya” tampil di layar ponsel, dia hanya bisa menghela nafas.


Siapapun yang melakukan ini, dia pasti akan balas dendam, tetapi malah orang yang baik hati, lembut dan murah hati padanya.


Oriella menjawab telepon dan dengan tidak kompeten berkata: “Kak Yaya, kenapa?”


Suara Little Prince terdengar dari telepon: “Babi Imut, kami bertiga sudah berkumpul, kami sedang menunggumu, kamu cepatlah. Jika kamu tidak datang, Aku akan mati kelaparan.”


Oriella baru teringat. Hari ini dia membuat janji dengan mereka bertiga untuk makan bersama, dan dirinya bisa-bisanya…

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK