Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 743 Kamu Adalah Anak Dari Keluarga Tanjaya


Sebastian memutarkan kepalanya, dengan cepat mengambil handphone dari tangan Tamara, menjawabnya:”ayah.”


“Iya.” Dari dalam handphone terdengar suara rendah Carlson.


Dia hanya berbicara satu kata, sama dengan kepribadian dia melakukan suatu hal selama beberapa tahun lamanya, selamanya seperti sebuah lukisan yang begitu dingin yang susah untuk didekati.


“ayah, kamu mencari aku untuk hal apa?” di hadapan ayahnya, Sebastian selalu berhati-hati, dia takut melakukan suatu hal dengan tidak baik, membuat suatu hal yang membuat ayahnya yang sangat ketat merasa tidak suka.


“Sedang berada di Atmajaya?” dari dalam telephone sekali lagi mengeluarkan suara Carlson, masih sama mengeluarkan satu kalimat yang begitu dingin, juga tidak tahu sebenarnya hal apa yang ingin diasampaikan.


“Benar.” Sebastian menganggukkan kepalanya, pada waktu yang singkat ini, otaknya sudah memikirkan begitu banyak kemungkinan alasan ayahnya menyari dia.


Dia berharap dia bisa lebih awal menebak apa maksud ayahnya, juga memikirkan cara bagaimana untuk membalasnya, tidak ingin membuat ayahnya menemukan masalah apapun dari tubuhnya.


Dia sudah berada di keluarga Tanjaya selama beberapa tahun, juga sudah dipandang oleh dunia luar jika dia adalah tuan muda keluarga Tanjaya, keluarganya juga menganggap dia sebagai anak kandung mereka sendiri, tetapi dia sama sekali tidak pernah melupakan jika dia hanyalah seorang anak yang diadopsi oleh keluarganya.


Dia selalu mengingat identitas aslinya, dia ingin setiap saat mengingatkan dirinya sendiri, barulah bisa membuat hal yang lebih baiklagi menggunakan identitas dia sekarang.


“Sebastian, kamu adalah putra tertua keluarga Tanjaya.” Carlson kembali mengatakan satu kalimat, juga tidak terdapat kalimat selanjutnya lagi, mendengarnya membuat Sebastian terdiam ditempat.


“Ayah, Apakah aku melakukan sebuah kesalahan?” selama beberapa tahun ini, dia selalu berhati-hati, mengerjakan suatu hal selalu mengejar kesempurnaan.


Dia kembali berfikir dengan teliti, beberapa proyek ditangannya berhasil dia selesaikan dengan sangat baik, juga tidak terdapat kesalahan apapun, maka masih ada hal seperti apa?


“Kamu adalah anak tertua keluarga Tanjaya, juga merupakan kakak dari Oriella dan Jonathan. Jika seandainya mereka berdua melakukan kesalahan, maka kamu sebagai kakak mereka harus melakukan hal seperti apa?” dari dalam handphone terdengar suara rendah Carlson, juga bisa terhitung tidak banyak dia bisa berkata begitu banyak seperti ini.


“Ayah??.” Sebastian seketika tidak tahu harus bagaimana menjawabnya, kemungkinan ayahnya sedang menyalahkan dia sudah begitu lama dan dia masih tidak bisa membawa adik perempuannya pulang kerumah.


Carlson kembali menekankan nada bicaranya:”Sebastian, kamu harus selalu mengingat, jika kamu adalah anak dari keluarga Tanjaya.”


“Ayah, aku sudah tahu harus berbuat seperti apa.” Terdapat berbagai kesedihan diwajah Sebastian.


Dia sudah berada dikeluarga Tanjaya selama 14 tahun, keluarga Tanjaya juga memberikannya pendidikan terbaik, memberikan kehidupan terbaik untuknya, memberikan barang terbaik untuknya, memberikan cinta mereka.


Mulai dari dia masuk kedalam keluarga Tanjaya, ibunya sudah menariknya dan berkata, jika kemudian dia adalah anak dari keluarga Tanjaya, merupakan kakak dari Riella kecil?? maka dari itu 14 tahun ini, dia mengira jika dia sangat kompeten melakukan tugasnya sebagai seorang kakak.


Tetapi??..


“Kamu tidak mengerti.” Suara rendah Carlson kembali terdengar, suaranya kembali terdengar menjadi lebih rendah, bisa terdengar jika dia sudah merasa sedikit tidak senang.


“Ayah, aku tidak terlalu mengerti sebenarnya apa yang ingin ayah sampaikan?” Sebastian tidak mengerti, Apakah perintah yang ayahnya berikan kepadanya memiliki maksud lain?


“Sebastian, ayahmu ingin memberitahu mu, jika kamu adalah anak kami, kamu bisa melakukan apapun dengan bebas, tidak perlu memepertimbangkan begitu banyak hal.” Suara didalm handphone tiba-tiba berubah menjadi suara Ariella.


“Ibu??”


“Sebastian, kamu adalah anak ayah dan ibu, kerja keras mu selama ini sudah kami lihat dan kami rasakan. Riella adalah adikmu, kamu sebagai akkaknya, jika seandainya dia melakukan sesuatu hal yang salah, maka apa yang harusnya kamu lakukan haruslah kamu lakukan, jangan sampai dia membuat hal yang tidak benar dengan sebebasnya.” Ariella kembali berkata.


“Ibu, aku sudah mengerti.” Kali ini, dia seharusnya benar-benar mengerti maksud mereka.


Dia selalu mengetahui, jika didalam mata mereka, mereka selalu menganggapnya sebagai anaknya sendiri, tetapi terkadang dia juga tidak bisa menahan dirinya untuk merasa ragu.


Sepertinya, hanya dial ah yang berfikir terlalu banyak.


“Anakku, jika kamu sudah mengerti, waktu sudah malam, kamu beristirahatlah lebih cepat.” Ariella berkata lalu mematikan teleponnya.


Setelah mematikan teleponnya, dia menatap marah lelaki yang berada disebelahnya:”aku berkata kepadamu tuan presiden, urusan anak-anak, biarlah aku yang mengurusinya, jika menyuruh dirimu mengurusnya, kamu bisa membuat anak-anak menjadi terkejut ketakutan.”


Carlson:”Aku??”


Ariella memotong pembicaraan:”kamu apa? Jelas-jelas hanya menggunakan dua kalimat sudah bisa membuat permasalahan dijelaskan dengan begitu jelas, kamu masih bersikeras untuk menyuruh anak-anak menebak seharian.”


Carlson tidak lagi berusara, mau bagaimanapun dalam kehidupannya istrinya selalu benar, tidak peduli sudah lewat beberapa tahun lamanya, peraturan ini masih berjalan dan tidak berubah sama sekali.


Ariella kembali berkata:”Carlson, anak-anak sudah bertumbuh dewasa, masalah percintaan mereka biarkan mereka yang mengurusnya sendiri, kita tidak bisa mengurusinya begitu banyak.”


Wajah Carlson meredup, memperlihatkan dengan jelas dia tidak terlalu menyetujui perkataan Ariella.


Ariella duduk disampingnya, merebahkan kepalanya pada bahu Carlson:”Carlson, pada saat kamu membuat keputusan untuk menikah denganku juga tidak mendapat persetujuan dari ayah dan ibu.


Carlson menepuk-nepuk ringan punggungnya:”aku tidaklah sama.”


Ariella mengangkat kepalanya dan melihat dia:”coba kamu katakan, dimana letak perbedaannya?”


Dibawah pandangan yang diberikan Ariella kepadanya, dia berkata dengan hangat:”pada saat aku belum memutuskan menikah , aku sudah lama mengelola perusahaan Aces, sedari kecil hingga besar aku selalu memutuskan keputusan ku sendiri, aku mengetahui dengan jelas apa yang ingin aku lakukan.”


Mendengar perkataan yang Carlson katakan, Ariella menjadi sedikit mendesaknya:”Tuan Carlson, Apakah maksudmu anak kita tidak memiliki pemikiran mereka sendiri? Mereka tidak mengetahui hal apa yang sedang mereka lakukan?”


Carlson:”??.”


Sejak kapan dia bermaksud seperti ini?


Beberapa tahun ini wanita ini sudah semakin bisa menebak maksud dia yang sesungguhnya.


Ariella juga sudah mengetahui jika nada bicaranya sudah berubah menjadi mendesak, mengatur ulang nafasnya:”Carlson, anak kita selalu jauh lebih hebat dibandingkan apa yang kita lihat. Kita harus mencoba melepaskan tangan dan membiarkan mereka mencoba hal yang mereka ingin lakukan. Mungkin ada suatu hari, kamu tiba-tiba merasa, anak kita sudah benar-benar bertumbuh dewasa.”


Carlson bukanya tidak tahu jika anak mereka sangat hebat, tetapi dia merasa anaknya terlalu hebat, sehingga dia merasa tidak ada satu orang pun yang pantas bersanding dengan anak perempuannya.


Tetapi pemikiran ini, tidak pernah Carlson katakan kepada siapapun, dan tentu saja Ariella juga tidak mengetahuinya.


Carlson tidak berkata, tetapi Ariella bisa mengerti:”Carlson, jika kamu mengkhawatirkan Riella kita, maka kamu tidak perlu mengkhawatirkannya, karena kemampuan Riella jauh lebih kuat daripada aku, kamu tenang saja, orang yang bisa dilihatnya pastilah hanyalah orang yang sangat hebat.”


Beberapa tahun ini, Carlson begitu menyayangi anak perempuannya hingga seluruh dunia mengetahuinya, karena anak perempuan ini adalah anak pertamanya dengan Ariella.


Tentu saja tidak mudah untuk membuat anak ini tetap hidup, terlebih lagi pada saat tidak ada Ariella disisinya hanya ada anaknya yang menemaninya.


Maka dari itu dia barulah tidak ingin melihat putrinya tumbuh begitu cepat, dan lagi begitu cepat sudah menetapkan hatinya pada satu pria.


“Aku tidak sependapat.” Carlson kembali berkata satu kalimat.


“Apa yang kamu tidak sependapat?” Ariella bertanya.


Carlson mengambil dokumen disampingnya dan membancanya, setelah beberapa saat dia berkata:”kemampuanmu mengenali orang sebelum kamu berumur 20 tahun sangatlah parah, tetapi pada saat kamu bertemu dengan aku, kemampuanmu mengenali orang menjadi bertambah.”


“Tuan Carlson, bisakah kita sedikit memiliki muka?” Ariella tertawa dan berkata.


Mana ada orang yang memuji dirinya sendiri, Ariella masih tidak bisa melihat jika tuan Carlson yang begitu dingin bisa memiliki sifat yang seperti ini.

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK