Waktu itu, ketika Oriella lahir, keluarga Tanjaya dan Keluarga Sutedjo hanya punya Oriella seorang anak saja.
Semua orang sangat memanjakan Oriella.
Semua orang membesarkan Oriella dengan kasih sayang, tak perduli ia sebesar apa, tak perduli dia berjalan seberapa jauh, di mata keluarganya, dia tetap saja seperti anak kecil
Tapi asal ada hal yang berkaitan dengan Oriella, semua orang berusaha memberikan semangat dan bantuan, membantunya menyapu segala halangan agar dia bisa menjalani hidupnya kedepannya.
????..
Ketika Darwin datang, Oriella sangat bahagia seperti anak kecil meminta untuk di di gendong oleh pamannya, seperti jaman dulu ia berada di dadanya dan berkata, “Paman, kalian sangat cepat juga yah, bibi dan Xiao Diego baru saja tiba, kamu terus mengejar kemari. Tapi aku tak perduli, kalian harus tinggal di sini beberapa hari, aku tinggal sendirian sangat bosan.”
Ada banyak waktu, dia tak bermanja-manja dengan pamannya, hari-hari yang indah dulu adalah sebuah kenangan yang tak terkira.
Darwin memukul kepalanya, “Tentu saja dong, asal kamu tidak mengusir kami, kali ini, kami bertiga akan menemani mu di sini.”
“Paman, kamu sangat tau bagaimana membuatku senang.” Dia adalah ketua kelompok angkatan darat, banyak hal yang dia ambil alih keputusan, mana ada waktu menemani Oriella.
“Ya, kalau begitu aku perkirakan, kita butuh waktu minimal 1 minggu lah.” Darwin sedang memperkirakan, minimal seminggu itu.
“Paman, aku setuju, tak boleh menyesal loh.” Perasaan di mana ada keluarga yang jauh di sana kemudian tiba-datang main, itu merupakan hal yang sangat menyenangkan.
Biasanya tidak merasa rindu, tapi ketika ada keluarga yang datang baru merasa sebenarnya dari lubuk hati terdalam rindu mereka.
Hanya saja biasanya seorang diri terbiasa untuk kuat, terbiasa menghadapi nya sendiri, seklaigus melupakan di belakang diri sendiri bersandar pada keluarga.
Kedatangan Darwin dan keluarga, membuat Oriella merindukan ayah dan ibunya, ia ingin baring di kamar dan menelpon ibunya.
Ketika tersambung, ia menyapa ibunya, “Ibuuu??.”
Kasih ibu kepada anaknya, hanya mendengar suara Oriella memanggil ??Ibu?? saja, Ariella dapat mendengar bahwa anak ini tidak dalam keadaan yang baik, “Oriella, kenapa? Ada yang menyakitimu?”
Mendengar suara ibunya demikian, Oriella hampir saja mengeluarkan air mata, tapi dengan cepat ia mengontrolnya, “Tak kenapa-kenapa bu, hanya saja kangen sama kalian.”
“Oriella, apakah Hansel yang melukaimu?” Meskipun Ariella impresi sangat baik dengan Hansel, tapi kalau Hansel berani mengganggu anak perempuannya, maka impresi tinggi tersebut akan turun drastic jadi 0.
“Bagaimana bisa Abang Hansel??..” Oriella dengan segera melawan, tapi suaranya semakin kecil, mungkin dia tiba-tiba rindu keluarga ada hubungannya dengan Abang Hansel.
Dia baru sampai di negara A selama tiga bulan lamanya, tahun baru china semakin lama semakin dekat, tapi hubungannya dengan Abang Hansel sama sekali tak ada perkembangan.
Hal diantara mereka sangat sangat banyak, tak bisa terhapuskan, maka hatinya pun tak tenang.
“Oriella, jangan khawatir, semua nya akan membaik. Kalau kamu sayang dengan dia, maka percayalah dengannya, kasi dia waktu pasti dia akan menyelesaikan permasalahan tersebut. “Sepengenalan Ariella terhadap Hansel, dia tak mungkin membuat Oriella sedih.”
Tak mungkin membiarkan Oriella sedih, tapi Oriella tetap merasa sedih, maka pasti ada salah paham di antara hubungan mereka.
Tahun itu, dia tak bisa membuat Carlson percaya sepenuhnya, tak percaya bahwa Carlson bisa menyelesaikan hubungan di antara mereka. Oleh karena itu, dia hanya bisa menerima perkataan orang lain yang mengancam perkataan Carlson untuk bercerai.
Meskipun kali itu Carlson yang mengajukan bercerai hanya rekayasa, setiap kali di bayangkan Ariella menyalahkan dirinya sendiri.
Kalau dari awal dia bisa mempercayai Carlson, percaya bahwa Dia memiliki kemampuan untuk mengurus masalah di antara mereka, maka salah paham di antara mereka juga tak mungkin sampai kehilangan anak-anak.
Oriella anak perempuannya itu, dulu belum bisa melakukan. Ariella berharap anaknya bisa melakukannya, lebih lagi berharap kisah cinta anak perempuannya itu bisa lancar-lancar, jangan seperti mereka yang sangat susah.
Mendengar perkataan ibunya, Oriella ceria kembali, ia tersenyum dan berkata, “Bu, kamu seperti malaikat yang di utus dari surga ya? Kenapa isi otakku pun kamu tau?”
Ariella menajwab dengan lembut, “Aku bukan malaikat, kamu itu anakku, aku itu ibumu, aku tak mengerti kamu, siapa yang mengerti kamu?
Oriella menganggukan kepala, “Betul sih, Ayah tak mengerti ku, selalu buatku marah, Dia pun tak suka dengan Abang Hansel.”
Ariella, “Heh!”
Anakku, ketika kamu mengatakan hal itu kamu harus memastikan dia tak ada di sini, kalau tidak, kamu terus berkomentar demikian, dia pasti akan marah selama sebulan.
Oriella, “????.”
Mendengar arahan demikian, Oriella merasa sudah cukup, ia bisa membayangkan, ayahnya tersebut pasti akan marah besar!
Mati!
Dia terdiam.
Tapi, sebagai wanita yang cerdas, ia dengan cepat memikirkan cara lain untuk mengatasinya, “Meskipun ayah sering marah, meskipun ayah tak suka dengan Abang Hansel,, tapi di hatiku, ayah adalah ayah paling ganteng di dunia, siapa yang bisa dibandingkan dengan ayah.”
Dengan memuji seperti ini, wajah ayahnya pasti lebih baik lah!
“Ya, aku juga merasa dia adalah suami terbaik!” melihat Carlson masih tak terlalu enak raut wajahnya, Ariella menambahkan demikian.
Ketika Ariella mengatakan demikian, wajah Carlson membaik, terlihat bibirnya tersenyum.
Ariella melihatnya sehingga ia sengaja menunduk melanjutkan baca Koran, seperti berpura-pura tidak mendengar, tapi seperti senang kembali.
Ariella tersentak! Sungguh laki-laki yang aneh!
Di depan anak dan istrinya, tak tau bahwa dingin seperti ini aneh kali!
Jangan-jangan dengan dia berpura-pura seperti ini, mereka bisa tau bahwa sebenarnya dia sayang mereka gitu?
????
Keesokkan harinya, Oriella masih belum bangun, ia mencium bau masakan wangi, ia dengan kondisi badan masih berantakan keluar ruangan, ia melihat Darwin mereka tersenyum sedang makan.
Oriella “??.”
Mendengar kode dari ibu tercinta, Oriella sadar bahwa sudah cukup, ia bisa ayahnya
“Anakku, kamu masih masa pertumbuhan jadi harus makan banyak.” Efa tumben tidak berebut makanan dengan anaknya, ia memberikannya makanan