Cahaya lampu sangat menusuk mata, tapi dibandingkan dengan cahaya lampu, yang lebih tajam adalah tatapan Darwin.
Orang seperti Efa yang selalu menyakiti Darwin saja terkejut, dia pun ingin membalikkan badan dan pergi, tapi Efa pun menahan rasa takut di hatinya.
Darwin langsung datang mencarinya, kesempatan yang begitu baik, Efa mana mungkin tidak menggunakan kesempatan ini baik-baik, dia tidakk akan membiarkan Darwin pergi begitu saja.
Dibawah cahaya yang terang, Efa tanpa memakai apapun, kulit yang begitu putih dengan sedikit warna pink, Efa menjilat bibirnya, dengan bangga berkata: “Darwin, kamu sudah cemburu kan. Selama aku masih belum dibawa oleh orang lain, sekarang kamu masih ada kesempatan.”
Setelah berkata, Efa pun sengaja membusungkan dada.
Darwin mengecilkan mata, tatapannya terlihat begitu tajam bagaikan sinar X, dia pun melihat Efa sejenak dan tetap begitu mengerikan dan tidak mengatakan apapun.
Efa pun merasa tidak nyaman karena dilihat olehnya, dia pun langsung maju ke depan dan masuk ke pelukannya, memeluknya dengan erat: “Darwin, ayo kita melakukannya. Percaya padaku, aku bisa membuatmu nyaman.”
Efa sudah mempelajari cara-cara dari film percintaan, tidak peduli awal atau akhir, dia yakin bisa melakukannya dengan baik, hanya menunggu Darwin melakukannya.
Sekujur tubuh Darwin pun membeku, sepertinya dia sama sekali tidak tergerak karena hal yang ada di hadapannya, tapi nada di dahinya menghianatinya.
Efa lanjut berkata: “Darwin, jangan ragu lagi. Selama aku masih bersedia bersamamu, kamu seharusnya menggunakan kesempatan ini baik-baik. Jangan sampai kamu sudah kehilanganku baru menyesal.”
“Darwin, sebenarnya aku masih menyukaimu. Seperti saat hari ini Rico menciumku, sebenarnya orang yang aku pikirkan adalah kamu, orang yang ingin aku cium adalah kamu.”
Efa tidak mengatakan ucapan ini Darwin masih bisa memaksa dirinya untuk tenang, begitu dia mengatakan kata ini, Darwin pun tidak bisa menahan rasa marah dihatinya, jika meledak pasti tidak bisa selesai.
Darwin pun menekan kepala Efa, mendekat dan menciumnya dengan keras, tidak hanya mencium, tapi mengigitnya, seolah-olah dia sedang menghukumnya tidak patuh.
Darwin yang sangat tidak menyenangkan!
Ciuman Darwin, lebih keras dari yang dibayangkan Efa, membuat semua yang terlah dia pelajari sama sekali tidak bisa digunakan, sedikit serba salah membalas ciumannya.
Hati Efa pun berdetak dengan sangat kencang, dalam hati tidak berhenti berharap—Darwin, makanlah aku, makanlah aku. Kita lebih awal melahirkan beberapa anak, kalau tidak keluarga keturunan keluarga Sutedjo akan segera terputus.
Disaat Efa sudah benar-benar siap, Darwin pun mendorongnya dengan kuat, Darwin tetap melihatnya dengan mengerikan, dengan dingin berkata: “Lain kali tidak boleh berhubungan dengan Rico lagi.”
“Kamu siapaku? Kenapa kamu mengurusku? Aku ingin berhubungan dengan pria mana pun tidak ada urusannya denganmu!” Efa mengigit bibir dan memendam rasa sedih di hatinya, melihat Darwin dengan keras.
Panah pria brengsek ini bahkan sudah bangkit, dia bahkan bisa menyimpannya kembali. Bukan karena pesona Efa tidak cukup, bukan karena Efa tidak menariknya, sebenarnya apa alasannya?
“Memang, aku bukanlah siapa-siapamu. Jadi tidak peduli dihadapan orang asing kamu juga bisa telanjang bulat seperti ini?” Darwin bangkit, karena gerakannya terlalu cepat, saat berdiri pun terasa ada sebuah angin.
Begitu mendengar ucapan Darwin, Efa juga berdiri, tapi Efa lebih pendek banyak darinya, hanya bisa mengangkat kepala melihatnya, dan menjadi tidak begitu berani.
Efa pun langsung memanjat ke sofa, satu tangan ditaruh di pinggang, satu jari menunjuk Darwin dan memarahinya: “Darwin, jangan mengir aku menyukaimu maka kamu bisa sembarang mempermalukanku. Aku beritahu padamu, saat aku menyukaimu, di dalam hatiku kamu adalah barang yang berharga, saat aku tidak lagi menyukaimu, kamu bukanlah apapun.”
Benar-benar keterlaluan, pria brengsek, keji, selain dia, apakah selain dia Efa tidak bisa menemukan pria lain lagi?
Seperti Efa yang kaya, cantik dan seksi, pria yang menyukainya sangat baik, kenapa dia terus menginginkan pria brengsek ini.
Ucapan Efa dikatakan dengan sangat marah, dia juga sudah paham, tapi tidak tahu mengapa, air mata yang begitu besar pun tanpa sadar menetes dari sudut matanya.
Efa tidak ingin menangis, terutama tidak ingin menangis dihadapan Darwin, tapi air mata ini sama sekali diluar kendalinya.
Setelah Efa menghapus air matanya, dia pun menunjuk ke pintu dan menjerit: “Keluar! Siapa yang menyuruhmu datang kerumahku. Aku beritahukan padamu, pergi sejauh mungkin, lain kali jangan pernah muncul di hadapanku lagi.”
Darwin tidak mengatakan apapun, hanya mengepalkan kedua tangannya dengan erat, tatapannya juga sangat berapi.
Darwin bisa tanpa memerdulikan apapun dan menidurinya, membuatnya menjadi miliknya, tapi suatu hari nanti saat dia mengetahui semua kebenarannya, Efa pasti akan membencinya.
Darwin pun menyembunyikan rasa tidak tega yang ada di dalam hatinya, dia pun melihat Efa sejenak, membalikkan badan dan dengan langkah yang lantang pergi.
Efa hanya mengatakan ucapan amarah, tidak benar-benar ingin pria brengsek ini benar-benar pergi, dia begitu marah sampai melemparkan cangkir teh pada Darwin.
Efa menggunakan tenaga yang sangat besar untuk melemparkan cangkir, Darwin tidak menghindar, cangkir mengenai punggungnya dan mengeluarkan suara pecah, pasti sangat sakit.
“Darwin, kalau kamu berani pergi, aku akan segera mencari pria itu dan tidur dengannya.” Darwin tidak menghindar, Efa semakin marah, lalu mengambil cangkir dan melemparkan ke arahnya.
Tapi di saaat Efa berkata, Darwin sudah menghentikan langkahnya dan membalikkan kepala, saat Efa sadar cangkir sudah mengarah ke arah Darwin, Efa ingin menghentikan juag sudah terlambat, hanya bisa melihat cangkir itu mengenai kepala Darwin……
Cangkir mengenai kepalanya, cangkir pun pecah, dan mengores dahinya, darah pun langsung terlihat dari lukanya, setetes demi setetes mengalir dari dahinya, tapi Darwin bahkan tidak mengerutkan dahi, seolah-olah dia tidak tahu rasa sakit.
Darwin melihat Efa, perlahan berkata: “Aku bukanlah siapamu, kamu ingin mencari siapapun tidak ada hubungannya denganku, lain kali tolong jangan mengangguku lagi.”
Setelah mengatakan ucapan yang tidak berperasaan itu, Darwin pun kembali membalikkan badan dan membuka pintu lalu suara pintu yang tertutup terdengar dengan keras.
Bang—–
Suara pintu dibanting sangat keras, mengejutkan Efa, sedih, tidak rela, marah……semua perasaan bercampur aduk.
“Darwin, kamu mengira di dunia ini hanya ada kamu seorang pria? Kamu benar-benar mengira, aku Efa tidak bisa tanpamu?”
Efa begitu marah sampai melompat dan memarahinya, mengambil barang dan membantingnya, tapi semua barang itu dia menghabiskan uangnya sendiri untuk membelinya, jika pecah dia juga tidak tega.
Karena tidak tega, dia pun hanya memarahi, lagian memarhai Darwin tidak perlu modal.
Setelah memarahi Darwin, dia pun mengutuknya selain dia, Darwin tidak akan bereaksi dengan wanita lain.
Saat ini, Darwin yang berdiri di luar pintu pun mendengar suara Efa memarahinya.
Masih bisa memarahi orang, itu tandanya dia baik-baik saja, setelah tidur dia akan kembali menjadi Efa yang kuat.