Makan siang di salah satu restoran barat terkenal didekat kantor PM.
Restoran barat kalau dibandingkan dengan restoran china, lingkungannya lebih elegan, tenang, cocok untuk mendiskusikan pekerjaan dan juga percintaan.
Mereka ingin mendiskusikan pekerjaan, jadi mereka memilih diruangan privat.
Ariella pergi untuk membicarakan pekerjaan, jadi dia pasti akan mengajak Asisten Desy untuk ikut bersamanya, ketika mereka sampai direstoran, Henry dan Billy sudah tiba lebih awal.
“Direktur Billy.” Ariella dan Desy menyapa Billy.
Billy melambaikan tangan dan tersenyum: “Kita semua masih muda, ngga perlu begitu sungkan. Kalau keluar makan siang semua adalah teman, ngga perlu panggil Direktur Billy, kesannya kita sangat asing.”
Mereka keluar untuk bekerja, makan hanya sebatas formalitas.
Ariella juga tidak ada keinginan untuk makan bersama, hanya saja menggunakan alasan makan agar dapat mendiskusikan kasus “Angin Cinta” untuk segera diputuskan oleh Billy.
Tetapi saat ini kelihatannya Billy dan Henry tidak berencana untuk membicarakan pekerjaan, Ariella juga tidak enak jika meminta mereka untuk tidak makan, jadi dia hanya bisa duduk dulu.
Seandainya mereka tidak membicarakan pekerjaan, dia ingin pergi terlebih dahulu.
“Ariella, kamu kenapa tidak makan? Tidak sesuai dengan selera kamu?” Billy menyadari Ariella sama sekali tidak menyentuh makanan.
“Tadi pagi aku makan kebanyakan, jadi tidak lapar.” Kata Ariella.
Sejujurnya, menu disini tidak sesuai dengan seleranya, karena mulutnya sudah terbiasa makan makanan yang dibuat secara hati-hati oleh orang suruhan Carlson.
Ariella tidak makan, Desy kelihatannya sama sekali tidak peduli, karena dia hanyalah seorang asisten, saatnya makan banyak ia pasti akan makan banyak.
Henry yang sedari tadi tidak bersuara bahkan tidak melihat ke Ariella akhirnya buka suara: “Direktur Billy, Ariella dan aku ingin memastikan case Angin Cinta kepadamu.
“Design gaun untuk Angin Cinta aku serahkan seutuhnya kepada kalian berdua, kalian yang ambil keputusan. Persoalan design yang profesional, aku percayakan kalian.”
Walaupun mulut Billy berkata semua hal mereka yang mengambil keputusan, tetapi bagaimana pun dia adalah atasan, berbicara dengan sungkan, kita tidak boleh menganggapnya serius.
Seperti itulah manusia, dia bersikap sungkan padamu, kamu juga harus bersikap sungkan balik padanya.
Namanya juga atasan, kita harus menjaga imagenya.
Ketika mendiskusikan hal ini dengannya, terlihat jelas dari bola matanya, bahwa ia masih berharap agar tetap ia yang mengambil keputusannya.
Mereka juga tidak berharap penuh Billy akan memberikan ide yang profesional, karena bagaimanapun Billy hanya mengatur, tidak ada hubungannya dengan design, jadi yang diperlukan dilakukan hanyalah memutuskan case ini, dan selanjutnya mereka dapat mulai bekerja.
Setelah makan kenyang, dan pekerjaan sudah diselesaikan.
Henry dan Billy berjalan keluar.
Mencium aroma wangi stik sapi, perut Ariella merasa mual dan ingin muntah, untung saja dia berhasil menahannya.
Begitu keluar dari ruangan, Ariella segera ke toilet dan muntah.
Melihat kearah cermin dan merasa dirinya setelah muntah seakan diambil setengah nyawanya, tiba-tiba Ariella mulai merindukan Carlson yang biasa memperhatikannya.
Kalau dia pergi makan dengan Carlson, Carlson akan selalu mempersiapkan segalanya, tidak akan membiarkannya mencium aroma yang dapat membuatnya mual.
“Sayang, Ibu sangat ngga nyaman, kamu jangan buat Ibu merasa mual lagi ya?” meskipun tahu janin didalam perut belum menunjukkan bentukknya, tetapi Ariella merasa bayi diperut dapat merasakan, jadi dia selalu berusaha berkomunikasi dengannya.
Tidak tahu karena efek psikologis atau bayi didalam perut memang bisa mendengarnya. Setelah mual-mual, Ariella sekarang jauh lebih baik.
Dia membasahi wajahnya dengan air, tarik nafas panjang, lalu menyemangati dirinya sendiri untuk tetap semangat.
Tepat ketika ia sedang berbicara didepan cermin, pintu toilet tiba-tiba didorong terbuka dan masuk sosok orang yang tinggi, lalu orang itu menutup dan mengunci pintu toilet.
Lagi-lagi Henry!!
Lagi-lagi dia!!
Benar-benar seperti hantu gentayangan!!
Dia datang ke toilet wanita bahkan mengunci pintunya, dia ingin melakukan apa?
Ariella dengan cepat melangkah mundur dan dengan gagapnya berkata: “Kamu, kamu mau ngapain?”
Henry berjalan selangkah demi selangkah mendekati Ariella, dengan beberapa langkah saja ia sudah berhasil membuat Ariella terpojok yang membuatnya tak bisa berbuat apa-apa.
Ariella mengambil HP, tetapi karena terlalu panik, HP jadi terjatuh kelantai.
Ketika Ariella dalam kondisi sedang panik, Henry menahan kedua tangannya lalu mencium keningnya.
Ariella merasa seperti ada listrik yang melintas ditubuhnya, mengagetkan jiwanya, lalu dengan cepat mendorong jauh Henry.
Henry malah memeluk Ariella dengan erat, satu tangannya memegang pinggangnya dan berbisik padanya: “Ariel, kamu tidak bisa kabur. Aku juga tidak akan membiarkan kamu kabur.”
“Orang gila! Aku sudah dengan jelas bilang ke kamu, aku tidak kenal kamu, aku punya suami, aku punya anak, kamu sebenarnya ganggu aku mau ngapain?” Ariella marah besar, ia sendiri bahkan tidak tahu bisa sampai sekesal ini.
Henry menahan kepalanya, dan berkata: “Aku tidak ganggu kamu, aku hanya ingin cari cara supaya kamu ingat aku mati-matian.”
“Lepasin tangan kamu, orang gila!” Ariella dengan sekuat tenaga memberontak dan menendangnya, tetapi ia teringat akan bayi yang ada diperutnya.
Tidak, tidak……
Dia tidak boleh marah, dia harus tenang, dia harus pikir bagaimana caranya untuk pukul pria brengsek ini, dan tetap melindungi anaknya.
Tetapi Henry melepaskannya, tertawa berkata: “Aku ingin ketemu seseorang.”
Ariella menggigit erat bibirnya, lalu menampar Henry.
Karena sebelumnya ia sudah pernah ada pengalaman dipukul, Henry belajar pintar, ia dapat menerka Ariella akan melakukan hal itu, jadi ia langsung menahan lengan Ariella.
Lalu Henry berkata: “Aku akan pergi menemui Tuan Carlson dari Group Aces, kamu balik duluan saja ke kantor.”
Tuan Carlson dari Group Aces!
Beberapa kata ini, seperti bom yang langsung meledak dan membuat otak Ariella menjadi kosong, diotaknya terus terngiang kata-kata Henry tadi ?C Tuan Carlson dari Group Aces.
“Ariella ?C”
Sampai akhirnya terdengar suara Carlson, Ariella baru tersadar, ia bahkan lupa bagaimana cara dia keluar dari toilet.
“Kenapa?” Carlson melihat wajah Ariella yang pucat, lalu memeluknnya dan menepuk belakang punggungnya, “Kita pergi ke dokter.”
Ariella jatuh kedalam pelukannya Carlson, sedih dan takut, lalu menganggukan kepalanya, ia tidak berani melihat kebelakang.
Carlson melihat Henry dan berkata: “Henry, maaf! Aku harus membawa istriku ke dokter, lain kali ajak Jack dan Ivan untuk keluar minum bersama.”
“Silahkan!” kata Henry sambil mengangkat bahu.
Setelah berjalan agak jauh, Ariella baru saja ingin menanyakan perihal bagaimana Carlson bisa kenal dengan Henry, Carlson malah bertanya padanya lebih dulu: “Henry adalah orang yang kamu bilang rekan kerjamu?”
Ariella menganggukan kepalanya: “Kamu kenal dengannya?”
Carlson menjelaskan, “Dia, Ferdian, Ivan, dan aku, kita adalah teman sekolah, dulu disekolah kita bisa dibilang yang paling dekat.”
“Henry, kamu, dan kakakku semua adalah teman sekolah?”
Ariella kaget dan merasakan sekujur tubuhnya kaget dari kaki hingga kepalanya.
Ini sebenarnya hanya kebetulan atau tidak disengaja?