Efa dan Darwin dalam keadaan emosi hingga melupakan keberadaan Riella kecil yang kaget.
Efa melepaskan Riella kecil, berbalik badan dan menitipkannya pada Rico, lalu dengan sengaja menguji Darwin: “Kenapa aku ngga berani? Dua hari ini kamu sudah makan, tinggal dan tidur bersama, hal apa lagi yang aku ngga berani?”
Lagi pula Darwin sudah bulat menganggap dirinya memiliki sesuatu hubungan dengan Rico, kalau begitu dia jadikan saja itu sebuah kenyatakan untuk diperlihatkan kepada Darwin.
Buat dirinya tahu, bahwa dia Efa tidak ada Darwin masih dapat hidup dengan penuh warna.
Benar-benar berwarna?
Efa sendiri tidak berani memikirkannya, tetapi bagaimana pun dia tidak bisa memaafkan perbuatan Darwin yang menjijikan itu.
Hal yang ini dia tidak peduli, tetapi untuk masalah perasaan seperti ini dimatanya ia tidak dapat dengan mudah nya memaafkan.
“Makan bersama? Tinggal bersama? Tidur bersama?” Darwin terus menatapi kedua tangan Efa yang memegang erat Marga Pei itu, seolah-olah melupakan dimasa mereka sedang bersama Efa juga selalu memegang erat tangannya takut dirinya pergi dari sampingnya.
Efa dengan dingin berkata: “Komandan, kamu……”
“Efa, aku Darwin bukan orang yang ketika kamu inginkan kamu akan mendapatinya, ngga mengingkannya lagi kamu bisa buang begitu saja.” Darwin dengan cepat menarik Efa lalu membawanya pergi, dan benar-benar melupakan Riella kecil.
Melihat Efa yang dibawa pergi, Rico sedikit kecewa, tetapi tanpa sengaja ia mendapatkan Riella kecil.
Dia jongkok didepan Riella kecil, lalu dengan suara yang lembut dan pelan berbicara padanya: “Adik kecil, kamu ikut paman ketemu seseorang yuk.”
Riella kecil segera melangkah mundur dan memperhatikan orang asing itu: “Orang aneh, Riella kecil ngga akan pergi bersamamu. Ayah dan Ibu Riella kecil akan melindungin Riella kecil.”
Dia selalu mengingat apa ajaran orang dewasa dirumahnya, tidak boleh pergi bersama orang asing.
Paman yang berada didepannya tidak terlihat seperti orang baik, dia pasti tidak pergi mengikutinya.
“Adik kecil, kalau gitu paman bawa kamu pergi mencari Ayah dan Ibu kamu yuk?” Rico segera menggendong anak ini, lalu mencari cara yang penting dapat menggendong anak ini ke depan Tuan.
“Orang jahat! Orang jahat! Jangan gendong Riella kecil!” Riella kecil menggerakkan kedua tangannya, agar orang itu tidak mendekatinya.
“Paman bukan orang jahat, paman bawa kamu pergi mencari Ayah dan Ibu.” Anak ini masih kecil tetapi sudah sekali untuk diajak berkompromi?
“Orang jahat!” memikirkan dirinya yang akan dibawa pergi orang jahat, kiri kanan tidak ada orang yang dapat menolongnya, Riella kecil takut dan menangis dengan kencang!
“Riella kecil!”
Tiba-tiba terdengar suara yang lembut dan seakan kenal dari belakang Riella kecil.
Dia melihat kebelakang, melihat seorang anak laki-laki asing.
Suaranya mirip dengan Abang Hansel, tetapi wajah nya tidak mirip.
Riella kecil terus mengedipkan mata, terus melihat orang yang datang, apakah dia Abang Hansel Riella kecil?
Laki-laki itu datang dan bersujud didepannya, membuat mereka dapat saling berpandangan lurus.
“Riella kecil!” dia mengelus pelan kepala Riella kecil dan memanggil namanya dengan lembut.
Rico sedikitpun tidak boleh mendekatinya, tetapi orang yang suaranya mirip dengan Abang Hansel berhasil dengan mudahnya mengelus kepala dia.
“Abang Hansel!” Riella kecil langsung masuk kepelukan Abang Hansel, kedua tangan kecilnya langsung memegang erat baju Abang Hansel.
Wajah Abang Hansel memang berubah, tetapi tinggi badan, suara dan mata sama sekali tidak berubah.
Jadi dia adalah Abang Hanselnya, ia bisa memastikan itu.
“Riella kecil!” Hansel memeluk badan kecil Riella kecil dengan pelan-pelan seperti benda yang sangat berharga.
Dia sudah berpenampilan seperti ini, tetapi Riella kecil masih bisa mengenalinya, membuat perasaannya sangat senang.
“Abang Hansel, Riella kecil mau digendong!” Riella kecil memeluk erat Abang Hansel sambil menunggun Abang Hansel menggendongnya.
“En, sini gendong!” Hansel berdiri sambil menggendong Riella kecil, dan mencium pipinya menggemaskan, “Riella kecil kangen sama Abang Hansel ngga?”
Riella kecil menggunakan wajah kecilnya menempel diwajah Abang Hansel dan berkata: “Aku setiap hari selalu kangen dengan Abang Hansel!”
Hansel bertanya: “Sebanyak apa kangennya?”
“Sekangen ini!” Riella kecil memegang kepala Abang Hansel dan menciumnya, “Riella kecil sebegini kangennya sama Abang Hansel.”
Bibir kecilnya yang lembut dan ada aroma susu yang samar ditubuhnya membuat hati Hansel menjadi nyaman.
Dia tersenyum lalu mengangkat tinggi Riella kecil dan berputar: “Abang Hansel juga kangen banget sama Riella kecil, makany aku sengaja datang untuk melihat Riella kecil. Lihat Riella kecil ku ada bertambah tinggi ngga?”
“Abang Hansel, Ibu dan Ayah saja sudah menikah, apakah Abang Hansel akan menikah dengan Riella kecil?” Dunia anak kecil memang begitu polos, dia pikir jika hubungan dua orang baik itu adalah menikah.
Pertanyaan ini membuat Hansel sedikit kaget dan tidak tahu harus bagaimana menjawabnya.
Dia menyukai Riella kecil, memanjakan Riella kecil, ingin menjaga Riella kecil hanya karena ia lucu dan mengundang orang untuk menyukainya.
Dia menganggap Riella kecil seperti adiknya sendiri, dan tidak pernah mempunyai pikiran yang lain.
Dia lebih tua 12 tahun dari Riella kecil, dia akan segera berusia 17 tahun, sedangkan Riella kecil masih anak kecil yang masih meminum susu.
Perkataan anak kecil tidak bisa kita anggap beneran, tetapi ia tidak ingin Riella kecil sedih.
Hansel tertawa sambil mengelus pelan kepalanya: “Tunggu Riella kecil tumbuh dewasa, ketika datang mencari Abang Hansel dan Abang Hansel belum menikah, Abang Hansel akan menikah dengan Riella kecil, oke?”
Perkataan Hansel sebenarnya hanya ingin membuat Riella kecil senang, tetapi Riella kecil yang masih kecil malah terus mengingatnya.
Tunggu ia dewasa ia akan pergi mencari Abang Hansel dan mencari pengantin kecilnya Abang Hansel.
“Riella kecil akan cepat-cepat dewasa.” Riella kecil kembali memeluk erat Abang Hansel, indahnya dunia kalau ada Abang Hansel terus berada disampingnya, ketika semua orang melupakan keberadaannya, ia masih ada Abang Hansel.
“Tuan Muda, Keluarga Tanjaya sudah datang kemari untuk mencari.” Rico mengingatkan.
“Abang Hansel, dia adalah orang jahat!” Ada Abang Hansel, dia tidak akan takut pada orang jahat.
“Riella kecil, Abang Hansel harus pergi.” Kali ini ia diam-diam kabur keluar tanpa memikirkan yang lain, ada catatan dia kabur kali ini, kedepannya dia akan sangat sulit untuk keluar negeri.
“Abang Hansel, Riella kecil ngga mau abang pergi!” Riella kecil tidak ingin melepaskan Hansel.
Walaupun sebelumnya Abang Hansel sudah pernah menjelaskan padanya alasan ia tidak bisa menemani disampingnya lagi, tetapi ia sudah melupakan itu semua, ia hanya ingin Abang Hansel terus berada disampingnya.
“Riella kecil pinter!” Hansel masih dengan sabar menenangkan Riella kecil yang tidak ingin melepaskan tangan dari ujung bajunya.
“Riella kecil ngga mau!” Memikirkan Abang Hansel akan pergi, Riella kecil sangat sedih dan akan menangis.
Hansel mengelus pelan kepalanya: “Riella kecil harus pinter ya.”
“Riella kecil cuma mau Abang Hansel, ngga mau jadi anak pinter.” Dia tidak mau jadi anak yang pinter, dia hanya ingin Abang Hansel berada disampingnya.
“Riella kecil……”
“Abang Hansel!” Riella kecil memeluk leher Hansel, kepala kecilnya berada didepan badannya, “Riella kecil ngga mau Abang Hansel pergi.”