Setelah memikirkannya, Ferdian pun menganggukkan kepala, berkata: “Bagaimanapun Carlson adalah orang keluarga Tanjaya, kamu tidak percaya padanya juga masuk akal.”
“Aku bukan tidak mempercayainya.” Ariella langsung membantah, nadanya terdengar gegabah, berkata: “Bagaimanapun orang itu adalah ayah kandungnya, aku tidak ingin dia terhempit diantar kami. Bagaimana jika dia membantu kami dan membawa kakeknya ke jalan hukum, saat itu orang lain pasti akan memarahinya.”
Ariella bahkan tidak memikirkan dan langsung mengatakan bahwa Carlson akan membawa kakeknya ke jalur hukum, dalam alam bawah sadar dia sudah mempercayai bahwa Carlson akan memihaknya.
Dendam, Ariella ingin membalasnya, harus membalasnya.
Tapi dendam ini harus dibalas Ariella sendiri, tidak boleh mendapatkan bantuan Carlson, dia tidak berharap Carlson dikatakan tidak berbakti.
Tidak berharap orang lain mengatakan Carlson demi seorang wanita, tidak menginginkan kakeknya sendiri.
Ferdian menepuk tangan Ariella, menenangkan berkata: “Tidak apa-apa, tanpa Carlson, kamu masih memiliki aku, masalah ini serahkan saja padaku. Orang mengatakan suami istri satu hati, dapat menghasilkan kekuatan yang besar, kita kakak beradik satu hati, juga bisa menghasilkan kekuatan yang besar.”
“Kak, janji padaku, tidak boleh memberitahukan hal ini pada Carlson.” Mereka berdua adalah teman sekelas, dan juga teman baik, mungkin kakaknya akan mengatakan hal ini pada Carlson.
Ferdian berkata: “Anak kecil, tenang saja. Kakakmu masih bisa dipercaya. Hal yang aku janjikan padamu tidak akan aku katakan.”
Ariella pun dengan jahil tertawa berkata: “Kamu yakin kamu ada? Bukankah keperyaanmu sudah dimakan anjing?”
“Jangan kira ada Carlson yang membantumu, aku tidak berani menghabisimu yah.” Ferdian berpura-pura galak, tapi Ariella sama sekali tidak takut.
Dendam ayahnya akan dibalas oleh mereka berdua, tapi kehidupan masih harus berjalan, harus bahagia yah tetap harus bahagia.
Cemberut juga satu hari, tersenyum juga satu hari, sama-sama satu hari, kenapa tidak melewatinya dengan lebih bahagia?
…….
Saat berita pacaran artis terkenal Polaris tersebar, seketika mengemparkan industri hiburan.
Begitu mengemparkan karena kabar ini sudah keluar setengah hari tapi orang yang mencari berita ini di internet tetap sangat banyak, milyaran, dan terus bertambah.
Dulu, setiap ada kabar mengenai Polaris, hanya dalam waktu beberapa menit sudah akan dihapus, membuat orang-orang tidak bisa menemukan jejak apapun.
Foto yang beredar di internet, wajah Polaris dan seorang pria begitu dekat, kelihatanya sangat romantis, orang yang berkaitan dengan foto ini juga tidak memberi pernyataan, kelihatannya mereka mengakui hubungan ini.
Diinternet ada banyak orang yang mengatakan wanita dambaan mereka sudah pacaran, mereka pun merasa patah hati, seketika semua orang pun membahas masalah ini.
Orang yang berkaitan Efa juga sudah melihat kabar ini, berita kali ini bukan dibuatnya sendiri, tapi hasilnya malah lebih baik dari yang dia buat sendiri.
Sudut pandang orang yang mengambil foto sangat bagus, salah satu foto terlihat seperti dia sedang berciuman dengan Rico.
Ini adalah hasil yang Efa inginkan, gosip kali ini bukan dibuatnya secara sengaja, dan sudah beredar begitu lama di internet, Efa pun ingin melihat apakah Darwin yang isi hati dan penampilannya berbeda itu akan bisa bertahan atau tidak.
Jika dia masih terlihat seperti tidak ada yang terjadi, kalau begitu jangan salah dirinya melakukan cara terakhir, ide mematikan yang sudah lama dipersiapkannya.
Efa menghitung dengan jarinya, 15 hari, dalam 15 hari Darwin sama sekali tidak ada kabar, pria itu juga tidak menjawab teleponnya, tidak tahu kemana saja dia.
Selama ini Efa pergi ke daerah tentara kota Pasirbumi, masih berjarak begitu jauh dia sudah dihalangi orang, mengatakan daerah militer bahaya, orang yang tidak berhubungan tidak boleh masuk.
Suka-suka mereka saja, dulu saat dia ke sana bahkan tidak ada yang menghalanginya, sekarang baru mengahalanginya, bukankah sudah terlambat.
Tapi tidak peduli bagaiamana Efa membantah, akhirnya dia juga tidak melihat Darwin. Jangankan bayangannya, Efa bahkan tidak bisa mendekati di tempat dia berada.
Memiliki kekuasaan besar makanya menyakiti orang lain?
Tunggu sampai dia menjadi istri dari komanda mereka, dia pasti akan menghabisi mereka.
Saat ini, Efa pun tidak peduli dan berbaring di sofa, tangannya memegang ponsel, tidak berhenti mencari berita mengenai gosipnya.
Orang yang melihat berita ini semakin banyak, posting orang yang membahas ini juga semakin banyak, benar-benar mengejutkan, hanya dipikirkan saja dia merasa sangat senang.
Setelah melihat kesana kemari, dia pun melihat sebuah komentar yang mengejutkan, orang yang menyukai dan mempostingnya juga begitu pesat.
Isi komentar adalah: Polaris sudah tinggal bersama dengan Tuan Rico setengah bulan lalu, mereka berdua saling bergandengan tangan keluar masuk dari sebuah komplek.
Tidak hanya isinya yang dikatakan begitu nyata, dan juga ada gambar, di dalam gambar ada seorang wanita yang memakai topi bebek, bagian belakang terlihat sama persis dengannya, bahkan Efa sendiri juga mengira itu adalah dirinya, apalagi orang lain.
“Senang sekali!” Efa dengan senang melompat-lompat, seperti seorang anak kecil yang melompat di sofa.
Rico mencari orang untuk berpura-pura menjadi dia, lalu membeberkan berita seperti ini untuk merusah namanya, tapi tidak tahu bahwa dia malah sedang membantu Efa.
Gosip yang Efa buat sendiri, kakaknya selalu begitu cepat, Darwin bahkan tidak sempat melihatnya dan berita itu sudah hilang, kali ini beritanya begitu heboh, dia tidak percaya Darwin masih belum melihatnya.
Setelah melihat berita ini, ekspresi Darwin akan seperti apa?
Apakah dia akan cemburu?
Efa sangat percaya diri,Darwin pasti akan cemburu padanya.
Efa benar-benar ingin melihat ekspresi Darwin yang cemburu, pasti akan sangat ganteng dan menggoda.
Lihatlah, dia sedang berpikir, Darwin pun sudah meneleponnya.
Walaupun dia sangat ingin mengangkat telepon dari Darwin, sangat ingin mendengar suaranya, tapi dia harus bertahan, dia harus membuat Darwin khawatir, tidak menjelaskan padanya, agar Darwin mengerti betapa pentingnya Efa di hatinya.
Efa tidak hanya tidak mengangkat telepon dari Darwin, dia pun menahan sakit dan menolak telepon itu, dengan bangga berkata: “Oppa Darwin, terus telepon, telepon 2 kali lagi, maka aku akan mengangkatnya.”
Setelah memutuskan telepon, Efa pun menunggu, dalam hati memikirkan telepon kedua Darwin akan segera tersambung.
Tapi setelah dia menunggu beberapa menit, dan dia bahkan sudah melihat ponselnya begitu lama, Darwin tetap belum menelepon.
Dasar!
Bajingan ini!
Dia hanya memutuskan sekali teleponnya, jangan-jangan dia sudah marah dan mengabaikannya.
Memikirkan dulu, apakah Darwin tidak sering memutuskan teleponnya?
Walaupun Efa juga memarahinya, tapi Efa tidak pernah benar-benar marah padanya!
Baiklah, Darwin tidak ingin meneleponnya, kalau begitu dia yang akan menelepon Darwin.
Efa menggigit gigi dan langsung menelepon, begitu tersambung, Efa langsung menjeritnya: “Darwin, dasar bajingan, kenapa kamu tidak terus meneleponku, dan harus aku yang meneleponmu?
Setelah Efa selesai menjerit, dari telepon terdengar suara yang tersendak: “Nona Efa, maaf, barusan aku yang mengambil ponsel komandan dan salah menekan jadi meneleponmu.”
“Kamu, dasar, kalau berani katakan sekali lagi.” Mana mungkin bukan Darwin yang meneleponnya, sama sekali tidak mungkin!
Matipun Efa tidak percaya barusan adalah asisten Darwin yang salah tekan dan meneleponnya.