Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 602 Ariella Kamu Bisa


“Ariella nurut sekali, tidak menangis.”Riella kecil tidak mau mengakui dia nangis, Ariella juga tidak memaksanya.


Mendengar ibunya mengatakan dia tidak nangis, Riella kecil sedikit merasa sungkan dan tersenyum: “Ibu, Riella bisa nurut.”


Sekarang otak Riella kecil sudah bisa kembali bekerja dengan normal, mengingat perintah dari ayahnya, dia mau menjadi anak yang perhatian, mau membantu ayahnya menjaga ibunya, tidak boleh mengungkit ayahnya di depan ibunya, jangan membuat ibunya sedih.


Ariella mencium-cium muka Riella kecil: “Riella sudah tidur kenyang ayok bangun temenin Ibu pergi beli sayur, malam Ibu buatin makanan yang enak buat Riella.”


Iya, bangun dan memulai hidup yang baru, bukannya tenggelam di masa lalu yang kelam, memikirkan orang dan masalah yang tidak seharusnya dipikirkan.


“Iya, Riella mau makan strawberry, mau makan selai, mau makan…….” Riella terus menyebutkan makanan-makanan yang enak, memikirkannya saja sudah bisa membuat air liur mengalir.


“Boleh, semuanya boleh.” Mungkin karena Riella sudah tidak nangis, atau mungkin karena ia sudah mendapatkan titik terang untuk pekerjaannya, perasaan Ariella sudah menjadi lebih baik.


Dia membawa Sebastian dan Riella kecil ke pasar di dekat rumah mereka, memilih beberapa sayuran untuk dimasak nanti malam untuk mereka, Puspita dan Gustin.


Riella dan Sebastian adalah anak yang sangat pengertian, satu orang bantu ibunya mengangkat beras, satu lagi mau membantu ibunya mengangkat sayur, mereka berdua rebutan mau membantu ibunya.


Ariella mengusap-ngusap kepala mereka berdua, berkata: “Kalian berdua masih kecil, sekarang masih tidak bisa mengangkat barang sebanyak ini, sekarang biarkan Ibu yang angkat dulu, tunggu kalian besar dulu baru bantu Ibu angkat gimana?”


“Enggak mau.” Sebastian dan Riella kecil begitu kompak mengatakan dua kata itu.


“Kalau begitu Sebastian bantu Ibu angkat buah dan saus.” Ariella memasingkan saus dan buah kepada Sebastian, lalu memasingkan beras kepada Riella kecil, “Riella kecil membantu Ibuya mengangkat beras.”


Membiarkan mereka berdua membantunya mengangkat sedikit barang mereka, dia sendiri masih mengangkat dua kantungan, dengan begitu dia bisa memenuhi keinginan anaknya untuk berbakti pada orang tuanya tetapi juga tidak melelahkan mereka.


Sesampainya dirumah, Ariella mengangkat telepon dari Ferdian.


Ferdian berkata ia sudah menemukan sebuah sekolah yang lumayan bagus untuk Sebastian, ia juga sudah mendafarkan kelas dasar bahasa inggris untuk Sebastian, mulai besok dia sudah bisa les bahasa inggris sehari dua jam.


Ferdian meminta bantuan pada orang lain untuk memebereskan masalah sekolah Sebastian, ini juga adalah sebuah berita gembira, perasaan Ariella menjadi semakin baik lagi.


“Riella, Ibu mau pergi masak, kamu telepon kasih Tante Puspita, beritahu dia dan Paman Gustin untuk datang makan malam di rumah kita.”Ariella sambil mengangkat bawaannya kedapur.


Cuaca disini sangat dingin, hari ini Ariella sengaja mempersiapkan hotpot, dua keluarga duduk mengelilingi meja dan makan hotpot bersama, sepertinya boleh juga.


Sangat cepat, Puspita langsung datang ke rumah mereka, sambil membantu Ariella mencuci sayuran sambil berkata: “Kamu pergi beli sayur kenapa tidak ajak aku, aku bisa menyuruh Gustin membantu kalian membaya yang berat-berat.”


Ariella sambil tersenyum menjawabnya: “Kamu ini, cuman tahu cara membully Gustin saja. Kalau saja kamu bully dia sampai dia pergi ke rumah orang lain, nanti kamu jangan nangis yah.”


“Gustin itu gak gampang marah, beberapa tahun ini dia sudah terbiasa dibully sama aku, kalau aku tidak bully dia, dia baru merasa aneh.” Orang lain ia tidak berani bully, tetapi kalau Gusti rumahnya, Puspita yakin sekali, ia tidak bisa marah, kalau tiga hari tidak memarahinya, dia malah jadi linglung.


“Betul betul betul, kalau kamu tidak marah sama aku, aku malahan jadi tidak terbiasa. Kalau begitu Nyonya Gustin, tolong ambilkan sayuran yang sudah selesai dicuci lalu kamu boleh tunggu sebentar.”


Gustin yang datang belakangan melihat istrinya sedang mencuci sayuran, hatinya terasa sakit. Kalau di rumah, dia tidak pernah membiarkan istrinya melakukan hal itu.


“Gustin, kamu sudah pengen dimarah aku kan?” Mereka dua wanita sedang sibuk di dapur, dia seorang pria mau datang buat apa?”


“Puspita, kamu dan Gustin keluar dulu, aku bisa sendiri.” Ariella mengambil sayur yang ada ditangan Puspita, tetapi ia tidak ingin mereka berdua beraduh mulut disini.


“Aku mau cuci sayur, dia bisa berbuat apa?” Puspita sama sekali tidak melihat Gustin,


Sebenarnya rumah yang mereka tempati sangat nyaman, diluar sedang turun salju, tapi didalam rumah mereka sama sekali tidak merasakan dingin sedikit pun.


Dia biasa jug cuci piring, membuat pekerjaan yang lain pun ia sama sekali tidak merasakan dingin, tetapi Gustin laki-laki ini memang sedikit hiperbola


Pekerjaan seperti ini pun tidak boleh dikerjakan Puspita, apa-apa tidak boleh dipegangnya, bilang dia sedang mengandung anak keluarga mereka, jadi dai harus menjaganya.


Mendengar perkataannya ini, Puspita merasa sedikit tidak puas, ketika ia mengandung anak keluarganya, dia baru menjaganya, jadi kalau dia cuman Puspita, emangnya dia tidak menjaganya lagi?


“Ariella, kamu juga tidak usah repot-repot lagi, pekerjaan ini biar aku yang kerjakan.” Tidak bisa membujuk Puspita, Gustin malah beralih dari Ariella sana.


Ariella bukan hanya sahabat terbaik istri besarnya, juga adalah orang yang paling dierhatikan BOSS nya, bagaimana bisa dia tidak memperhatikan mereka.


Ariella dengan perlahan mendorong Puspita keluar dari dapur: “Tuan Gustin, Nyonya Puspita, aku yang mengundang kalian berdua makan ke rumah aku, bukan menyuruh kalian datang untuk membantuku. Kalian berdua duduk manis saja di ruang tamu, kalau tidak aku enggak sungkan dengan kalian lagi.”


Dua orang ini beneran keluarga yang lucu


Ariella menggeleng-gelengkan kepalanya, sebenarnya kadang-kadang Ariella juga sangat iri dua orang yang berdebat, beraduh mulut, bukannya membiarkan semuanya dilakukan satu orang.


Sudah datang ke New York dua hari, Ariella membawa dua anak itu kembali setelah selesai makan hotpot.


Ketika ia selesai menidurkan Riella kecil, dia membuka laptopnya lagi untuk mempersiapkan interview besok.


Ia mengupload resume dan pekerjaan dia yang sebekumnya ke platform online mereka untuk menarik pelanggan. Setelah transaksi, platform akan memebebankan komisi 10%. Harga ini masih termasuk masuk akal.


Yang paling penting adalah, ia bisa mengerjakan pekerjaannya dirumah, dia bisa mengatur jam kerjanya sendiri, dia masih bisa bekerja sambil menjaga Riella.


Ariella sangat puas dengan pekerjaan ini, terlebih lagi dia percaya bisa melakukannya dengan baik, jadi dia harus mempersiapkannya dengan baik, besok diaharus lolos interview.


Tidak tahu apakah karena yang ada dipikirannya hanyalah tentang pekerjaan, malam ini Ariella juga bermimpi tentang pekerjaan, dia tidak lagi membuat mimpi buruk, malam ini dia bisa tertidur pulas sampai pagi, semangatnya juga sangat bagus pagi ini.


Setelah selesai makan sarapan, Ferdian mengantarkan Sebastian ke sekolah, Ariella minta tolong pada Puspita untuk menjaga Riella kecil, dia sendiri pergi ke perusahaan Custom Pribadi .


Tidak tahu apakah dia sudah menghafalnya, waktu inteview ia bisa menjawabnya dengan lancar, ketika orang yang menginterview dia melihat dokumennya, lalu menyuruhnya menggambar sedikit designya disana lalu tidak banyak bertanya lagi, mereka langsung dengan senang hati menandatangani surat kontraknya.


Semuanya berjalan dengan lancar sampai-sampai Ariella tidak berani mempercayainya, setelah mempercayainya dia sangat bahagia, membayangkan dia bisa bekerja di kota ini.


Keluar dari Custom Pribadi , salju diluar turun dengan sangat lebat, tetapi suasana hati Ariella sangat baik.


Dia memandang salju yang turun dari langit, menarik nafas dalam-dalam, lalu tersenyum dan membuat gerakan tangan semangat: “Ariella, kamu bisa! Pasti bisa!”


Dia tidak tahu, semua gerakannya itu jatuh pada pandangan seorang laki-laki.

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK