Oriella tau jika ini berkaitan dengan saudaranya dan berkaitan dengan apakah Abang Hanselnya akan tetap bisa stabil menjalankan rencananya, berkaitan dengan apakan nantinya ada orang yang memberikan panah dingin dibelakang tubuh Abang Hansel.
Pada saat ini, hati Oriella memiliki begitu banyak hal yang ingin dia katakan kepada Miguel, tetapi dia harus menahannya, pada saat situasi penting seperti ini, dia tidak boleh membiarkan Abang Hanselnya merasa khawatir.
“Riella??.”
Oriella semakin bijaksana, semakin tidak menanyakan apapun, Miguel semakin merasa bersalah, pada saat dia memanggil namanya, tetapi dia tidak tahu harus mengatakan hal apa kepadanya.
Pada saat dia berpura-pura mati, dia tidak menemukan bertapa khawatirnya dia, tetapi mulai dari dirinya yang menelepon dan mencari Derick, bahkan kembali mencari Vanessa sudah bisa membuktikan jika dia sudah pasti merasa begitu khawatir.
Dia selalu berkata ingin melindungi dia baik-baik, tidak ingin membiarkan dia mengalami kesusahan sedikitpun, tetapi dia selalu saja membuat dia merasa khawatir.
“Abang Hansel, aku sungguh baik-baik saja, kamu tidak perlu mengkhawatirkan aku. Hanya dengan kamu dengan baik kembali kesisiku.” Dia tidak akan memaksa bertanya mengapa dia menyembunyikan hal ini darinya, terlebih lagi tidak akan menyalahkan dia membuat dia merasa khawatir, dia hanya berharap agar dia bisa dengan selamat kembali kesisinya.
Berita tentang pesawat yang diduduki oleh Abang Hansel mengalami kecelakaan, Oriella merasa jika sepanjang harinya sudah hancur, perasaan yang begitu menakutkan dan mengerikan seperti ini, Oriella tidak akan pernah mau lagi untuk mengalaminya.
“Baik.” Miguel mengangguk-anggukkan kepalanya,”Riella, harus baik-baik didalam rumah, tidak lama lagi Abang Hansel akan pergi mencarimu.” Setelah mengatakan ini, Miguel baru dengan tidak rela mematikan teleponnya.
Pada saat dia baru saja mematikan teleponnya, dengan segera mendengar perkataan Ashanty:”Miguel, kekasih kecilmu pasti masih baik-baik saja bukan.”
Miguel menatap Ashanty dingin:”tentu saja tidak akan terjadi masalah apapun padanya.”
Dia sudah menyuruh begitu banyak orang untuk menjaga disisi Oriella, juga terdapat Tono dan Darwin disisinya, dia tentu saja akan baik-baik saja????.Miguel tetap menelepon Oriella, itu membuktikan kalau dia sangat memperdulikan gadis kecil itu.
Ashanty tiba-tiba tertawa:”hahaha??..maka kita akan menunggu, aku tidak memberimu warna untuk dilihat, maka kamu benar-benar akan mengira kalau aku hanyalah bermain-main saja.”
Miguel mengerutkan alisnya:”Ashanty, kamu berfikir ingin menyelamatkan anakmu, maka kamu harus memiliki sikap yang lebih baik, maka aku memiliki kemungkinan untuk melepaskan dia. Tetapi??..” dia tersenyum,”sekarang aku sudah memperhatikannya, satu orang yang melakukan sesuatu dibelakangku, aku pasti akan membuat mereka mati dengan mengenaskan.”
Ashanty merasa begitu percaya diri dengan apa yang dia punya ditangannya pasti akan membuat Miguel menjadi sangat terbebani, mengatakan dengan begitu sombong:”Miguel, kamu mungkin tidak akan mempercayai aku, maka aku akan melakukan sesuatu untuk memperlihatkannya kepada dirimu.”
“Maka aku akan menunggu permainanmu.” Miguel juga tersenyum, tetapi senyumannya berbeda dengan senyuman Ashanty, senyumannya membuat Ashanty merasa dia hanya melihatnya sebagai seekor serangga kecil tidak berguna.
Senyumannya ini, semakin membuat marah Ashanty yang memiliki selalu menjujung tinggi harga diri, dia dengan kejam menatap Miguel, berkata dengan telefon yang berada digengamannya:”presiden kita tidak mempercayai aku, maka mari kita meledakkan nomor 1 untuk membiarkan dia melihatnya.”
Tetapi, orang diseberang sana belum menjawab Ashanty, setelah beberapa waktu kemudian, barulah terdengar suara dari seberang sana:”atasan, tidak baik, sarang kita telah diambil alih, dan bom yang sudah kita siapkan sudah dimatikan oleh orang lain??.”
“Apa?” Ashanty selalu bisa melawan Miguel, itu karena ditangannya selalu memiliki kartu AS, memiliki kartu AS yang pasti bisa melawan kartu AS Miguel.
Tetapi siapa yang mengetahui, pada saat dia sudah ingin mengeluarkan kartu AS yang berada ditangannya, orangnya memberitahu dia, jika kartu AS dirinya sudah dimusnahkan oleh orang lain.
Dan orang itu kembali mengulangnya sekali lagi:”atasan, bom yang kita simpan??sudah dipecahkan oleh orang, tempat persembunyian kita juga sudah ditemukan, sekarang hanya tersisa aku dan nomor 19 yang berhasil kabur??..”
Orang tersebut belum menyelesaikan perkatannya, tiba-tiba dari dalam telepon terdengar suara lainnya:”orang yang lari berada disana, cepat kejar, harus menangkapnya.”
Beberapa tentara yang mengejarnya dibelakang terlihat sangat tergesa-gesa dan sangat kejam, orang tersebut tidak lagi mempedulikan Ashanty sebagai atasannya, melemparkan teleponnya dan berlari.
“Halo halo??.” Tidak peduli bagaimana Ashanty berteriak, orang yang berada disberang sana juga tidak bisa menjawab, juga pada saat ini memberitahukan dia kenyataan.
Satu-satunya kartu As yang bisa membuat dia melawan Miguel sudah lenyap, sekarang dia tidak memiliki apa-apa, dibandingkan anjing pemakaman masih terlihat lebih menyedihkan.
Plak??
Dia dengan marah melemparkan hanphonenya kelantai, berkata dengan sangat marah:”sekumpulan barang yang tidak berguna, membuat orang merasa terbebani, sama sekali tidak tahu apa yang harus dilakukan.”
Dia mengembalikan kepalanya seperti seorang iblis menatap Gregorio:”ini merupakan perbuatan baik yang dilakukan oleh anakmu. Mereka ibu dan anak masih tidak cukup untuk menghancurkanku, apakah kamu masih ingin membuat mereka menghancurkan anak kita?”
Gregorio mendengar begitu lama, juga melihat begitu lama, hingga Ashanty bertanya padanya, barulah dia perlahan membuka mulutnya:”Donny, Donny sebenarnya siapanya dirimu?”
“Donny siapa?” Ashanty menatap kejam Gregorio, tatapan matanya memiliki begitu banyak amarah dan juga memiliki tatapan ketidakberdayaan,”dia bukannya orangku, dia adalah anak kita, anak kandung kita berdua.”
“Anak kita?” Gregorio benar-benar merasa terkejut,”dia adalah anak kita, maka??..kenapa kamu tidak memberitahukannya sejak awal kepada aku?”
“Mengapa aku harus memberitahunya sejak awal kepadamu? Hahah??.Ashanty tertawa, tetapi tawaannya mengeluarkan air mata,”Gregorio, aku selalu berada disisimu, bahkan aku melahirkan anak untukmu kamu tidak tahu, apakah kamu masih memiliki muka untuk menanyakan kepadaku mengapa aku tidak sedari awal memberitahumu? Jika kamu memiliki sedikit saja rasa kepadaku, juga tidak akan tidak mengetahui apapun.”
Gregorio selalu mengakui, jika saat itu dia selalu membuat Ashanty mengalami kerugian, maka dari itu pada saat Ashanty mengatakan perkataan ini, dia tidak memiliki perkataan yang bisa menyangkalnya.
Tetapi, dia juga merasa jika dia tidak mengatakan apapun juga tidak lah bagus, setelah berfikir, dia kembali berkata:”aku mengaku jika akulah yang mengabaikan kamu??..tetapi kenapa pada saat kamu sudah melahirkan anak itu, kamu tidak membiarkan aku tahu?”
Jika tahu, dia sedari awal tidaklah tahu, jika dia masih memiliki satu putra, seorang yang dia selalu dia lihat pertumbuhannya, tetapi seorang anak yang memanggilnya sebagai paman.
Ashanty tersenyum dingin:”jika aku memberitahukan kepadamu, apakah kamu bisa menjamin tidak memberitahukan orang lain? Jika kamu membiarkan istrimu mengetahuinya, bukan hanya aku yang tidak akan bisa hidup lagi, anakku juga tidak akan bisa hidup lagi. Perempuan yang begitu jahat itu, demi dia melindungi posisinya, demi anaknya yang bisa menduduki posisi presiden ini, dia akan rela melakukan apapun.”
“Karena kamu khawatir jika dia akan melenyapkan kamu dan anakmu, maka dari itu sebelum dia menggerakkan tangannya, kamu sudah terlebih dahulu menyingkirkannya.” Kali ini, yang mengatakan bukanlah Gregorio, tetapi Lourdes yang pada saat itu baru saja masuk kedalam, dia sedang menggantikan Miguel untuk menanyakan perempuan itu.
“Benar!” tidak tahu apakah dia masih bisa memutarkan keadaan atau tidak, Ashanty mengakuinya dengan terang-terangan,”dia tidak bisa menyingkirkan aku, maka akan lebih baik jika aku menyingkirkan dia terlebih dahulu. Aku dan dia memang pada dasarnya tidak bisa hidup didunia yang sama. Wanita itu??..faktanya memang seperti itu, kebodohannya yang membuat dia mati, bahkan tidak tahu bagaimana caranya dirinya mati.”