Pertama kali Ferdian datang ke Moonriver adalah 3 tahun lalu ketika Ariella masih mengandung Riella di dalam perutnya, saat itu Ariella masih sangat waspada terhadap Ferdian. Kemudian setelah Ariella hilang dia datang berapa kali ke Moonriver dan setiap kali datang adalah untuk melihat Riella kecil. Jangan meremehkan Riella yang bertubuh kecil meskipun usianya baru saja menginjak 3 tahun lebih sedikit akan tetapi dia cerdas dan pandai, anak lain tidak bisa menandinginya. Kepandaian dan kecerdasan Riella kecil ini bukannya tidak beralasan, papanya pemimpin Group Aces sudah sering lompat kelas karena kepandaiannya dan tidak ada yang bisa menandingin kecepatannya dalam menyelesaikan studinya. Ariella, dia di dalam kelasnya adalah murid terpandai tidak ada yang bisa melampauinya dan karena prestasinya itu dia bisa masuk ke universitas terbaik di Jing Du. Akan tetapi hal yang terpenting adalah Ferdian mengira kepandaian Riella kecil itu karena dia memiliki seorang paman yang berotak pintar seperti dirinya, dia merasa Riella kecil sangatlah mirip dengan dirinya.
Sudah beberapa bulan tidak datang ke tempat ini, Ferdian memiliki kesan berbeda. Meskipun tempat ini sama seperti dulu ketika dia datang akan tetapi tempat in sekarang memberikan kesan yang berbeda pada Ferdian, dia merasa adanya kehangatan sekarang ketika dia menginjakkan kaki di tempat ini. Mungkin bukanlah tempat ini yang memberikan kesan berbeda pada dirinya melainkan orang yang duduk di dalam rumah ini, orang yang sudah mereka cari selama 3 tahun ini, nyonya dari rumah ini sudah kembali.
Ferdian merupakan tamu tetap keluarga Carlson jadi dia tidak membutuhkan pembantu untuk mengantarkannya berjalan di dalam rumah, dia bisa tahu di mana letak ruang keluarga, belum juga dia memasuki ruangan Ferdian sudah bisa mendengar suara renyah dan kenyal Riella kecil berkata,”Kakak, Riella selain menyukai papa juga sangat menyukai kakak, apakah kakak juga selain menyukai papa juga sangat menyukai Riella?”
“Tentu saja, kakak selain menyukai papa juga menyukai Riella,”Jawab Ariella. Tentu saja yang Ariella maksud di sini adalah papanya, Zeesha.
Ketiak dia mendengar suara Ariella, meskipun sudah berlalu 3 tahun tidak mendengar suaranya akan tetapi dia yakin suara ini adalah Ariella bukan orang lain. Ferdian memasuki ruangan kemudian melihat Ariella sedang berjongkok bersama Riella entah apa yang mereka berdua lakukan, mereka berdua terlihat sangat serius sampai-sampai tidak menyadari kehadiran Ferdian di sana.
Perkataan Ariella ketika masuk ke dalam telinga Riella memiliki arti yang berbeda, Riella mengira yang Ariella lebih sukai adalah papa dan baru menyukainya. Riella merasa tidak masuk akal karena bagaimanapun juga Riella lebih lucu daripada papa, orang-orang juga lebih menyukai Riella daripada papa, bukankah kakak seharusnya lebih menyukainya daripada papa? Atau mungkin karena papa hari ini mengatakan kalau dirinya akan menangis ketika papa pergi sudah terdengar oleh kakak dan sekarang kakak meremehkan dirinya? Akan tetapi meskipun dia menangis dia juga masih terlihat cantik.
Melihat Riella memasang ekspresi ‘jika kamu menggangguku aku akan menangis’ di wajahnya, Ariella merasa lucu dan juga sedih, dia tidak tahan untuk tidak menyentuh hidung Riella kemudian berkata,”Riella ada apa, kenapa cemberut?”
“Kakak, kenapa kakak tidak paling menyukai Riella? Papa tidak selucu Riella,” ucap Riella sambil mengedip-kedipkan matanya dan air mata mulai menggenang di pelupuk matanya.
Melihat Riella salah paham Ariella segera ingin menjelaskannya pada Riella akan tetapi dipikir lagi percuma menjelaskan padanya, Riella tidak akan mengerti.
Ariella segera memeluk Riella kemudian membelai lembut wajahnya dan berkata,”Yang paling Riella besar sukai adalah Riella kecil, Riella besar tidak akan menyukai orang lain.”
Mendengar jawaban Ariella itu Riella merasa puas dan tertawa,”eng eng, Riella kecil juga paling suka Riella besar kemudian papa.”
“Riella tidak menyukai paman?”
Ketika mereka berdua sedang mengobrol tiba-tiba terdengar suara seorang laki-laki, Ariella dan Riella bersamaan menoleh.
Riella segera berlari dan membuka kedua tangannya dan berteriak,”Paman, gendong Riella.”
Ferdian berjalan ke arah mereka berdua kemudian menggendong Riella dan mencubit pelan pipi Riella kemudian berkata,”Riella, apa Riella sedikitpun tidak merindukan paman?”
Ariella tidak mengenal laki-laki ini, mendengar Riella memanggilnya Ariella tahu laki-laki ini adalah saudara dari mama Riella, Ariella memandangnya lebih lama.
Ferdian merasakan pandangan Ariella yang sedang mengamatinya kemudian dia segera memberikan senyum ramah dan sopan pada Ariella sambil berkata,”Halo nona Ariella, apa kabar!”
“Halo, apa kabar,” Ariella mengangukkan kepala, Ariella berpikir ini kali pertama dia bertemu dengan laki-laki ini, kenapa dia bisa tahu nama Ariella?
“Sebelum datang kemari aku sempat menelpon papa Riella kecil, dia bilang Riella sedang bersama dengan tamu VIP di rumah, oleh karena itu aku tahu namamu,”ucap Ferdian yang bisa menerka maksud ekspresi penuh tanya di wajah Ariella.
Mendengar penjelasan Ferdian itu, Ariella diam saja tidak menjawab.
“Namaku Ferdian,” lanjut Ferdian,”Aku adalah kakak tiri lain ibu dari mama Riella.”
Ariella mengangguk dan tidak bertanya lebih, dia hanya merasa aneh saja mengapa belakangan ini ketika bertemu orang untuk pertama kalinya mereka semua dengan begitu mudahnya mengatakan hal yang sebetulnya sangat pribadi. Jujur saja Ariella tidak tertarik untuk mengetahui apa hubungan Ferdian dengan mama Riella, dia datang ke rumah ini hanya murni karena menyukai Riella kecil tanpa ada tujuan yang lainnya.
“Nona Ariella anda jangan banyak pikir, aku tidak memiliki maksud jelek terhadapmu. Riella kecil sangat bisa melihat orang, orang yang dia sukai pastilah orang yang baik.” Setelah bercakap biasa dengan Ariella, melihat pengalamannya sebagai dokter dia bisa memastikan bahwa Ariella tidak sedang berpura-pura hilang ingatan, dia benar-benar tidak ingat tentang hal di masa lalu.
Kakak adalah orang baik, Riella suka kakak,” Riella membuka kedua lengannya meminta gendong pada Ariella,”Riella suka kakak menggendong Riella.”
“Riella kamu dan kakak pasti belum makan kan, paman ajak kalian makan oke?” Ferdian menyerahkan Riella pada Ariella kemudian berjalan menuju restoran,”Bibi tolong siapkan makanan untuk 3 orang.”
Ariella menerima Riella dan menggendongnya, dia tercengang, 2 hari yang lalu ketika dirinya bertemu Efa dia juga menyodorkan Riella padanya secara langsung seakan-akan dirinya adalah keluarga terdekat Riella.
Ketika makan Ferdian tidak bertanya hal yang spesifik pada Ariella, mereka hanya mengobrol sedikit akan tetapi obrolan ini sudah sangat berarti bagi Ferdian. Selesai makan Ferdian segera pamit pulang dia berkata dia sudah ada janji dengan temannya pergi bermain akan tetapi sebenarnya dia pergi menemui Carson untuk melaporkan keadaan di rumah. Karena saat ini Ariella ada di samping Riella, Riella menolak semua pembantu yang ada di rumahnya, selesai makan dia menarik Ariella naik ke atas loteng dan berkata agar Ariella menemaninya tidur. Pembantu rumah sebenarnya sudah mempersiapkan ruang tamu untuk Ariella dan sekarang Ariella sudah ditarik pergi oleh Riella kecil, Ariella tidak bisa menolaknya lagipula Ariella berpikir pasti Riella memiliki kamarnya sendiri jadi tidak masalah baginya untuk menemaninya tidur. Tidak disangka Riella menariknya menuju kamar utama di rumah itu….
Ariella melihat rak buku yang berada di dekat pintu balkon, di atas rak buku itu terdapat beberapa buku dan disebelah rak buku terdapat sebuah easel——tata ruang yang seperti ini sepertinya Ariella pernah melihatnya dulu.
Ariella menarik Riella dan dengan lembut berkata,”Riella, ini kamar papa, kita berdua pergi ke kamarmu ya?”
Riella tidur bersama papa, Riella besar tidur bersama Riella kecil, kita tidur bersama.” Riella sebenarnya memiliki kamar tidur sendiri akan tetapi dia tidak pernah tidur di sana, baginya kamar papanya adalah kamarnya.