Walaupun belum pernah merasakannya sendiri, tapi Carlson sangat mengerti dengan rasa kesepian Ariella, mengerti dengan rasa tidak berdaya dan ketakutannya.
“Ariella—”
“En?” Ariella sudah lelah, bersandar di pelukannya, dengan tidak begitu sadar menjawab, otaknya sudah mulai tertidur.
Maaf!
Aku yang tidak melindungimu dengan baik, makanya membiarkan keluargaku melukaimu dengan begitu parah, tapi kedepannya tidak akan terjadi lagi, tolong kamu harus percaya padaku.
……
Ariella milik Carlson sudah kembali, Ariella yang tetap sama seperti dulu begitu jahil dan sedikit jahat, sedikit liar, sedikit malu.
Setiap teringat Ariella, Carlson pun merasa di dalam tubuhnya dipenuhi dengan kekuatan, tidak peduli apa yang dia lakukan dia tetap akan bersemangat.
Memikirkan Ariella, Carlson pun melihat waktu, jarak dengan waktu rapat masih ada sebentar, dia pun menelepon Ariella: “Kamu lagi ngapain?”
“Barusan selesai memikirkanmu, sedang bersiap-siap keluar menemui Zeesha.” suara Ariella yang lembut pun mengalir ke telinga Carlson.
Mendengar nada suaranya, Carlson pun tidak dapat menahan tawanya, berkata: “Memikirkanku berapa lama, begitu cepat sudah selesai?”
Ariella pun tertawa dan suaranya kembali terdengar: “Aku memikirkanmu beberapa menit.”
Carlson lalu berkata: “Zeesha itu sangat licik, aku tidak tenang membiarkanmu menemuinya sendiri, kamu..”
Carlson belum selesai berkata, namun Ariella langsung menghentikan ucapannya: “Tuan Carlson, apakah kamu sudah menyesali ucapan yang kamu katakana semalam?”
Mereka sudah mengatakan kalau ada masalah mereka akan membahasnya bersama, dia sudah mengatakan pemikirannya pada Carlson.
Dia yang akan pergi mencari Zeesha, berpura-pura ingin bekerja sama dengan Zeesha, ingin mencari tahu rahasia kakek Tanjaya dari Zeesha.
Semalam, saat di ranjang, padahal Carlson sudah menyetujuinya, menyetujui membiarkannya sendiri pergi menemui Zeesha, setelah turun dari ranjang sudah menyesalinya?
Carlson: “Apa yang sudah aku katakana?”
Ariella: “…..”
Ternyata ucapan pria di ranjang semuanya tidak bisa dipercaya yah?
Kelihatannya Carlsonnya juga tidak terkecuali.
Carlson berkata: “Aku akan menyuruh orang mengikutimu, dan setiap saat akan menguping keadaanmu di sana, jangan khawatir.”
Ariella: “Tuan Carlson, kenapa aku merasa seumur hidup ini aku sudah tidak bisa keluar dari kontrolmu?”
Carlson: “Apakah kamu ingin melarikan diri?”
Ariella secara refleks menggelengkan kepala, tapi memikirkan Carlson tidak bisa melihatnya, dia pun berkata: “Kalau kamu tidak baik padaku, setiap saat aku mungkin akan melarikan diri.”
Carlson pun tertawa dan suaranya pun terdengar ke telinga Ariella: “Aku tidak akan membiarkanmu melarikan diri.”
Wajah Ariella pun memerah, berkata: “Aku tutup dulu yah.”
Carlson menganggukkan kepala: “Baik.”
Barusan selesai bertelepon dengan Ariella, Henry pun mengetuk pintu dan masuk, berjalan ke meja Carlson dengan hormat berkata: “Direktur Carlson, kami menemukan 1 orang, dia selalu menyelidiki identitas Polaris, beberapa hari ini orangnya terus menyelidiki nona.”
Carlson pun mengambil berkas dan melihatnya, dia membolak-baliknya dengan cepat, tapi dengan kemampuan membacanya yang cepat, ini tidak termasuk sangat cepat.
Carlson sambil membolak-balik sambil bertanya: “Apa hubungan orang yang bernama Rico ini dengan walikota kota Pasirbumi?”
Henry berkata: “Bertepatan semuanya sama-sama bernama Rico, dia dan anak walikota adalah teman, ditambah dengan anak walikota sangat jarang muncul di public, sangat banyak orang yang mengira dia adalah anak walikota. Sebenarnya identitas aslinya adalah orang kota A. Identitas aslinya di kota A masih memerlukan sedikit waktu untuk menyelidikinya.”
Saat mendengar Henry berbicara, Carlson sudah selesai membaca semua berkas yang ada di tangannya, dia berkata: “Ikuti semua gerak-geriknya belakangan ini dan laporkan padaku.”
Henry menganggukkan kepala: “Baik.”
Carlson lalu berkata lagi: “Apakah belakangan ini Darwin ada gerak-gerik yang mencurigakan?”
Henry berkata: “Tidak ada. Kehidupannya selalu begitu teratur. Selain waktu tidur, waktu lainnya di lewati di daerah tentara.”
Carlson lalu bertanya lagi: “Bagaimana dengan Fernando?”
Henry berkata: “Fernando sudah meninggal 20 tahun lebih. Kecelakan mobil itu ditetapkan sebagai kejadian yang terjadi murni karena kecelakaan, kasus itu sudah lama selesai. Jika sekarang mengorek kasus itu lagi, hasilnya akan tetap sama, sangat sulit menemukan bukti baru.”
Henry menyuruh bawahan untuk mencari bukti sesuai dengan petunjuk Carlson—untuk diselidiki, melihat semua masalah yang sudah muncul di permukaan, tapi akhirnya tetap kembali ke jalan buntu, saat bukti sudah hampir ditemukan, petunjuk tiba-tiba terputus.
Carlson berkata: “Bagaimana keadaan tuan besar?”
Henry berkata: “Sesuai dengan perintah anda untuk terus memperhatikannya, beberapa hari ini dia hanya berada di pertanian, sama sekali tidak berhubungan dengan orang lain.”
Carlson sangat mengerti cara kerja kakeknya, saat ini kakeknya tidak berhubungan dengan siapapun, sebenarnya dia sedang memutuskan semua petunjuk, agar orang Carlson tidak bisa menyelidikinya.
Tapi kakek Tanjaya juga sudah meremehkan kemampuan Carlson, dia masih mengira Carlson adalah anak yang dari kecil dia bombing, tidak melihat perkembangan Carlson selama ini.
Tidak bisa menemukan petunjuk darinya, maka Zeesha dan Rico adalah petunjuk yang paling baik, Carlson tidak akan menyerah bahkan hanya ada sedikit kesempatan untuk menemukan kebenaran.
……
Ariella menaiki mobil yang disiapkan Carlson, untuk berjaga-jaga agar dia tidak akan bertemu dengan supir taksi yang memberitahunya rahasia itu.
Tidak hanya ada mobil khusus, dibelakangnya juga diikuti 2 pengawal yang tinggi, Ariella pun merasa dirinya sekarang sangat mirip dengan istri orang kaya.
Ariella sudah memikirkan, Zeesha yang sekarang ini bisa dikatakan adalah musuh, dia sedang terburu-buru mencari orang untuk bekerja sama dengannya, agar bisa membuatnya terlepas dari kecanggungannya sekarang, jadi Ariella adalah pilihan terbaik Zeesha.
Zeesha demi memanfaatkan nya pun menjaganya selama 3 tahun, memasukkan kehidupan orang lain pada dirinya, tentu tidak akan begitu mudah menyerangnya.
Tidak tahu apakah setelah Ariella pergi, Zeesha pun tidak pernah keluar rumah, pakaian yang dipakainya sangat sembarang, dia juga terlihat semakin tua, rambutnya juga sudah memutih.
Saat membuka pintu dan melihat Ariella berjalan masuk, Zeesha pun begitu senang dan mengalirkan air mata, dia menangis sambil menyeka air matanya: “Ariel, kamu sudah kembali yah, kalau begitu ayah akan lebih tenang.”
Ariella tidak dapat memungkiri, akting Zeesha benar-benar sangat hebat, jika dia berubah profesi menjadi aktor, dengan aktingnya ini dia pasti akan mendapatkan penghargaan aktor terfavorit, tidak ada yang bisa merebut ini darinya.
Ariella tetap tidak mengeluarkan suara, menunggu dia selesai menangis, ingin melihat dia bisa menangis berapa lama?
Setelah menangis sejenak, melihat Ariella yang tidak mengatakan apapun dan tatapannya yang begitu dingin, Zeesha pun tidak tahan menangis lagi.
Dia menyeka air matanya dan berkata: “Ariel, kamu sudah pergi dari rumah begitu lama dan meninggalkan ayah sendiri, apakah kamu juga akan meninggalkan ayah?”
“Zeesha, sudah cukup, jangan berakting lagi!” memikirkan selama bertahun-tahun ini dia mengakui orang keji ini sebagai ayahnya, memanggil orang yang membunuh ibunya sebagai ayah, Ariella pun merasa hatinya sedang berdarah.
“Ariel…..”
“Zeesha, jangan berakting lagi.” Ariella dengan dingin berkata, “Semua ingatanku sudah kembali, kamu ingin menggunakanku untuk mengancam Carlson sudah tidak bisa digunakan.”
“Tidak mungkin.” Zeesha menggelengkan kepala, dengan terkejut berkata, “Orang yang sudah disuntik dengan obat itu sampai sekarang tidak ada orang yang bisa mengembalikan ingatannya dalam waktu 3 tahun, mana mungkin kamu?”