Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 596 Belajar Menjadi Lembut


Darwin yang kedinginan karena mandi air dingin !


Berita utama hari kedua adalah [Seorang artis wanita meringis saat bermalaman dengan Darwin, komandan militer wilayah Kota Pasirbumi ].


Berita yang menghebokan sekali !


Pada saat itu, Efa pasti akan heboh di dunia karena insiden ini, dan dia juga akan mendapat gelar yang sepadan karena hal ini.


Efa meringik dan merinding ketakutan, sampai akhirnya dia terbangun.


Astaga !


Meskipun ia sangat benci dengan sikap Darwin yang tidak tahu cara bersyukur dan menghargai, tetapi kalau saja dia mendengar berita apa pun tentang Darwin, Efa pasti akan menetesakan air mata untuknya.


Jadi dia berharap Darwin baik-baik saja, bisa hidup panjang umur dan paling tidak jangan meninggalkannya sebelum ia pergi dari dunia ini.


Dia tidak mau menahan kesedihan karena kepergian Darwin dari dunia ini.


Setelah beberapa menit berlalu, Darwin baru selesai mandi.


Ketika Darwin hanya mengenakan sehelai handuk dan berjalan melewati Efa, dia seolah bisa merasakan arwah dingin yang keluar dari tubuh Darwin.


Meskipun rumah Darwin berada di daerah selatan, di siang hari bulan Januari mereka masih bisa melihat sinar dan kehangatan yang dipancarkan matahari, masih bisa mengenakan baju atau rok pendek untuk jalan-jalan keluar, tetapi perbedaan cuaca antara pagi dan malam sangat ekstrem.


Mandi dengan air dingin di cuaca malam hari yang dingin seklai, Efa juga bisa membayangkan dingin yang dirasakan Darwin, meskipun kulit Darwin agak tebal, tetapi bagaimana pun juga ia tetap adalah manusia.


Efa melihat wajah Darwin yang cemberut dan tersenyum dengan muka bersalah: “Darwin, maafin aku yah, kamu jadi harus mandi dengan air dingin. Sebenarnya aku bisa……..”


Darwin melototinya dan berkata: “Efa, malam ini coba saja kalau kamu berani omong kosong lagi. Aku beresin kamu malam ini.”


Seperti kata pepatah orang bijak tahu akan situasi dan kondisi yang tepat.


Efa nurut dengan perkataan Darwin dan mengunci mulutnya, amarah dalam diri laki-laki ini belum reda, bagusan jangan membuatnya marah dulu….


Darwin melepaskan handuk yang dikenakannya di depan Efa dan sedikit pun tidak berasa tabu lalu dengan telanjang ia berjalan ke lemari bajunya dan mengganti pakainnya.


Efa melihat dan tidak bisa mengganti arah pandangannya, dia sangat terkejut dan terus menelan ludahnya…….Darwin cowok brengsek ini pasti sedang sengaja membalasnya.


Akhirnya, Darwin sudah selesai mengenakan pakaiannya, dia membalikkan badannya dan berkata: “Efa, sudah puas dengan apa yang barusan kamu lihat?”


“Puas! Puas sekali!”Kepala Efa agak kebingungan, dengan bodoh-bodoh dia mengangukkan kepalanya.


“Dasar si kecil !”Darwin akhirnya tersenyum, berjalan menuju kearahnya dan mengusap-usap kepalanya seolah sedang memanjakan seekor kucing kecil, “Bukannya mau merayakan ulang tahunku, masih belum bangun”


Efa langsung berdiri dan lari kearahnya, bersandar dibadannya dan berkata: “Komandan Darwin, aku tahu kamu orang yang baik hati dan dermawan, kamu tidak mungkin marah padaku.”


Darwin merangkul pinggangnya dan mencubitnya sebagai bentuk hukuman: “Besok pergi cari dokter.”


Efa tidak mengerti: “Ngapain cari dokter?”


Darwin melototinya lagi: “Bukannya kamu bilang waktu datang bulanmu tidak tepat?”


Pada saat itu dirinya dipenuhi dengan amarah, dia sudah mau menyantap makanan segar yang ada dihadapannya, tetapi ia malah tidak bisa menyantapnya, tentu saja dia sangat marah, tapi dia bukan hanya memikirkan dirinya sendiri, kalau dia cuman memikirkan dirinya sendiri, dia tidak mungkin mandi dengan air dingin.


Efa dengan senyum lalu berkata: “Sesekali tidak tepat juga tidak apa-apa.”


Wajah Darwin berubah menjadi marah: “Apanya yang tidak apa-apa? Besok aku temenin kamu pergi.”


Efa menjawab dengan nada manis: “Siap, komandan Darwin! Mulai hari ini, kamu suruh aku ngapain, aku akan menuruti semua keinginanmu, aku pasti tidak akan melawan.”


Efa tertawa, dia tertawa seperti seorang gadis kecil yang malu-malu, sudah tunggu begitu lama. Darwin laki-laki ini akhirnya mendapatkan kemanisan dan kemanjaan darinya.


…………..


New York, Amerika.


Semalam, Puspita secara khusus menjemput Ariella, selesai makan malam waktu sudah larut malam.


Riella kecil yang belum pulang ke rumah sudah ketiduran dulu, Ferdian yang menggendongnya pulang: “Riella kita makin hari makin berat saja.”


Ariella tersenyum dengan lembut: “Riella kecil sudah umur empat tahun lebih, lewat beberapa bulan lagi dia sudah lima tahun, enggak berat baru aneh.”


Ferdian lalu berkata: “Aku lihat raut wajahmu tidak begitu bagus, siang ini kamu pasti tidak sempat istirahat, kamu istirahat dulu, biar aku yang membawa Riella kecil ke kamarnya.”


“Enggak usah, biar dia tidur sama aku saja, baru sampai ke tempat baru, aku takut dia masih belum terbiasa.” Ariella membiarkan Riella kecil tidur dengannya, satu karena ia takut Riella kecil ketakutan, dua karena dia sendiri juga takut, dia berharap Riella kecil bisa memberinya sedikit ketenangan.


Ferdian menyimpan kembali langkah kakinya, lalu membalikkan badannya dan berjalan ke kamar Ariella: “Kalau gitu biarkan aku yang menggendongnya sampai kamarmu.”


Ariella menganggukkan kepalanya: “Sebastian aku serahkan padamu dulu, kamu bantu aku jagain dia yah, dia juga baru sampai ke tempat baru, aku takut dia juga ketakutan.”


“Ibu, aku tidak takut,” Sebastian berkata.


Dia sudah menjadi anak laki-laki, dia tidak boleh takut, dia malah seharusnnya menjaga ibu dan adiknya.


“Iya, Sebastian sangat pintar!” Ariella mengusap-usap kepalanya, lalu berkata, “Sebastian dan paman naik ke lantai atas dan istirahat saja, Ibu tidak menemani kalian lagi.”


Sebastian mengangguk-ngangukkan kepalanya: “Selamat malam Ibu.”


Ariella dengan lembut menjawab: “Selamat malam Sebastian!”


Setelah meihat Sebastian dan Ferdian naik keatas, ia baru kembali kekamarnya.


Riella kecil terbaring diatas tempat tidurnya, tidur dengan nyenyak, mirip sekali dengan seekor babi yang suka tidur, Ariella mencubit-cubit wajahnya: “Riella sayang, terima kasih sudah mau menemani di samping Ibu.”


Untung saja ada Riella kecil yang menemaninya, membuat dia merasa nyaman, kalau tidak dia tidak tahu harus bagaimana menjalani hidupnya yang seperti ini.


Ariella berbaring di samping Riella kecil, memeluknya didalam pelukannya, Riella kecil bukan hanya memberinya kehangatan, tetapi juga membuat dia merasa aman dan tidak ketakutan.


Setelah berbaring beberapa saat, mata Ariella tidak bisa tahan lagi, ia benar-benar sangat ngantuk.


Dia tahu, kalau dia masih menahan dirinya, dirinya pasti tidak bisa menahannya lagi.


Sekarang ini ia tidak boleh jatuh sakit, didalam janinnya masih ada anak dia dan Carlson, disampingnya masih ada Riella kecil, mereka semua membutuhkan dirinya, jadi ia tidak boleh ada masalah, dia harus istirahat, baru bisa melewati semua ini.


Jangan melawan rasa kantuk ini lagi, secara perlahan-lahan ia memasuki dunia mimpi.


Tidak disangka, ia bermimpi lagi, yang muncul didalam mimpinya adalah seorang pria, pria itu adalah Carlson yang mengenakan pakaian putih di sekujur tubuhnya.


Carlson sedang duduk disebrangnya, melihatnya, berbicara dengan serius dan formal: “Ariella, aku adalah suamimu, kamu adalah istriku, aku adalah orang yang bisa menjadi sandaranmu seumur hidupmu.”


Ariella tahu, dia selalu mengetahui ini.


Carlson adalah laki-laki yang bisa menjadi penopang untuk seumur hidupnya, laki-laki yang bisa dipercaya, jadi Ariella tidak boleh membiarkan dia kenapa-kenapa.


Carlson berkata lagi: “Ariella, dihari pernikahan kita yang kedua, aku sudah pernah mengatakannya kepadamu, tidak peduli apa pun yang terjadi tidak boleh mengungkit tentang cerai. Kamu sudah berjanji padaku, tetapi kamu kenapa mengingkarinya?”


“Aku………” Mulut Ariella ingin menjelaskannya, tetapi ia malah tidak tahu harus bagaimana menjelaskannya, karena ia sudah mengungkit tentang cerai dan mereka sudah cerai.


Apa yang dikatakan Carlson adalah kenyataan, dia masih mau menjelaskan apa?


“Ariella, kamu bicara, jelaskan padaku, jelaskan……..” Wajah Carlson tiba-tiba menjadi sangat kejam, dia menarik Ariella dan mengguncangkan tubuhnya seperti orang gila.

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK