Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 398 Setiap Generasi Satu Penerus





Riella kecil melihat lagi kalungnya, dia hanya merasa jika bentuk segitiga sangatlah lucu, dia tersenyum dengan sangat manis: “kakak Hansel, kamu menunduk.”





“Baik.” Hansel mendengarkan arahan, dan mencari tempat untuk menunduk.





Riella kecil mengambil liontin itu, dan berteriak: “Kakak Hansel cepatlah muncul!”





Kakak Hansel mengikuti teriakan Riella, dan meloncat keluar: “Kakak Hansel sudah hadir.”





Melihat kakak Hansel yang sudah muncul, Riella kecil tertawa dengan sangat bahagia: “Kakak Hansel, mari kita bermain lagi.”





“Baik.”





Seperti ini, Hansel menemani Riella bermain”Kakak Hansel keluarkah” bermain selama setengah jam, hingga pembantu rumah mencari mereka, mereka baru berhenti.





Hansel mengelus kepala Riella dengan lembut, dan berkata: “Riella, ingat, untuk terus memakai kalung pemberian kakak, baru nantinya bisa menemukan kakak.”





“Baik.” Riella kecil menganggukan kepalanya.





Meskipun umurnya masih kecil, sama sekali tidak mengerti bertapa istimewanya kalung ini, tetapi dia akan selalu mengingatnya, hanya dengan memakain kalung itu dia baru bisa memanggil kakak Hansel untuk muncul di hadapannya.





Juga karena hal itu mengingat hal yang di beritahukan kakak Hansel kepadanya, jika pada saat dia perlahan-lahan tumbuh besar, sesekali dia memanggil kakak Hansel pada segitiga itu, tetapi Kakak Hansel tidak pernah muncul sekalipun, dia menganggap jika Kakak Hansel merupakan seorang pembohong.





“Riella??..” Hansel memanggil nama Riella, tetapi menghentikan omongannya.





“Kakak Hansel?” Riella kecil membulatkan mata besar indahnya.





Hansel kembali mengelus kepala Riella, dan mengendongnya kembali: “Tidak apa-apa, kakak Hansel akan mengendongmu turun.”





????.





Keluarga dari keluarga Tanjaya tidaklah banyak, orang yang diundang untuk menghadiri pesta ulang tahun Riella hanyalah orang yang memiliki hubungan yang baik dengan keluarga mereka, mereka juga sudah datang dari awal.





Meskipun hanyalah sebuah pesta ulang tahun anak-anak, tetapi mereka sama sekali tidak datamg terlambat, semuanya memakai pakaian yang sangat indah, seperti sedang mendatangi sebuah acara yang sangat besar.





Dikarenakan udara yang sangat panas, pesta juga tidak bisa diadakan di daerah yang tidak memiliki atap, perjamuan diatur dilantai pertama Moonriver.





Pesta perjamuan sudah diatur oleh Ariella, ayah dan Ibu Carlson, tetapi tema pesta nya tetap disesuaikan dengan permintaan Riella kecil.





Ruang perjamuan sudah dihias dengan bermacam-macam kartun kesukaan Riella kecil, sudah seperti rumah kartun.





Tiba saatnya tamu memberikan Riella hadiah, tidak peduli dia menyukainya atau tidak, dia mengerti bahwa itu harus diterimanya, menyuruh kakak Hansel untuk membantunya menyimpannya.





Iya, kakak Hansel benar-benar orang yang bisa melakukan apapun.





Bisa menjadi penjaga, bisa menjadi apapun, bisa menjadi kakak yang baik, dan bisa juga menjadi orang yang membantu pekerjaan rumah??..menurut Riella kecil, kakak Hansel adalah orang yang bisa melakukan apapun.





“Oriella kita sudah bertambah tinggi, juga semakin hari semakin membuat orang senang.” Orang yang memberikan hadiahnya terlebih dahulu adalah Paman Kurniawan dan istrinya.





“Terima kasih paman! Terima kasih bibi!” dibawah ajaran kakek dan nenek, Riella kecil mengerti caranya menunduk berterima kasih.





“Anak baik.” Paman Kurniawan baru saja menjulurkan tangannya ingin mengelus kepala Riella, tetapi dia sudah menunduk terlebih dahulu.





Kepalanya bukanlah kepala yang bisa dipegang oleh semua orang.





Paman Kurniawan tidak akan membuat perhitungan dengan anak-anak, melihat ayah dan Ibu Carlson, berkata dengan bahagia: “Orang keluarga Tanjaya sangatlah hebat, gen dari Carlson dan Ariella juga begitu baik, bisa melahirkan anak yang begitu lucu seperti Riella.”





Didunia ini selamanya tidak akan bisa kekuarangan orang yang suka mengurusi masalah orang lain, tetapi Paman Kurniawan sama sekali tidak memiliki maksud lain.





Keluarganya dan keluarga Tanjaya sudah berhubungan sejak lama, keluarga mereka dipenuhi oleh berkah, keluarga Tanjaya telah diturunkan dari generasi ke generasi, sekarang sudah jatuh kepada Oriella, yang bahkan tidak memiliki anak laki-laki.





Meskipun sekarang derajat lelaki dan perempuan sudah sama, melahirkan anak laki-laki dan perempuan adalah sama, tetapi pemikiran jaman dahulu masih terbawa hingga sekarang.





Orang banyak berpikir jika keluarga Tanjaya sangatlah besar dan bisnisnya juga besar, jika tidak ada anak laki-laki yang meneruskannya, maka beberapa tahun ini maka bisnis keluarga ini akan jatuh ditangan orang lain.





Jika Riella dinikahkan, bisnis diberikan kepada suami masa depannya, kepemilikan perusahaan Aces akan berganti nama, takutnya akan membuat banyak orang merasa sangat disayangkan.





Ibu Carlson sangatlah menyukai anak-anak, tetapi tidak bisa berkata dihadapan orang lain jika Carlson tidak menginginkan anak lagi, jika omongan ini terdengar oleh orang lain, maka telinga Carlson pasti akan meluluh, mendengar perkataan istrinya.





Ibu Carlson tertawa: “Paman, anak adalah pemberian dari langit. Jika bisa mendapatkannya, tentu merupakan hal yang bagus. Jika tidak bisa mendapatkannya, kami juga tidak ingin bersikeras mengejarnya.”





Paman Kurniawan tersenyum: “Masihlah pemikiran keluaga kalian terbuka.”





Ibu Carlson tersenyum dengan lembut: “Kita tidak bisa memaksakan apapun, menunggu nya datang dengan sendirinya sudah bagus. Kami bukannya berpikiran terbuka, hanya saja melihat jodoh.”





Paman Kurniawan berkata: “keluarga kalian memiliki sikap yang baik.”





Ayah Carlson melanjutkan pembicaraannya: “Sikap baik, baru bisa panjang umur. Adik Kurniawan kamu juga sudah bisa melepaskan bisnis ditanganmu dan memberikannya kepada generasi selanjutnya, istirahatkan diri sendiri, nikmati kebahagiaan.”





Paman Kurniawan berkata: “Jika aku memiliki anak yang bisa berkerja seperti Carlson, maka aku sudah sejak awal mengikuti jejakmu, tidak perlu lagi khawatir terhadap apapun. Jika berkata orang tua ikut mengurusi, maka itu menandakan jika anaknya lah yang tidak bisa berkerja.”





Ayah Carlson berkata: “Adik Kurniawan, kamu lihat cara bicaramu, semua anak memiliki kelebihannya masing-masing.”





“Haha??..benar benar??..” Paman Kurniawan tertawa.





Berbincang, pandangan mereka bersamaan melihat kearah suami istri Carlson yang sedang menyambut tamu lainnya.





Carlson dengan sama memakai kemeja putih dan dipadukan oleh jas dan celana berwarna hitam, memakai kacamata berbingkai emas, tubuhnya sangat tegap, mengangkat tangan.





Orang yang berada disampingnya Ariella, memakai gaun panjang berwarna putih yang melekat pas ditubuhnya, alis matanya membawa senyum penuh kelembutan, berasama dengan Carlson menyambut para tamu.





Dibandingkan dengan Carlson, pinggang Ariella terlihat sangat ramping, kedua orang itu terlihat sangat serasi.





Paman Kurniawan sudah bukan pertama kali melihat pasangan suami istri itu bersama-sama, tetapi juga sekali lagi merasa terkejut.





Pertama kali dia melihat suami istri tersebut di perjamuan Gunung Vandera, malam itu dia melihat kedua orang itu muncul, membuat orang merasa kagum, sama seperti sekarang.





Orang-orang yang berada di sana pada hari itu, melihat mereka merasa begitu terkejut hingga tidak bisa mengeluarkan suara apapun, lalu pada akhirnya terdengar suara pujian.





Pada saat kedua kalinya dia bertemu dengan mereka beberapa tahun yang lalu di kediaman rumah Tanjaya, Carlson yang dulu dan sekarang tidak memiliki perbedaan, sudah sangatlah dewasa.





Dan juga Ariella tidak memiliki perbedaan, wajahnya tidak berubah, tetapi auranya bertambah menjadi lebih dekat, ditambah lagi beridiri bersama dengan Carlson, hanya bisa menggunakan batu berharga untuk menggambarkan mereka.





Paman Kurniawan tersenyum dan berkata: “Dik, beberapa puluh tahun yang lalu, orang yang membuat aku merasa kagum adalah kalian suami istri berdua. Beberapa puluh tahun kemudian, orang yang bisa membuatku kagum lagi, juga adalah anak dan menantumu.”





“Benar.” Ibu Carlson juga teringat orang lain, pada saat dia melihat anak dan menantunya, dia juga tanpa sadar meningat masa-masa pada saat itu.

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK