Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 445 Keputusan Sepihak





Semalam berlalu, segalanya kembali seperti semula.





Kemarin malam Riella kecil tidak ketakutan dan bersembunyi di pojok kamar, Carlson pun tidak kehilangan penghilatannya lagi, segalanya sudah menjadi masa lalu.





Pagi ini, keluarga Carlson berkumpul di meja makan, semuanya berdiskusi mengenai Riella kecil untuk melanjutkan taman kanak-kanaknya.





Efa tersenyum sambil berkata, “Riella, hari ini kau akan pergi ke taman kanak-kanak. Aku menyiapkanmu beberapa stroberi enak dan kuletakkan di tasmu, makanlah jika kau lapar.”





Darwin yang beberapa hari ini menumpang makan di keluarga Carlson meletakkan tangannya di atas bahu Efa, satunya lagi mencubit pipi tembam Riella kecil, “Riella, sekolah saja di taman kanak-kanak dekat kemiliteran, ada paman dan kakek yang menjagamu, bahkan jika kau berjalan menyamping, tidak ada seorang pun yang berani menegurmu.”





“Darwin, jangan ajarkan yang tidak-tidak, Riella masih kecil,” Efa menginterupsi.





Mengingat kala itu, Darwin membawanya membelot, masuk ke dalam kumpulan pertemanan Darwin, membelot hingga ia tidak terlihat sisi kewanitaannya lagi, suka mengancam, memukul dan membunuh.





“Efa, apakah kau menyesali dirimu sendiri?” Darwin menepuknya di punggung, namun karena tidak mengontrol dengan baik kekuatannya, membuat Efa kesakitan.





Efa menggertakkan giginya, mendengus marah, “Darwin, brengsek kau, ingin merampok?”





Darwin menjawab, “Kenapa tidak?”





“Kalian berdua jangan berisik, tokoh utama hari ini adalah Riella kecil,” Ibu Carlson melerai mereka, lalu menatap Riella kecil, berkata dengan baik dan lembut, “Riella, Nenek tidak punya apa-apa untukmu, tapi malam ini ketika kau pulang, Nenek pasti akan membuatkanmu masakan lezat dari stroberi.”





Ayah Carlson dengan wajah datarnya berkata, “Riella sayang, Kakek juga tidak punya apa-apa untuk diberikan kepadamu, Kakek hanya berharap kau menyukai sekolahmu.”





Efa kembali menyahut, “Ayah, kau adalah Kakek kandung Riella, ternyata pelit dan tidak menyiapkan apa-apa, mana lagi hanya memberinya satu kalimat ucapan.”





Ayahnya menjawab, “Riella sayang tidak kekurangan apapun, tidak masalah aku sebagai Kakeknya memberi dia hadiah atau tidak, cukup menyayangi Riella dengan sungguh-sungguh.”





Ariella yang dari tadi memperhatikan makan Riella tertawa, “Sebenarnya bagi Riella, tidak penting apakah Kakek, Nenek dan Bibi memberikan hadiah, yang penting adalah cinta dari kalian.”





Keluarga Carlson sangat menyayanginya, baginya hadiah tidaklah begitu penting, yang penting mereka selalu menemani di sisinya.





Semuanya berbahagia karena mendiskusikan Riella kecil yang akan masuk sekolah, tapi sebagai tokoh utamanya, Riella kecil justru terdiam tidak semangat, air mata mengalir dari matanya, seakan-akan bisa menangis kencang kapan saja.





Riella kecil yang lain dari biasanya memicu perhatian semua orang, Ariella khawatir dan bertanya, “Riella sayang, ada apa? Kenapa tidak berbicara? Apakah ada yang tidak nyaman?”





“Mama — –” Riella kecil menenggelamkan kepalanya dalam dekapan Ariella, butiran besar air matanya mengalir jatuh.





“Sayang, ada apa?” Ariella memeluk Riella kecil, tidak tega melihat putri kecilnya menangis.





Kakek, Nenek, Bibi dan Paman, juga Ayah Riella kecil bertanya berbarengan, “Riella, ada apa?”





“Riella tidak mau pergi sekolah,” Riella mengelap air matanya, mengucapkannya tanpa merasa bersalah.





Sudah cukup lama ia tidak bersekolah, ditambah lagi abang Hansel yang setiap kali menemani di sisinya, ia telah melupakan teman-teman di sekolahnya.





Ia hanya tahu bahwa abang Hansel tidak bisa menemaninya di sekolah, bagaimana jika orang jahat datang?”





“Riella jangan menangis, kalau Riella tidak mau, tidak usah pergi, tidak ada yang harus di besar-besarkan,” dia yang mengucapkan ini, adalah Carlson yang dipandang begitu dingin oleh orang-orang.





Semua orang menyebutnya terlalu menyayangi putrinya tanpa batas, ia tidak mengelak, baginya istri dan anaknya harus ia sayangi sepenuhnya.





“Hm, jika Riella tidak ingin pergi, tidak usah pergi,” yang lain mengikuti.





Pergi ke sekolah juga hanya untuk bermain, bermain untuk membuatnya senang, kalau Riella kecil tidak ingin pergi, maka tidak ada orang yang memaksanya pergi.





Riella kecil tidak pergi ke sekolah, Carlson sekeluarga setuju dengan Riella kecil, tidak seorang pun ingin melihatnya sedih.





Tapi ada seseorang yang tidak ingin memanjakan Riella kecil, Riella kecil sudah empat tahun, harus memahami banyak hal, harus perlahan membuatnya bertumbuh.





Ariella bukannya tidak menyayangi Riella kecil, sebaliknya Ariella mencintai Riella kecil lebih dari siapapun. Jadi ada kalanya Ariella harus melakukan hal-hal yang tidak mungkin dilakukan orang lain di rumah ini.





Sekarang semuanya memanjakan Riella kecil, mengikuti segala kemauannya, kelak ketika Riella kecil dewasa, mereka semua sudah meninggalkannya dan hanya tersisa Riella kecil seorang diri, siapa yang akan memanjakan dan menyayanginya?





Nantinya, ia harus bisa bertanggung jawab atas dirinya sendiri, jika kemampuannya tidak cukup, siapa yang akan membantunya?





Jika membiasakannya sedari dini, ketika ia dewasa, lalu mengambil alih Aces, tekanan yang dihadapinya tidak akan terlalu berat.





Ariella memikirkan segalanya jauh kedepan, karena ia telah melihat betapa susah payahnya Carlson, maka memikirkan yang terbaik juga untuk Riella kecil.





Ia mengusap air mata Riella kecil dengan lembut, “Riella, Mama dan Ayah sangat menyayangimu, Kakek Nenek dan Bibi juga menyayangimu, tapi kita harus memberitahumu, tidak peduli seberapa sayangnya kami, menangis tidak akan menyelesaikan masalah.”





“Mama — –” Riella kecil cemberut, air matanya kadang masih mengalir dari mata.





Ariella lebih tegas dari biasanya, “Riella, jangan menangis, dengarkan Mama, menangis tidak ada gunanya.”





“Kau bukan Mama, kau orang jahat! Mama Riella sudah terbang di surga!” Riella kecil menangis tersedu-sedu.





Kalimat yang dilontarkan Riella kecil, yang lainnya terdiam, pandangan mereka menatap Riella kecil dan Ariella bergantian.





Mendengar ucapan Riella kecil, hati Ariella seakan-akan di pukul dengan berat, pada saat itu dia mengerti, ternyata ia tidak pernah ada di hati Riella kecil.





Bagi Riella kecil, ia hanyalah wanita yang menggantikan posisi Ibunya, namun Ibu yang benar-benar diinginkan Riella kecil, orang terdekatnya, masih tetap terbang di langit.





Karena tidak ada di tiga tahun masa pertumbuhan Riella kecil, selama ini, Ariella selalu berusaha untuk menjadi Ibu yang pantas.





Ia kira Riella kecil sudah menerimanya, hari ini saat ini juga, ia baru mengerti bahwa itu hanya harapannya yang bertepuk sebelah tangan.

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK