Carlson berencana untuk memberi pelajaran kepada Ariella, tapi saat dia membawanya kembali ke kamar, api kemarahannya pun mengecil.
Mendengar suara Ariella yang sedih itu, dia seharusnya bisa tahu dia itu sengaja bicara seperti itu membuatnya marah, tapi karena dia terlalu marah jadi dia tidak mendengarnya.
“Ariella????” dia memanggil namanya, mengulurkan tangannya dan memegang dia, tapi tangannya itu langsung dibuang olehnya.
“Aku tidak peduli sama kamu, jangan sentuh aku!” Ariella marah dan tidak mau peduli dengannya.
Carlson hanya bisa menggoyangkan kepalanya dan berkata: “Petunjuk yang ditinggalkan oleh Daiva itu aku akan menyuruh orang mengurusnya, kamu tinggal di rumah baik-baik saja.”
“Aku mau cari sendiri.” itu mungkin satu-satunya kesempatan untuk mengembalikan penglihatan Carlson, kalau urusan ini orang lain yang urus, Ariella tidak tenang.
“Aku sudah minta Henry untuk mengirim orang ke sana, jika bisa mendapatkan formulanya, dia akan langsung membawanya ke dokter.” Carlson selalu percaya terhadap bawahannya itu, bagaimanapun juga orang yang bisa mengkhianati dia seperti Daiva itu sangat sangat sedikit.
“Ya kamu suruh mereka hati-hati, setelah mendapatkan formulanya langsung foto dan kirim ke kita, kalau hilang kita masih ada cadangan.” walaupun tidak mau mempedulikan Carlson, tapi jika berhubungan dengan matanya, Ariella pun langsung perhatian.
“Bukannya tadi bilang tidak peduli dengan aku.” Carlson tertawa, “Baiklah, besok-besok kalau ada apa dibicarakan baik-baik, jangan ribut.”
“Memangnya tadi kita ribut?” Ariella mulai pura-pura bodoh, pura-pura sudah melupakan keributannya tadi.
Di ingatan Ariella, mereka berdua sangat jarang ribut, sepertinya saat ribut, semuanya karena ulah dia, lalu Carlson mengalah.
Berpikir sampai sini, Ariella merasa bersalah dan berkata: “Sebenarnya, aku??. aku tidak menyetujui permintaan Daiva itu.”
Permintaan yang tidak masuk akal seperti itu bagaimana mungkin dia setuju.
Carlson salah paham dengan dia, dia tidak begitu mengerti seberapa pedulinya dia dengan keluarganya, tidak mengerti seberapa pedulinya dengan dia dan Riella.
Saat Riella lebih kecil 3 tahun, dia tidak menemaninya di sampingnya, sekarang dengan tidak mudah dia bisa menemaninya, dia sangat ingin setiap saat bersama dengan mereka, bagaimana mungkin rela pergi meninggalkan mereka.
“Ya, aku mengerti.” setelah Carlson tenang dia pun mengerti.
“Kamu sudah tahu kamu masih ganas dengan aku.” Ariella kembali menaikkan suaranya.
“Tadi bukannya bilang tidak mau ribut!” ucap Carlson dengan lembut.”Sekali-kali ribut juga bagus, bisa memperdalam hubungan suami istri.” ucap Ariella.
Carlson melihatnya dan tersenyum dengan lembut: “Apa yang ibu Ariella bilang semua benar.”
Eeee??..
Kenapa bisa dia bilang apa semua benar, jelas-jelas memang seperti itu, dia yang tidak bisa membantah.
??.??..
Orang yang dikirim oleh Henry ke gereja dengan cepat mengirimkan hasilnya, Daiva memiliki loker pribadi di gereja, di dalam loker itu terdapat formula obat yang ditulis tangan oleh Daiva.
Setelah mendapatkan formulanya mereka langsung mengirimkannya ke dokter dan meminta mereka untuk membuatnya. Mengenai ada efeknya atau tidak, itu harus menunggu dokter berhasil membuatnya dah Carlson meminumnya baru diketahui.
Asalkan ada formula itu, tidak peduli hasilnya bagaimana, setidaknya ada harapan, sementara Ariella juga sedikit tenang.
??.??
Karena Efa diculik dan mendapat luka berat, Darwin dan Carlson juga mempercepat pencarian pembunuh Sandoro, dan juga mereka mencari penculik Efa.
Berdasarkan petunjuk-petunjuk yang ada, penculik Efa dan pembunuh Sandoro adalah orang yang sama, pelakunya membunuh Sandoro lalu dia menculik Efa melampiaskan kemarahannya.
Sekarang informasi di tangan mereka mengenai pelakunya sangat sedikit, membuat mereka lebih tidak bisa mengetahui keberadaan pelaku tersebut.
Kota Pasirbumi adalah wilayah kekuatan pusat keluarga Darwin dan keluarga Carlson, orang misterius itu bukan hanya bisa membunuh dan menculik orang di wilayah mereka, dia juga bisa melakukannya dengan bersih, sepertinya sudah direncanakan bertahun-tahun.
Terutama ruang bawah tanah di bawah Moonriver, itu sudah dibuat sangat tertutup meniru penjara bawah tanah dulu, jadi penculik yang menculik Efa itu pasti bukan tiba-tiba terpikir untuk menculiknya.
Lebih mungkin, penjara bawah tanah yang dibuat oleh penculik itu disiapkan untuk Sandoro, tapi dia tidak menyangka Sandoro ditangkap oleh Darwin dan dipenjara di area militer Pasirbumi.
Pasukan Darwin melanjutkan pencarian berdasarkan petunjuk yang sudah ada, pasukan Carlson terus mencari orang-orang yang membenci Sandoro.
Di dalam daftar nama warna hitam, ada satu nama yang paling menarik perhatian, saat Henry menyebutkan nama itu, Carlson dalam waktu beberapa detik pikirannya sudah berputar-putar.
Fernando!
Saat memikirkan orang yang pernah disakiti oleh Sandoro, Carlson memikirkan banyak orang, tapi dia melupakan satu-satunya orang yang memiliki hubungan dengannya.Sebagian besar luka Efa berada di bagian perutnya, penculik itu sepertinya mau membelek perut dia, seperti beberapa tahun lalu Sandoro melakukannya kepada Ariella dan mengambil anaknya.
Jangan-jangan saat itu Fernando belum mati?
Dia masih hidup dengan diam-diam, diam-diam dia membunuh Sandoro untuk melampiaskan kemarahannya, lalu menculik Efa untuk membalas dendamnya Ariella?
Dipikir seperti ini, Carlson semakin merasa ada kemungkinan, hatinya yang selalu tenang itupun jadi meningkat.
Karena di malam saat Efa diculik, Ariella menerima telepon dari orang tak dikenal, tapi orang itu tidak mengeluarkan suara.
Lalu orang mereka mendapatkan petunjuk, penculik Efa dan orang yang menelepon Ariella adalah orang yang sama.
Jika diprediksi, hubungan ketiga orang ini semakin erat.
“Pak Carlson, daftar orang-orang yang disakiti oleh Sandoro semua ada di sini, apa masih ada perintah lain?” setelah Henry membacakan nama yang ada di daftar itu, dengan waktu yang lama dia tidak mendapatkan balasan dari Carlson, mau tidak mau dia menanyakannya lagi.
Carlson masih berpikir dengan sangat dalam, dia tidak menjawab Henry.
“Pak Carlson????.” Henry mencoba memanggilnya sekali lagi.
Carlson sadar, pandangan dinginnya menatap Henry: “Henry, lanjutkan pemeriksaan. Nanti kalau mendapatkan petunjuk apapun jangan beritahu ke siapapun, jangan beritahu Darwin, harus kasih aku lihat dulu.”
“Baik.” Henry tidak mengerti mengapa Carlson meminta seperti ini, tapi dia juga tidak banyak tanya, dia mendapakan perintah dan langsung pergi melaksanakannya.
Carlson duduk di ruangannya, matanya mengecil, jarinya pun dengan pelan memukul-mukul meja.
Kalau Fernando belum mati, kenapa dia tidak mengenali anaknya sendiri? Kenapa harus sembunyi-sembunyi dan menyakiti orang lain?
Mungkin dia hanya terlalu banyak pikiran, pelakunya bukan Fernando.
Setelah dipikir-pikir, Carlson membuang semua nama-nama lainnya, terakhir dia masih merasa Fernando memiliki kesempatan paling besar.
Kalau benar-benar Fernando????..
Itu Ayahnya Ariella, dia harus bagaimana agar Ariella tidak tersakiti?
Mengingat Ariella, Carlson menarik nafas dalam-dalam dan mengepalkan tangannya.
Tidak peduli pelakunya itu siapa, dia pasti akan melindungi Ariella, dia tidak akan mengaitkan dia dengan apapun lagi, dan juga tidak mau membuat dia sedih.
Hanya saja Carlson masih sedikit khawatir, kalau saja Ariella tahu, dia akan bagaimana?