Donny memakai kata dengan sangat baik, dia sama sekali tidak mengatakan jika Miguel tidak baik, setiap perkataannya sedang mengatakan apa yang dilakukan oleh keluarga Ferguso untuk negara ini.
Dia menegaskan jika dia adalah anggota keluarga Ferguso, tujuannya sangatlah jelas, memberikan nilai tambah untuk keluarga Ferguso, sekaligus memberi nilai tambah untuk dirinya sendiri.
Dan maksud dari semua ini adalah agar rakyat negara A tahu jika diantara keluarga Ferguso masih terdapat dirinya, ingin membuat rakyat negara A mengakui dia, juga bisa membuat dia dengan mudah melanjutkan menjadi presiden berikutnya.
Sembari berkata, Donny sembari menyapukan pandangannya melihat kearah penonton yang berada disana, tidak terdengar suara yang melawannya, dia menganggukk-angukkan kepalanya merasa puas:”selanjutnya kita akan mempersilahkan presiden kita terdahulu untuk mengatakan beberapa hal kepada kalian.”
Ketika suara Donny sudah jatuh, Gregorio berjalan keluar dari pintu samping dan didampingi oleh Ashanty dan seorang pria lainnya.
Mungkin karena dirinya sudah dibuat Miguel menjadi sangat marah hingga jatuh sakit, atau mungkin dikarenakan oleh cuaca yang begitu dingin, atau mungkin karena Gregorio tidak ingin membiarkan rakyatnya tahu jika hanya berpura-pura sakit dan tidak bersedia menyerahkan sendiri tahtanya kepada Miguel??.
Singkatnya, Gregorio terlihat sangatlah tidak baik, jika tidak ada orang yang membantunya menopangnya pada saat berjalab maka dirinya sudah seperti tidak memiliki tenaga untuk berjalan lagi.
Dengan bantuan Ashanty dan beberapa orang, akhirnya dia bisa naik keatas panggung, dan datang kesisi Donny.
Baru saja dia berjalan hingga ke tengah panggung, Gregorio terbatuk-batuk dengan sangat hebat, membutuhkan beberapa waktu hingga dia menghentikannya.
Dia membuka mulutnya berfikir ingin berbicara, tetapi sama sekali tidak terdengar suara dari dalamnya, air matanya yang keluar, tidak tahu harus menunggu berapa lama baru bisa menghentikan air mata itu.
Gregorio menghapus air matanya, semua reporter dibawah panggung menunggu dalam diam, tidak ada satu orang pun yang bersuara, bahkan masih ada beberapa orang yang juga menangis mengikuti dia.
Setelah Gregorio turun dari jabatan presidennya, karena keadann tubuhnya yang tidak begitu baik barulah tidak mengitkuti upacara pengangkatan presiden yang baru, bukan karena dia merasa tidak puas kepada putranya Miguel.
Gregorio memiliki 3 putra, anak pertanya sudah meninggal tiga tahun yang lalu, anak keduanya sudah tidak bisa lagi memasuki kota Atmajaya, dan anak ketiganya juga meninggal dalam kecelakaan????rasa sakit karena kehilangan putranya, menurut pria tua ini merupakan suatu hal yang sangat kejam.
Keadaannya membuat orang-orang merasa simpati kepadanya, dan dengan ekpresi emosionalnya, begitu banyak orang yang merasa terharu karenanya sama sekali tidaklah aneh.
Beberapa lama, mungkin beberapa puluh menit, mungkin juga setengah jam, atau mungkin lebih lama lagi, Gregorio baru menghapus air matanya.
Dia menstabilkan emosinya, membersihkan tenggorokannya, menggunakan suaranya yang masih sama bersinarnya berkata:”rasa sakit ini, seperti terdapat sebuah pisau yang menancap didalam hatiku.”
Dia menghembuskan nafas panjang, berhenti sejenak, lalu kembali melanjutkan kalimat kedua:”tetapi semakin membuat hatiku sakit adalah kita kehilangan seseorang yang bisa memimpin negara dengan baik.”
Pada saat ini, dia masih memikirkan negara, masih memikirkan rakyat??..mendengar perkataan Gregorio, tidak ada seorangpun yang tidak tersentuh hatinya.
Gregorio menyapukan pandangan matanya, memberikan tatapan mata terluka, kembali melanjutkan berbicara:”seperti kata pepatah, sebuah negara tidak boleh satu haripun tanpa adanya pemimpin, meskipun kita masih tidak bisa merelakan Miguel, tetapi kita juga harus menerima jika dia sudah meninggalkan kita. Hal terpenting yang harus kita lakukan selanjutnya adalah memilih presiden yang baru.”
Pandangan matanya melihat sekeliling, mrlihat Donny yang berada disebelahnya, berkata dengan rendah:”Donny, jika negara dan rakyat memberikanmu tugas presiden yang baru ditanganmu, apakah kamu bisa menggantikan kakak-kakakmu yang telah meninggal kembali menyelesaikan hal yang belum mereka selesaikan membuat negara A menjadi negara terkuat dan negara terbijaksana?”
Donny merasa terkejut, seperti tidak menyangka jika Gregorio akan tiba-tiba menanyakan pertanyaan seperti ini, menunggu hingga dia memberi reaksi, berkata dengan sangat tergesa-gesa:”tuan, aku bukannya tidak bersedia untuk menerima tugas untuk memajukan negara kita, tetapi aku khawatir jika rakyat akan merasa khawatir karena saya masih muda sehingga tidak bisa mengurusi hal dengan baik. Saya berfikir lebih baik anda memilih satu orang yang bisa membuat hati rakyat menjadi tenang sebagai presiden yang baru, membuat dia pemimpin kita membuat negara kita semakin maju.”
Pertanyaan yang diberikan oleh Gregorio sangatlah baik, dan jawaban yang diberikan oleh Donny juga sangatlah baik, keduanya bersatu dengan sangat sempurna.
Dibawah panggung, dengan cepat sudah ada orang yang berbicara sebagai perwakilan rakyat:”tuan Donny, anda memilihki darah dari keluarga Ferguso, dan anda masih merasa rendah hati. Terlebih lagi anda pasti sudah menerima pendidikan kepresidenan, dan anda juga memiliki hak yang sama untuk dapat dipilih menjadi presiden, saya pikir tidak ada orang yang lebih cocok lagi menjadi presiden selain anda.”
Seseorang dengan cepat melanjutkan:”benar benar, dia sudah menerima pendidikan kepresidenan, pada saat itu juga menghitung pemilihan presiden bersama dengan presiden kita sekarang. Hanya karena kepribadiannya yang rendah hati, dia memundurkan dirinya sendiri dari pemilihan presiden, memberikan posisi presiden kepada kakak anda. Dan hari ini kakak anda mengalami masalah, ada anda yang naik, juga mungkin merupakan harapan terakhir dari mereka.”
Masih ada beberapa perwakilan yang berbicara:”tuan Donny, kami mempercayai dirimu, mempercayai jika anda pasti bisa memimpin negara kami dan membawa negara kami menjadi bertambah maju.”
Satu orang berbicara, diikuti dengan beberapa orang lainnya, satu diikuti lainnya, semuanya memberikan dukungan kepada Donny.
Terasa sangat cepat, tidak hanya dalam kalangan reporter yang berada dilapangan, bahkan para penonton yang berada dihadapan televise merasa jika Donny meruapakan orang yang sangat baik, sama sekali tidak akan memiliki masalah jika menyuruhnya untuk menjabat sebagai presiden selanjutnya.
??..
Pada saat Gregorio muncul, Miguel yang berada dihadapan televisi tiba-tiba merasa suhu didalam ruangannya menjadi begitu rendah, bahkan diruangan yang hangat,bisa membuat orang merasa kedinginan hingga kekakinya.
Tatapannya yang begitu dingin dan tidak memiliki perasaan apapun menatap lekat seorang lelaki tua dengan rambut yang sudah memutih, menatap lekat-lekat lelaki tua itu, seperti tidak berniat untuk melepaskannya.
Lelaki tua itu apakah benar-benar merupakan ayah kandungnya?
Apakah benar-benar adalah ayah kandungnya?
Jika benar dia adalah ayah kandungnya, mengapa dia begitu tidak sabaran untuk memilih orang lain mengantikannya sebagai seorang presiden?
Ha??
Miguel tertawa dingin, dia merasa sangatlah lucu.
Atau mungkin dia sama sekali tidak pernah menganggapnya sebagai anaknya sendiri, dan pada saat ini, hati kecilnya memikirkan suatu hal yang sangat lucu.
Berharap jika orang tersebut tidak terlibat dengan masalah ini, berharap jika orang itu hanya dibohongi dan dipergunakan.
Benar-benar sangatlah lucu.
Lelaki tua yang sudah seperti seekor rubah, dia tidak membuat perhitungan kepada orang lain sudah bisa dikatakan baik, masih ada siapa lagi yang bisa membuat perhitungan dengannya? Masih ada siapa lagi yang bisa mempergunakan dan membohongi dia?
Takutnya tidak akan ada yang bisa.
Miguel menggeleng-gelengkan kepalanya, membuat pandangan rasa sakit yang berada didala matanya mengantikannya dengan pandangan yang begitu dingin.
“Derick!” Miguel membuka suara memanggil sekretarisnya.
“Tuan presiden!” Derick menjawab lalu masuk kedalam ruangan, memberi hormat dan berdiri dihadapan Miguel.
“Sedang menunggu apa?” perkataan sudah dikatakan, Miguel sudah melangkah keluar ruangan, Derick terdiam sejenak, lalu dengan tergesa-gesa mengikuti.