Terdapat sekelompok orang yang mengikuti dibelakang presiden baru, Oriella masih tidak bisa melihat punggung presiden dengan jelas, dan semakin tertutupi oleh sekelompok orang yang mengikuti presiden baru dari belakang.
“Oriella, sangat tampan bukan!” mata Liotta bersinar, air liurnya sudah akan mengalir keluar, terlihat seperti orang bodoh.
“Liotta, bersihkan air liurmu.” Hanya karena punggung seseorang bisa membuat gadis kecil ini hingga seperti ini, membuat Oriella benar-benar penasaran ingin melihat muka sesungguhnya dari presiden baru tersebut, melihat apakah bisa dibandingkan dengan ayahnya.
Liotta benar-benar menggunakan tangannya untuk menghapus air liurnya, dan memegang tangan Riella:”Oriella, kamu ikutlah denganku, aku tahu tempat yang bisa melihat presiden dengan sangat jelas.
“Liotta, pelan sedikit!” Oriella memperlambatkan jalannya, membawa label seorang karyawan maka mereka harus bersikap selayaknya seorang karyawan, berjalan lurus dengan cepat hanya bisa membuat orang menyadari ada sesuatu yang aneh.
“Aiya, Nona Tanjaya, disini selain aku, tidak akan ada orang yang memperhatikanmu, apakah kamu masih memperdulikan penampilanmu?” hati Liotta sangatlah tergesa-gesa, tergesa-gesa ingin cepat melihat idolanya.
Mereka sampai pada lantai satu ruang kerja, berjalan di sepanjang tangga kau yang berputar dilantai 2, dari ujung koridor ke kiri tangga.
Liotta mendorong pintu kamar terakhir, menyuruh Oriella untuk masuk:”Oriella, cepat, kita melihat dari jendela ini, maka kita akan bisa melihat tempat presiden baru membacakan pidatonya.”
Oriella berjalan kearah jendela, menaikkan kepalanya dan melihat kejauhan, dan melihat panggung yang berada didepan mereka, presiden baru berdiri didepan istana utara, kanan kirinya dipenuhi oleh pengawal yang melindungi dia.
Melihat orang ini, melihat wajahnya yang begitu indah, kepala Oriella tiba-tiba membayangkan sesosok orang yang samar.
Orang itu sering memeluknya masuk kedalam pelukannya, menciumi dia:”Riella, Abang Hansel sudah mau pergi. Tunggu hingga kamu tumbuh dewasa, bawalah kalung yang Abang Hansel berikan kepadamu untuk mencari kakak.”
“Abang Hansel?” Oriella tanpa sadar menyebutkan nama yang selalu dia simpan didalam hatinya yang paling dalam, dengan pasti memperhatikan setiap gerakannya.
Dia melambaikan tangannya kepada penonton yang berada dilantai bawah, wajahnya menampilkan sebuah senyuman yang sangat lembut, memulai pidatonya.
Oriella tidak mendengarkan pidatonya, pandangannya hanya fokus mengarah kepada wajahnya, terlihat seperti ingin mencari dari wajahnya, wajah yang sudah lama tidak dia ingat dengan jelas wujudnya.
Dia hanya mengingat, terdapat suara yang begitu indah yang berbicara kepadanya.
“Riella harus menjadi anak baik.”
“Riella, jangan takut, Abang Hansel akan melindungi Riella.”
“Riella??.”
Wajah yang tidak bisa dia ingat dengan jelas, perlahan-lahan berubah menjadi wajah presiden yang baru, mereka didalam otaknya berubah menjadi satu orang yang sama.
“Oriella, presiden kami begitu muda dan hebat, tunangannya jugalah tidak buruk, kedua orang itu berdiri bersama, benar-benar pasangan yang sempurna.” Liotta tidak menyadari ada yang salah dengan Oriella, dan terus berkata dengan begitu gembira.
“Tunangan” satu kata ini, seperti menyirami air dingin keatas kepala Oriella, tiba-tiba membuat Oriella kembali ke dunia nyata.
Pandangan matanya perlahan melihat kearah kiri presiden, melihat disampingnya berdiri seorang wanita yang begitu elegan dan lemah lembut.
Mereka berdiri sembari bergandengan tangan, bersama-sama terlihat bersinar dimata semua penduduk.
Presiden baru mereka bersama tunangannya, merupakan spasang kekasih yang sangat bercahaya, meskipun hanya melihatnya dari kejauhan, sudah cukup membuat orang merasa iri.
“Liotta, apa nama presiden baru kalian?” Oriella memegang tangan Liotta, tiba-tiba bertanya dengan semangat.
“Presiden baru kamu bernama Miguel, dan tunangannya bernama Vanessa Senthul, juga merupakan seseorang yang memiliki latar belakang baik.” Liotta berkata.
“Miguel?” Oriella dalam diam mengucapkan nama ini, di dalam namanya sama sekali tidak terdapat kata “Hansel”, Apakah itu menandakan dia tidak ada hubungannya dengan Abang Hansel nya?
Presiden baru negara A, Abang Hansel yang berada dalam ingatannya, Bagaimana dia bisa merasa jika presiden baru itu adalah Abang Hansel nya?
Atau mungkin didalam hatinya dia berfikir, jika seharusnya Abang Hansel nya terlihat seperti presiden baru itu, kelima indra yang begitu tampan, ketika tersenyum terlihat seperti sinar matahari di musim dingin, benar-benar membuat orang merasa nyaman dan hangat.
Melihat Oriella yang termenung, Liotta mengulurkan tangannya dan menggoyang-goyangkannya: “Oriella, kamu kenapa?”
“Liotta, aku ingin bertemu dengan presiden baru kalian, aku ingin menanyakan beberapa hal dengannya.” Oriella bukanlah seorang gadis yang akan mundur jika menghadapi kesulitan, sebaliknya, dia merupakan seorang gadis yang tidak akan menyerah dengan mudah.
Dibandingkan dia memikirkan kesana kemari, kenapa tidak dia tanyakan secara langsung.
Jika benar dia adalah Abang Hansel nya, maka dia sudah pasti akan mengingatnya.
Meskipun jika ingatan Abang Hansel nya terhadap dia tidaklah dalam, tetapi mereka sudah saling berhubungan selama beberapa tahun, pasti akan meninggalkan bekas didalam ingatannya.
Dia yang pada saat itu masih kecil saja masih mengingatnya, maka Abang Hanselnya pasti bisa mengingatnya.
“Oriella, kamu tidak mungkin berfikir jika presiden baru kami adalah Abang Hansel mu kan.” Liotta melebarkan matanya, menampilkan ekspresi tidak percaya.
Gadis ini,Apakah dia mencari Abang Hansel nya hingga hampir menjadi gila? Hanya karena bertemu dengan lelaki yang berwajah tampan lalu mengiranya sebagai Abang Hansel nya?
“Kamu jangan banyak bertanya lagi, hari ini aku harus bisa menemuinya.” Mengurusi masalah ini, Oriella kembali menunjukkan auranya sebagai seorang pemimpin.
“Orang yang bisa membantuku hanyalah kakak ku, tetapi kakak ku juga pasti tidak akan membiarkan aku melakukan hal itu.” Liotta merasa sangat kesulitan,”Oriella, presiden baru tidak mungkin adalah Abang Hansel mu, hapuskanlah pemikiranmu itu.”
Presiden baru mereka adalah anak ketiga dari presiden yang sebelumnya menjabat, sedari kecil tidak begitu banyak orang yang pernah bertemu dengannya.
Keluarganya begitu melindungi dia, melindungi dia hingga seperti apa, bagaimana bisa dia berada di negara lain, dan memiliki hubungan dengan Oriella pada saat dia masih kecil.
Oriella masih tetap saja bersikukuh, berkata: “presiden yang baru nantinya akan kembali keruang kerjanya kan.”
“Tentu saja. Setelah berpidato, mereka tidak mungkin akan mengadakan rapat.” Setelah berbicara hal ini, Liotta merasa tidak benar,”Oriella, tidak bisa, aku tidak memiliki keberanian itu.”
“Iya, aku tau kamu tidak memiliki keberanian, aku akan pergi sendiri.” Jika Oriella sudah memutuskan sesuatu, maka dia harus segera melakukannya, tidak ada satu orang pun yang bisa menghentikannya.
“Oriella, Apakah kamu memiliki cara untuk masuk kedalam ruangannya?” Liotta kembali merasa dirinya melakukan sesuatu hal yang tidak benar, dan terlebih lagi itu merupakan suatu hal yang besar.
“Bukankah kita masih memiliki label karyawan? Pasti bisa memikirkan cara untuk masuk kedalam ruang kerja presiden.” Memikirkan cara, selalu menjadi keahlian Oriella.
“Baiklah, ini berada di tempatmu, aku tidak bisa membiarkan dirimu sendiri menghadapi bahaya.” Liotta menutup matanya sebentar, menghembuskan nafasnya,”paling tidak, aku hanya akan dihukum kakak ku selama sebulan tidak boleh keluar dari rumah.”
Pada saat ini, semua perhatian orang-orang terfokuskan kepada presiden yang sedang melakukan pidato, penjagaan di dalam istana utara sudah pasti tidak akan terlalu ketat, tetapi untuk masuk kedalam ruang kerja presiden tetap saja bukanlah suatu hal yang mudah.
Di perjalanan menuju ruang kerja presiden, berjalan beberapa langkah sudah terlihat seorang penjaga, ingin diam-diam masuk sama sekali merupakan hal yang mustahil.
Dan hal baiknya, mereka masih memiliki label karyawan yang masih memiliki kegunaan, penjaga pada saat melihat label karyawan mereka sama sekali tidak menanyakan sebuah pertanyaan apapun, mereka berhasil berjalan hingga ruang kerja presiden.