Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 704 Dicium Oleh Siapa (5)


“Riella, saat ini kita masih tidak bisa……” Untuk waktu yang lama, Miguel baru buka suara meski bukan mengakatakan satu kalimat penuh.


“Abang Hansel, tidak apa-apa, kamu tidak perlu mengatakan apa-apa, Riella sudah tahu.” Oriella tersenyum, menutupi kesepiannya dari matanya, “Kamu hanya perlu memeluk Riella.”


Dia sangat memerlukan pelukannya, agar dia tahu, dia sudah menemukan Abang Hansel, dan bukan mimpi, itu sudah cukup!


“Riella, maaf!” Miguel memeluknya, jatuh dalam pelukannya, kamui bisa masuk hingga ke tulang dan darah nya.


“Abang Hansel, kamu tidak perlu mengatakan maaf! Karena kamu adalah Abang Hansel milik Riella.” Dia berkata, dengan suara lembut.


Karena dia adalah Abang Hansel nya, dia akan menghormati segala keputusannya, mendukungnya, menunggu hari dimana Abang Hansel akan bersedia mereka saling mengenal kembali.


“Abang Hansel……” Oriella mengeluarkan ponsel keluaran baru yang dibelinya dari kantong baju, “Abang Hansel, bolehkah memberi tahu Riella nomor telepon kamu?”


Miguel menatapnya, jelas-jelas dia sangat sedih, tetapi dia membuat dirinya terlihat tegar.


Jelas-jelas dia adalah kesayangan yang selalu dalam genggaman semua orang, dia memiliki kebiasaan yang bebas seenak hati, tetapi dia malah begitu pengertian.


Pengertiannya membuat orang merasa bersalah!


Miguel tidak bersuara, juga tidak menjulurkan tangan menerima ponsel, Oriella sedikit gugup.


“Abang Hansel, kamu jangan khawatir, biasanya aku tidak akan telepon mengganggumu. Aku hanya disaat sangat merindukanmu, mengirimkanmu pesan, kalau kamu ada waktu baru balas pesanku……” Dia berbicara suaranya semakin kecil, takut permintaannya kelewatan baginya.


“Gadis bodoh!” Dia mengambil ponsel nya, mengetik nomor teleponnya, dan mengetik 2 kata “Abang Hansel”, dan menyimpannya.


Oriella melihat dia mengetik nomor telepon, dalam hati nya melisan beberapa kali, ingat dalam hatinya, jika ponselnya hilang, dia tidak akan kehilangan nomor telepon Abang Hansel.


“Abang Hansel……” Dia dengan hati-hati menyimpan ponselnya, dia menatapnya, “Jika Riella benar-benar sangat merindukanmu, bolehkah meneleponmu?


Barusan dia mengatakan sendiri tidak akan meneleponnya, sekarang setelah mendapatkan nomor teleponnya malah mengatakan jika sangat merindukannya bolehkah meneleponnya atau tidak.


Jika dia setuju dengan permintaan Riella, Riella pasti akan mengambil kesempatan, meminta dia meneleponnya saat dia sedang ada waktu.


Jelas tahu apa isi hatinya, Miguel masih saja tidak tega menolaknya, dia menganggukkan kepala : “Baik.”


“Aku taku, Abang Hansel paling baik terhadapku.” Dari kecil sampai besar selalu begini, tidak peduli dia punya permintaan apa, Abang Hansel tidak akan menolaknya.


Miguel tersenyum ringan, pandangan matanya tertuju pada wajahnya yang menarik, tidak bisa menahan menjulurkan tangan menyentuh bekas luka di keningnya : “Kedepannya aku yang menelepon Riella, Riella hanya perlu baik-baik di rumah Lin saja.”


“Baik, aku sudah ingat.” Oriella menganggukkan kepala sekuat tenaga, mengangguk-angguk, dia pun menempel pada Abang Hansel, “Abang Hansel, bolehkan lepaskan topengmu, biarkan aku melihatmu?”


“Tidak boleh!” Dia langsung menolaknya, membuat atmosfer yang baru saja mereka bangun dengan susah payah rusak tidak tersisa.


“Abang Hansel, maaf!” Dia menundukkan kepala, sangat merasa bersalah.


“Tidak apa-apa.” Dia mengelus kepala Riella, “Waktu tidak pagi lagi, cepat pulang, diluar banyak orang jahat, seorang wanita berada diluar bahaya.”


“Kalau begitu apakah Abang Hansel bisa mengantarku pulang?” Dia menyahut lagi, “Kamu yang mengatakan waktu tidak pagi lagi, diluar sangat mungkin ada orang jahat, aku seorang wanita pulang sendiri tidak aman, kamu mengantarku pulang ya?”


Iya, dia sedang memikirkan segala cara untuk mencari kesempatan, siapa suruh dia adalah Abang Hansel nya, dia akan menempelnya terus, setiap saat bersamanya.


Miguel bukan tidak mau mengantarnya pulang, tetapi tidak ingin mengungkapkan identitasnya terlalu dini di depannya, dan tidak ingin dia terlibat dalam bahaya.


Dia bisa menebak ketakutannya, Oriella menambahkan : “Abang Hansel, aku akan menutup mata, aku tidak melihatmu … Begini sudah boleh?”


“Baik!” Dia berkata bahwa dia tidak pernah bisa menolak permintaan darinya.


Masih ingat bertahun-tahun yang lalu, ketika dia masih di taman kanak-kanak, dia memintanya untuk pergi ke sekolah bersamanya, jadi dia menjadi anak terbesar di kelas mereka, dan dia sering menjadi bahan berckamuan teman-temannya.


Dia bisa saja menolak, tetapi dia tidak ingin menolaknya, dia ingin menyayanginya seperti dengan keluarganya dan membuatnya bahagia setiap hari.


……


Di ruang pemantauan, Rico menatap layar dan menyaksikan Miguel menutup mata Oriella dan menyaksikan mereka pergi bersama …


Setelah sekian lama, dia hanya bisa menghela nafas: “Aish, tuan muda ketiga tidak bisa melewati tahap ini. Apakah anak itu orang penting baginya atau takdirnya?”


Donny mengangkat alis dan bertanya, “Apakah mereka sudah saling mengenali?”


“Besok, kamu pergi ke keluarga Lin untuk mencari anak itu, uji saja dia kamu akan tahu.” Rico mematikan layar dan berkata, “Dia seharusnya tidak mengenalinya.”


Untuk memuaskan nafsunya sendiri, mendorong anak sekecil itu ke puncak yang runcing, sudah pasti bukan hal yang akan dilakukan Miguel.


Rico telah bersama Miguel selama bertahun-tahun, dan lebih tahu daripada siapa pun untuk mengetahui seberapa besar Miguel peduli dengan keluarga Tanjaya.


……


Dalam perjalanan kembali ke rumah keluarga Lin, Oriella dalam suasana hati yang baik karena Abang Hansel mengantarnya pulang.


Dia menempel ke sisinya: “Abang Hansel, bisakah kamu membiarkan pengemudi memutari kota, aku ingin melihat pemandangan.”


Tengah malam begini, matanya juga ditutup, bagaimana melihat pemandangan?


Tetap bersedia asal ngomong, dia tidak malu sama sekali.


Abang Hansel bersedia memanjakannya, mengelus kepalanya : “Baiklah.”


Oriella bersandar lagi ke dadanya : “Aku sudah tahu Abang Hansel akan setuju.”


Walaupun matanya di tutup, tidak dapat melihat apapun, tetapi dia tidak merasa takut sedikitpun, berbicara tidak berhenti sepanjang perjalanan.


Dia berkata : “Abang Hansel, kamu suka makan apa? Beri tahu aku, aku akan belajar dan memasak untukmu.”


Dia berkata : “Abang Hansel, kamu suka nonton film apa? Beri tahu aku, lain hari pesan tiket, kita pergi nonton bersama.”


Dia berkata lagi : “Abang Hansel, kamu paling suka berlibur kemana? Tunggu ketika kamu sudah bisa mengenali Riella, kita pergi berlibur bersama.”


Karena dia merasa dia sangat tidak mengerti tentang Abang Hansel, makanya agak tergesa untuk memahaminya, sepanjang jalan mulutnya tidak berhenti berbicara.


Dia berbicara dengan penuh semangat, mulut kecilnya itu buka tutup, tiba-tiba dicium oleh Abang Hansel, melarangnya berbicara tidak berhenti.


Karena mata tertutup dan tidak dapat melihat, perasaan pada mulut lebih sensitif.


Oriella merasa Abang Hansel dengan lembut mengemut bibir bawahnya, dengan sengaja menggigit dengan giginya, lalu menjalar ke telinganya dan berbisik: “Abang Hansel suka Riella kecil!”

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK