Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 168 Kejam





Ariella juga tidak tahu kenapa, semakin Carlson baik dengan dia, semakin merasa tidak aman, takut akan suatu hari ketika membuka mata, dia sudah tidak ada di sisinya lagi, dan dia juga sudah tidak dapat menemukannya lagi.





Apabila dia tidak sebaik ini kepadanya, meskipun suatu hari dia sudah tiada, Ariella pasti bisa adaptasi hidup baru dengan cepat.





Namun kini—





Kini, dia sudah menyadari bahwa dirinya sudah tidak rela untuk meninggalkannya, bahkan bermimpi mereka berpisah saja, dia sudah merasa sakit hati.





Meskipun mereka berpisah hanya dalam mimpi, saat ini dia masih memiliki rasa takut yang melekat.





“Ariella, apakah boleh kamu beritahu aku apa yang ada di pikiranmu?” alis Carlson sedikit terpana.





Ariella belakangan ini sering tidak fokus, Carlson tahu bahwa hatinya menyembunyikan sesuatu, namun tidak ketebak masalah apa yang disembunyikannya.





Saat ini dia juga menemani di sisinya makan, namun Ariella tidak dapat melihatnya di penglihatannya, tidak tahu berpikir apa lagi.





Akhir-akhir ini, dia selalu begini, membuat Carlson sangat khawatir, namun tidak dapat membuka isi hatinya.





Carlson bahkan ingin meminta orang untuk melacak dan memantaunya supaya tahu apa yang dilakukan oleh dia sepanjang hari dan bertemu dengan siapa, namun dia tidak ingin melakukan hal-hal yang dapat membuatnya sedih.





“Aku sedang berpikir tentang bayi di dalam perut itu sebenarnya laki-laki atau perempuan?” Ariella mengedipkan matanya dan menatap Carlson, “Oh ya, tuan Carlson, kamu suka anak laki-laki atau perempuan?”





Mengetahui bahwa keluarga Carlson sangat menyayangi anaknya Carlson, dia bepikir keluarganya seharusnya tidak peduli anak laki-laki atau perempuan.





“Semuanya suka.” Dia membalasnya.





Asalkan anak yang dilahirkan oleh dia, tidak peduli anak laki-laki atau perempuan, dia akan selalu sangat senang.





“Sungguh ingin sekaligus melahirkan yang banyak, kalau begitu anak tidak akan merasa kesepian.” Ariella dengan dungu mengatakannya.





“Kamu kira kamu babi?” mendengar perkataannya yang seperti anak TK barusan, Carlson tidak dapat tahan untuk tertawa.





Dia sangat enak dipandang ketika tersenyum, alis berterbangan, bibir tipis seksi yang menarik perhatian, dan ekspresi wajah yang lembut, seolah-olah salju akan meleleh jika dia tersenyum.





Tetapi dia selalu terlihat dingin, sangat jarang tersenyum, Ariella sangat sedikit melihat dia tersenyum dengan bahagia.





Tiba-tiba, Ariella sangat ingin menciumnya.





Setelah ada pemikiran begini, Ariella menarik nafas dan menggepalkan tangannya, langsung mencium bibir tipisnya yang seksi dan juga memainkan lidahnya.





“Ariella, jangan sembarangan!” Carlson mundur dan mendorongnya, pada saat ini konsekuensinya akan serius.





“Aku mana ada sembarangan?” Ariella bergumam.





Dia ingin menciumnya, bahkan tidak memikirkan hal yang lain, maksudnya apa Carlson meminta dia jangan sembarangan?





Memangnya dia berpikir Ariella ingin melakukan hal yang lain?





Carlson kemudian berkata lagi: “Besok beristirahatlah di rumah, tidak boleh pergi kemana-mana, harus dengerin aku.”





Ariella dengan tidak puas menjawab: “Pria yang egois!”





Keesokan harinya, Ariella hanya di rumah, tidak pergi kerja, di rumah tidak ada yang bisa dikerjakan, dia selalu kepikiran masalah lalu.





Pikir sana pikir sini, dia akhirnya memutuskan untuk pergi ke Kyoto bertemu dengan Elisa.





Dia mengambilkan ponselnya dan membeli tiket pesawaat di internet, dan juga naik taksi ke bandara, diam-diam tidak memberitahu Carlson ke Kyoto.





Karena dia tahu apabila dia memberitahu Carlson, dia pasti ingin mengikutinya, beberapa waktu ini Ariella sudah membuat banyak kesibukan untuknya, jadi tidak ingin menambahkan lebih banyak lagi.





Penerbangan selama dua jam lebih, akhirnya mendarat di bandara Kyoto.





Setelah turun pesawat, ada udara angin menghamparinya.





Ariella tahu cuaca Kyoto di bulan maret atau April bisa membuat orang gemetaran, jadi sudah mempersiapkan jaket tebal, tidak akan membuat dirinya kedinginan.





Jalan keluar dari bandara, dia menghubungi tuan Xu, menanyakan alamat Elisa dan langsung pergi ke rumah sakit jiwa tersebut.





“Nona Ariella, bukannya bilang tidak mau kemari, kenapa mendadak datang? Sepertinya aku cukup akurat dalam melihat orang, kita semua adalah orang yang gampang rindu.”





Baru saja turun mobil, dan sudah terdengar suara tuan Xu yang enak didengar, Ariella menghadap balik melihat tuan Xu berdiri di tangga dan tangannya dimasukkan ke dalam saku celana, menatapnya tersenyum.





“Dimana dia?” Ariella tidak ingin berurusan dengannya tentang hal lain.





“Ikuti aku.” Tuan Xu membawakan jalannya.





Ariella melangkah dan mengikuti di belakangnya dalam jarak beberapa langkah, melihat punggungnya yang tegak, dia harus mengakui bahwa pria ini juga orang yang hebat.





Dia selalu tersenyum, kelihatannya tidak berbahaya, namun tak tahu apa isi hatinya, kalau tidak bagaimana mungkin dalam waktu yang singkat bisa mengambil Group Primedia, bahkan tidak ada kesempatan untuk kembali.





Melewati ruang lobby dan belok kanan, dan melewati terowongan yang panjang, mereka akhirnya sampai di area tempat tinggal rumah sakit jiwa. Belok lagi ke jalanan lain, sampailah di hadapan halaman kecil yang hening.





Tuan Xu menghadap balik dan tersenyum: “Nona Elisa tinggal di halaman sini, kamu ingin masuk menjenguknya atau berbicara dengannya di luar?”





“Di luar saja.” Ariella tetap tidak lupa kalau dirinya sedang hamil, demi keamanan anak, dia akan menjaga jarak dengan Elisa.





Tuan Xu meminta orang untuk membukakan jendela, Ariella melihatnya dari luar jendela, melihat Elisa hanya diam duduk di dalam kamar.





Karena Elisa duduk membelakangi mereka, jadi tidak kelihatan ekspresi wajahnya, dan juga tidak tahu bila dia sungguh tidak waras atau hanya berpura-pura?





“Nona Elisa, adikmu nona Ariella datang menjengukmu.” Tuan Xu sambil bertepuk tangan dan mengatakannya.





Setelah lama, Elisa menghadap balik badan secara perlahan, ketika melihat Ariella, dia seperti melihat sinar cahaya yang memancarkan kepadanya.





Tiba-tiba melihat wajah Elisa yang seakan-akan dipenuhi oleh ulat, Ariella merasa perutnya tidak enak, sehingga dia lari ke sebelah dan muntah.





Dia muntah sangat lama, baru akhirnya merasa lebih baik sedikit.





Tuan Xu memberinya sebotol air mineral, dan berkata: “Aku kira mental nona Ariella sangat kuat, tidak disangka hanya melihat wajah nona Elisa sudah muntah begini.”





Ariella lanjut minum air dan berkumur, lalu berkata: “Luka dia semua karena ulah Ivander?”





Dapat membuat Elisa dengan sakit hati membunuh Ivander, sebelum Ariella kemari, dia sudah memikirkan banyak kemungkinan, namun tidak kepikiran bila Ivander melukai Elisa sampai begini.





Ariella sudah jelas, Ivander sudah terbiasa dengan sifatnya yang sombong dan egois.





Sifat dia, ketika kamu berdiri di satu garis yang sama dengannya, kamu akan dimanjakan olehnya.





Namun sekali kamu berkecok dengannya, berdiri di sisi lawannya, maka dia akan menjadi sombong dan egois padamu, bahkan menjadi obat paling beracun dan pedang yang paling menyakitkan.





Dulu, ketika dia bersama Ivander, kebaikan Ivander kepadanya juga tidak dapat dibandingkan dengan orang lain.





Tiga tahun kemudian, dia berdiri di sisi lawannya, Ivander bahkan mengancamnya dengan keselamatan orang terdekatnya, ibu kandungnya bisa dipaksa sampai tidak ada jalan, juga pasti ada hubungannya dengan Ivander.





“Selain tuan besar dari keluarga Primedia, siapa lagi yang bisa sejahat ini?” Tuan Xu tersenyum, suaranya sedikit naik, dan tampaknya sedang membicarakan hal-hal yang akan membuat orang senang mendengarnya.

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK