Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 861 Memeluknya


Waktu berjalan sangat cepat.


Seperti mengedipkan mata, seminggu sudah waktu berlalu.


Vanessa hari ini keluar dari rumah sakit, Oriella dari awal ingin menjemputnya dan mengantar ke rumahnya, siapa yang tau Abang Hansel dari awal sudah menyuruh orang untuk menyiapkan segalanya dan mengantar ke tempat tinggalnya, dan menyuruh orang yang handal untuk menjaganya.


Tidak hanya demikian, dia masih berkata kepada orang tersebut,”Nona Vanessa tidak enak badan, beberapa hari ini kamu harus menjaganya.”


Jelas-jelas Abang Hansel lah yang ingin dia baik-baik saja, tapi ketika Oriella melihat Abang Hansel memperlakukannya dengan sangat detil tersebut, dia mulai cemburu buta.


Dia merasa dialah wanita yang aneh, hidupnya selama ini sangat penuh dengan percaya diri, ketika berada di samping Abang Hansel perasaan sangat percaya diri itu sirna.


Mungkin karena Abang Hansel sekarang menjabat sebagai calon suami, membuatnya di sana sangat kikuk, jadi dia merasa tidak aman.


“Oriella, jangan khawatir, aku benar-benar tidak ada masalah lagi.” Ia melihat Oriella tidak berbicara, Vanessa mengira dia sedang khawatir makanya ia langsung memandang wajah Oriella dan dengan tindakan nyata membuktikan dia tidak bodoh lagi.


“Kak Vanessa??..” Badannya tidak ada masalah lagi, tapi luka di hatinya gimana? Lourdes bisa menyembuhkan luka di hati Kak Vanessa kah?


Waktu seminggu ini, Lourdes tidak muncul, juga tidak ada berita apapun, Kak Vanessa terlihat tidak perduli, tapi Oriella bisa melihat sebenarnya Kak Vanessa sangat rindu dengan Lourdes.


“Oriella, kamu kenapa?” Vanessa degan lembut bertanya.


“Kak Vanessa, ketika aku tidak berada disampingmu, kamu harus menjaga dirimu, tidak boleh terluka lagi.” Oriella memberikan pelukan yang besar.


“Baik laksanakan! Nona Oriellaku!” Vanessa tertawa.


“Kak Vanessa, kamu menertawakan ku!”


“Presiden kita ada di sini, kamu berani menertawakannya.” Ketika Vanessa berkata demikian, Miguel tepat datang kepada mereka.


“Ya?” Miguel menjawab, “Siapa berani membully Oriella ku?”


“Siapa yang Oriella mu?” Hubungan mereka sudah hilang, jangan bilang perkataan yang membuat mereka salah paham boleh gak?


“Bukan kah? Tapi semua orang taunya kamu adalah pacarku.” Jarang melihat wajah Oriella yang malu-malu begitu, Miguel juga tak tahan berkata demikian.


“Miguel, jangan berlebihan yah.” Dia mengingatkan nya, di depan orang luar tolong jaga sikap, ketika hanya mereka berdua ya lihat saja balasannya.


“OK OK OK, aku tak lanjutkan.” Miguel membelai rambutnya dan memegang tangannya.


“Ya ok.” Vanessa mengantar mereka ke pintu, di depan terdapat mobil yang menjemput mereka, kemudian dia balik ke ruangannya.


Ketika balik dia menabrak dinding dalam, tabrakan tersebut membuat hidungnya sakit.


Dia menutup hidungnya yang sakit, ia mengangkat kepalanya dan melihat dirinya yang sedang memakai topeng.


Ia kaget dan mundul, tapi detik itu juga ia teringat laki-laki yang mendekapnya, apapun yang dia lakukan tak bisa kabur.


Dulu, ketika ia tak tau bahwa laki-laki itu lah yang membuatnya rindu sepanjang waktu, ketika Lourdes mengganggunya sedikit saja pasti membuatnya jijik.


Sekarang dia tau dia adalah laki-laki yang membuatnya rindu, meskipun dia sudah berubah, tapi di hatinya masih ada laki-laki yang dulu, ketika dia menyentuhnya seperti itu, dia tak kan mungkin menerima sentuhannya seperti dulu, bahkan dari dalam hati dia bersedia disentuhnya.


Ketika suhu badannya, nafasnya bersatu dengan suhu dan nafas Vanessa bersatu, Vanessa seperti bisa mencium aroma terdahulu.


Dulu, ketika mereka bersama, Lourdes membuatnya marah dan mereka kelahi, Lourdes memeluknya sangat kuat, tak perduli dengan segala penolakannya Vanessa, ia tetap menciumnya.


Dari dulu, Lourdes laki-laki ini sangat temperamen, temperamen hingga tak bisa jika Vanessa menyebut nama lelaki lain di depannya.


Tapi Lourdes juga sangat menyayangi Vanessa, asal dia ada tak ada yang berani mengganggu Vanessa sedikitpun.


Tapi??.


Lourdes tentu tak tau, yang menyakitinya terakhir paling kuat adalah Lourdes sendiri.


Di pergunakan oleh Keluarga Shen, ia tak terlalu sedih, karena mereka sama sekali tidak menyayangi dia, ketika mereka tidak berperasaan, dia mengganggapnya biasa saja tak perduli.


Tapi menurutnya Lourdes berbeda.


Vanessa dalam beberapa tahun ini sangat bergantung dan sangat mencintai Lourdes, di matanya meskipun semua orang di bawah langit ini bisa mengkhianatinya membullynya, tapi Lourdes tak mungkin melakukannya, sangat tidak mungkin!


Dari dulu hingga sekarnag, dia sangat yakin dan percaya Lourdes, ia sangat percaya cintanya pada Lourdes.


Tapi, dia malah menyalahkannya atas kejadian yang terjadi????.


Membayangkan hal tersebut, Vanessa dengan kuat menggigit bibirnya, dengan kuat mendorong laki-laki yang sedang memeluknya itu, “Pergi kamu! Jangan biarkan aku melihatmu lagi! Kamu setan!”


Lourdes dengan topeng tersebut seperti di serang dengan air es, tatapan dingin menatap Vanessa.


Tatapannya sangat dingin, tapi Vanessa dari tatapan dingin tersebut seperti bisas melihat tatapan hangatnya yang dahulu.


Hatinya??. Tiba-tiba sakit.


Seperti seorang yang sudah menggenggam hatinya, semakin erat semakin kuat, sampai-sampai ketika dia bernafas mau mati.


Vanessa tak ingin melihatnya, tak ingin menangkap tatapannya, dia membalikkan badan dan memilih jalan kabur untuk menghindar darinya.


Seharusnya dia mengerti, Lourdes tak mungkin orang yang gampang menyerah, oleh karena itu, ketika Vanessa belum membalikkan badan, Lourdes sudah bersiap menarik badannya dengan tangannya.


Tangan Lourdes memegang pundaknya, dengan yakin ia menatapnya, matanya tak berkedip sekalipun, juga tidak berkata apa-apa.


“Aku menyuruhmu untuk melepaskanku! Jangan sentuh aku! Aku merasa kotor kalau kau sentuh!” Vanessa memukulnya dan berteriak kencang agar Lourdes melepaskan pelukannya.


“Aku yang salah! Aku yang tidak mengecek kesalahpahaman ini!” Lourdes membuka omongan, setiap perkataan yang dari mulutnya itu sangat berat, “Maafkan aku!”


Dia adalah laki-laki yang memiliki pride yang tinggi, dulu tak pernah terdengar dari mulutnya kata-kata itu, oleh karena itu bisa keluar kata-kata tersebut sangat tidak mudah.


Karena harus mengerti dia, mengetahui bahwa kata-kata itu sanat tidak mudah, hati Vanessa seperti di tusuk-tusuk hingga ia sedih.


“Maaf?” Vanessa tertawa, ia tertawa hingga air matanya jatuh.


Dia kira sebuah maaf cukup?


Dia tau gak sih kalau hal ini membuat luka di dalam diri Vanessa?


Dalam seminggu ini, setiap kali mau tidur, Vanessa selalu bermimpi tentang hal yang sama, yaitu bermimpi di pakaikan topeng oleh seorang lelaki yang tidak jelas wajahnya.


“Vanessa, aku minta maaf!” Lourdes berkata lagi, kata-kata yang sederhana itu, suaranya terdengar sangat berat.


“Maaf? Kamu maaf untuk apa?” Vanessa berteriak, air matanya keluar seperti air mengalir tak terhenti.

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK