Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 288 Kompensasi Tiga Tahun





Efa kembali ke kamar Riella di lantai atas, Hansel masih berdiri disana, dengan posisi yang sama seperti saat dia pergi, seperti tidak bergerak sejak itu.





Efa semakin penasaran terhadap anak yang berumur sekitar 15 ini, jadi melihatnya lagi.





Setelah dia kembali, Hansel melirik Riella sekali lalu langsung pergi tanpa berkata apa-apa.





Efa melihat bayangan dia dengan tidak puas berkata: “Cih, baru umur segitu saja sudah sok ganteng, padahal tampangnya biasa saja.”





Tiba-tiba ada ide yang muncul di pikiran Efa: “Jangan-jangan bocah itu menyukai Riella.”





Efa balik ke kamar terus melihat Riella yang tidur pulas, dan bicara sendiri: “Riella kita begitu lucu, tidak mungkin dia menyukai orang aneh itu.





Dia berbaring di samping Riella dan berkata lagi: “Sayang, sekarang bibi menemani kamu tidur disini, apa yang sedang orangtua kamu lakukan? Jangan-jangan mereka sedang mesra. Kasihan aku, belum mendapatkan paman kamu.





Efa adalah orang yang cerewet, bisa mengoceh seharian ke Riella yang sudah tidur, tapi dia begitu juga karena Darwin.





Asalkan Darwin menerima dia, dia tidak usah berusaha segitunya, tinggal fokus membuat anak, tidak ada waktu untuk berpikir yang lain.





Disaat yang sama, Hansel yang meninggalkan tempat itu tidak kembali ke kamarnya, malah pergi ke lantai paling atas, dia pergi ke atas kamar Riella dan diam mengamati sekitar.





Malam ini tidak ada angin sejuk, pagi hari pun sangat panas, membuat malam hari sangat panas.





Tetapi dibanding dengan cuaca yang panas, orang-orang yang tidak berniat baik malah lebih tidak menenangkan.





Di malam hari yang gelap, Hansel melihat sekitar dengan jelas seperti mata kucing.





Orang-orang yang tidak berniat baik, asalkan dia masih ada sehari saja, dia akan menjaga kemanan Riella, tidak mungkin biarkan keinginan mereka tercapai.





Malam hari yang panas ini sangat panjang bagi Hansel, terasa sangat lama untuk menunggu pagi hari tiba, semua bahaya sementara sudah berakhir.





Malam hari yang sama terasa singkat bagi Carlson.





Berada di pelukan satu sama lain, kulit yang berdekatan, nafas yang bergantian, belum sempat menikmati semua ini dan malam hari sudah berlalu.





Berbaring di samping Ariella, melihati wajahnya, bulu mata yang lentik, bekas yang ditinggalkan olehnya, Carlson merasa sangat bahagia, ingin bersama dengan dia seperti ini selamanya.





Lupakan semua rahasia yang membuat Ariella yang polos ini terlibat, lupa kalau di ingatan Ariella tidak ada dia, melupakan segalanya, cukup memeluk satu sama lain seperti ini sampai mereka tua.





Saat Ariella bangun, langit sudah terang, dia hanya merasa sangat lelah, tenaga untuk putar badan saja tidak ada, dia bersusah payah untuk membuka mata, saat dia buka mata yang terlihat adalah wajah tampan Carlson yang diperbesar.





Tidak bisa tidak diakui kalau Carlson memang sangat tampan, walaupun sudah terbiasa, tetap akan kaget dengan ketampanan dia.





Kemarin malam sepertinya yang berusaha adalah Carlson, yang menggunakan banyak tenaga juga dia, tetapi dia malah yang terlihat lebih baik, juga tidak tahu bagaimana stamina pria ini begitu bagus.





“Sudah bangun ya.”Suara dia yang berat dan serak itu terdengar, disaat seperti ini sangat menggoda sampai bisa buat detak jantung orang berdebar kencang.





“Iya.” Ariella mengangguk.





Baru saja dia berkata satu kata, Carlson sudah menciumnya.





“Ehem..” Ariella langsung mendorongnya sekuat tenaga, tapi tubuh yang menimpa Ariella seperti sebuah gunung, tidak bisa didorong.





Carlson dengan puas mencicipi manisnya, seperti monster yang sudah kelaparan, tapi dalam kekuatan dia ada sedikit kelembutan.





Pikiran Ariella sudah kosong karena ciuman dia, tidak bisa pikir dan lakukan apa-apa lagi, hanya bisa mengikuti dia, membiarkan dia membawa mereka ke dunia mereka.





Ariella tidak pernah tahu kalau Carlson yang terlihat begitu dingin bisa begitu ganas, seperti seekor serigala, menelan habis dia.





Akhirnya dan akhirnya, Ariella tidak tahan lagi, disaat Carlson menyelesaikan satu ronde, dia sudah tertidur.





Tidur kali ini Ariella tertidur seharian, saat dia bangun sudah pagi hari keesokanya,





Jelas-jelas sudah bangun, tapi dia takut untuk buka mata, dia takut diterkam lagi, kalau sekali lagi dia benar-benar akan hancur.





Disaat sedang bingung harus bagaimana, terdengarlah suara tertawa Carlson, tawa itu seperti alkohol yang sudah disimpan lama, memabokkan.





Ariella menarik selimut dan menutup dirinya, memutuskan untuk abaikan Carlson, biarkanlah dia tertawa.





“Ariella..” Carlson datang dan mencium kening dia, “Kamu sudah tidur selama satu hari satu malam, kelamaan tidur tidak bagus untuk kesehatan, bangun dan makanlah, kita pergi ke satu tempat.”





Ariella dengan ngambek berkata: “Aku tidak lapar.”





Carlson mengelus kepala dia, dengan nada memanjakan berkata: “Benaran tidak lapar? Atau masih mau…”Ariella mengulurkan tangan dan tutup mulut dia, berkata: “Carlson, kalau kamu lakukan lagi, aku…”





Carlson menangkap tangan dia, dan menciumnya, lalu berkata: “Kemarin adalah pelampiasanku selama 3 tahun menahan, lain kali aku tidak akan biarkan kamu begitu lelah.””Emm..”





Ariella benar-benar tidak tahu harus bagaimana mengatakan pria ini, luar dan dalamnya sungguh berbeda.





Hal seperti ini cukup dimengerti, mengapa harus dibicarakan?





“Tidak boleh malas-malasan di kasur lagi.” Dia mengecup bibirnya dengan pelan: “Bangun sikat gigi dan sarapan, nanti aku bawa kamu ke suatu tempat.””Kemana?””Nanti kamu akan tahu.”





Baiklah, dia tidak bertanya lagi, ikut saja.





Asalkan ada Carlson, kemanapun itu dia mau.





Tujuan pertama, Carlson bawa Ariella untuk jumpa Mama Situmorang.





Di depan kuburan, Ariella seperti bisa merasakan perasaan saat mereka mengubur mama, tapi dia tidak ingat detilnya.





Tujuan kedua, mereka pergi ke gunung salju di Kyoto, tempat yang mereka pernah datangi.





Sekarang adalah musim panas, tidak ada salju jadi tidak ada olahraga salju, tapi ada keindahan yang berbeda, bunga yang bermekaran, membuat gunung salju itu menjadi samudra yang dipenuhi bunga yang warna-warni.

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK