“Vanessa, kamu jangan lupa, omongan kita dan gerak-gerik kita selalu diperhatikan. Kamu sebagai tunangan dari Pak Presiden, setelah menjamu tamu dari luar negeri, Pak Presiden ada alasan apa untuk tidak mengantarmu pulang?” Miguel berbicara dengan nada berat.
Waktu yang begitu lama sudah dia tahan, dia tidak peduli lagi jika harus menahannya lagi sebentar, jika ingin berakting didepan orang lain, tentu saja harus akting dengan penuh, kalau tidak apa sudah dilakukan sebelumnya hanya omong kosong.
“Baiklah.” Vanessa tidak banyak berbicara lagi, hanya saja melihat tatapan yang terpancar dari mata Miguel membuat dia sedikit khawatir.
Saat perjalanan mengantar Vanessa pulang, mobil mereka berada ditengah, depan dan belakang ada mobil yang mengkawal mereka, yang cukup menarik perhatian orang sekitar.
“Kalian lihat, itu Pak Presiden sedang mengantar Nona Vanessa kembali ke rumah.” Disamping jalan ada orang menunjuk.
“Ia Ia, Pak Presiden sangat perhatian kepada Nona Vanessa, setiap kali selalu mengantar pulang Nona Vanessa.”
“ei, kalau tanya aku siapa orang yang paling dia iri, aku paling iri dengan Nona Vanessa. Dia terlahir sangat cantik dan dapat mencari tunangan yang begitu menyayanginya. Mereka pasti akan menjadi pasangan idaman.” Terdengar pengguna jalan yang sedang iri.
Bagi rakyat negara A, Pak Presiden Miguel dengan tunangannya Vanessa adalah pasangan yang paling di idam-idamkan, mereka jika sedang bersama sangat menarik perhatian dan sangat cocok.
Yang paling membuat orang iri adalah Pak Presdien yang selalu menjaga dan melindungi Nona Vanessa, mereka berdua selalu terlihat sangat mesra ketika didepan kamera.
Miguel melihat kearah depan, Vanessa melihat kearah luar jendela, siapapun tidak melihat siapa, tidak ada lagi mereka berdua yang terlihat sangat mesra ketika sedang menjamu tamu dari luar negeri.
Mereka tak hanya duduk berjauhan, sepanjang jalan mereka tidak berbicara, lebih asing dari pada ketemu orang asing.
Ketika segera sampai dirumah, Vanessa berpikir lalu akhirnya menghancurkan kesunyian: “Miguel, apakah terjadi sesuatu pada anak itu?”
Walaupun Miguel hari ini menjamu dengan baik tamu yang hadir, tetapi Vanessa dapat melihat jelas jikalau ada sesuatu hal yang menjadi beban pikirannya.
Hal yang dapat membuat mood Miguel berantakan sangat sedikit, orang yang dapat membuah mood Miguel berantakan juga sangat sedikit.
Beberapa tahun ini, dia belajar banyak hal, termasuk mengontrol emosi dan menyembunyikan sesuatu, dia terus berlatih hingga tidak ada orang yang bisa menandinginya.
Miguel sangat bisa mengkontrol mood dan perasaan dia sendiri, tidak peduli kapanpun itu, dia selalu bisa melakukannya dengan wajah yang tetap tersenyum.
Orang lain tidak dapat melihatnya, tetapi Vanessa dapat melihatnya, walaupun ketika dia sedang menjamu tamu terus tersenyum, tetapi dibalik senyuman itu, ia dapat melihat jika dia sedang tidak fokus.
Dapat membuat dia tidak fokus selain anak dari keluarga Tanjaya itu, Vanessa tidak tahu ada siapa lagi yang bisa membuatnya seperti ini lagi.
“Sudah sampai rumah.” Miguel melihat kearah samping untuk melihatnya, “Hari ini kamu sudah lelah seharian, setelah pulang kerumah cepatlah beristirahat.”
Miguel tidak menjawab pertanyaan dia, karena ia tidak ingin membicarakan tentang Oriella didepan orang luar.
“Miguel……” Vanessa menggigit bibirnya, “Kalau anak itu salah paham karena hubungan kita, aku bisa mencarinya dan menjelaskan semua padanya.”
“Ngga perlu. Masalah dia, aku bisa menyelesaikan sendiri, tidak perlu orang lain ikut campur untuk membantu.” Miguel menolaknya.
Tidak perlu membicarakan apakah anak ini mengetahui identitas dia atau tidak, sekalipun suatu saat dia mengetahuinya, orang yang harus memberikan penjelasan adalah dia bukan orang lain.
Wajah Vanessa terlihat memucat: “Kalau gitu aku balik dulu.”
Miguel menganggukan kepala: “En, cepat istirahat.”
Vanessa turun dari mobil, lalu kembali menengok kearahnya: “Miguel, kalau kontrak pernikahan kita…….”
Miguel memutuskan perkataan dia dengan suara yang tajam berkata: “Tidak ada kalau, masalah ini berjalan sesuai dengan apa yang sudah kita bicarakan, sebelum menyelesaikan masalah ini, siapapun tidak ada yang boleh mengubah rencana yang ada, apapun alasannya.”
Vanessa khawatir: “Tetapi, kalau anak ini tidak bisa……”
“Dia tidak akan mungkin.” Tidak tahu kenapa, Miguel begitu mempercayai anak itu, percaya bahwa dia akan mengerti dirinya, tidak mungkin meninggalkannya.
Sekalipun ia pergi, dia aka mencari cara untuk membawanya kembali ke sisinya, tidak ada orang yang bisa merebutnya dari sisinya.
Ia datang kesamping dia, hanya beberapa hari saja, tetapi ia berhasil membuat hati dia kacau berantakan.
Ia sudah datang membuat hatinya kacau, maka ia harus bertanggung jawab, dia tidak akan membiarkannya pergi begitu saja.
“Oke, aku pergi dulu.” Vanessa menahan tatapan matanya yang tak berdaya, dengan sopan tersenyum padanya lalu pergi.
“Pak Presiden, kita langsung pergi ke tempat Nona Oriella atau?” Richard supir mobil bertanya.
Richard adalah seorang supir untuk Miguel, dia sudah mengikuti cukup lama, orang terpercaya Miguel, jadi masalah Oriella, Richard juga mengetahuinya.
“Kita pulang dulu.” Kata Miguel.
Dia ingin sekali terbang langsung sampai ke sisi gadis kecil itu, tetapi dia tidak bisa.
Sekarang dia masih memiliki banyak hal yang belum diselesaikan, dia masih memiliki tunangan sehingga tidak dapat mengaku padanya, jadi hari ini ia tidak boleh memberitahunya kalau Abang Hansel dan Pak Presiden adalah satu orang yang sama.
Dia harus pulang untuk berganti pakaian, mengubah gaya, meminta orang untuk make up dirinya, membuat Oriella tidak dapat mengenal siapa dirinya.
……
Perjalanan menuju bandara, Oriella terus berpikir, hingga akhirnya ia menyesal, mendongakan kepala dengan maksud meminta supir untuk putar balik, tetapi ia menyadari bahwa taksi yang ia tumpangi tidak mengarah ke bandara.
“Kamu siapa? Kamu mau bawa aku kemana?” Oriella dengan cepat menyadari bahwa supir ini sepertinya bukan supir taksi beneran.
“Nona Oriella, aku tidak akan menyakitimu, harap duduk dengan baik dan ikut aku pergi ke suatu tempat.” Supir berbicara dengan sangat sopan.
Lawan bicara tidak menunjukkan identitasnya, hanya berkata bahwa dia tidak akan menyakitinya, dan lagi sikap berbicara yang sangat baik, tidak terlihat seperti sedang menculik orang.
Oriella memperhatikan dia melalui kaca, melihat wajahnya tidak mencurigakan, bahkan arah tujuan mobil ini tidak pergi ketempat yang terpencil, lalu ia berpikir dengan ide gilanya, orang ini adalah suruhan Abang Hansel untuk menahannya.
Tetapi bagaimana Abang Hansel tahu jikalau dia membeli tiket pesawat untuk kemabli ke Newyork?
Kalau bukan Abang Hansel, berarti ada kemungkinan besar adalah Sebastian sialan itu, tidak peduli ia pergi kemanapun, dia selalu mengikuti jejaknya.
Tetapi juga tidak mungkin, kalau orang ini adalah orang suruhan Sebastian, ia seharusnya memanggilnya dengan “Nona besar” bukan ” Nona Oriella”.
Bukan Abang Hansel, juga bukan Sebastian, lalu siapa yang mengundangnya untuk pergi “bertamu”?
“Kamu sebenarnya orang suruhan siapa?” Ia tak habis pikir, jadi lebih baik ia bertanya langsung, siapa tahu orang ini kebeberan.
Supir sama sekali tidak bersuara.
“Aku tanya kamu untuk terakhir kalinya, siapa yang menyuruhmu, dan mau bawa aku kemana?” Karena ia tidak dapat menerka suruhan siapa supir ini dan tidak tahu tujuan orang ini, Oriella menjadi panik.