Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 858 Hanya Bisa Aku Yang Bully


Yang jelas, asal ada masalah dengan keluarga Handaja, asal ada hubungan dengan kebakaran keluarga Handaja setahun yang lalu, Stephan membencinya, iamenggunakan waktu yang cepat untuk menyingkirkan semuanya, ia membalaskan dendam untuk belasan orang yang mati.


“Kamu sendiri harus introspeksi diri.” Kalau bukan karena Stephan berada di sampingnya bertahun-tahun, setia padanya bertahun-tahun, Lourdes juga tak akan dengan mudah membahayakan dirinya degan cara membiarkannya tetap berada di sampingnya.


Vanessa adalah wanitanya, bagaimanapun dia membullynya, ia tak akan membiarkan laki-laki lain membullly dia, tak akan dengan mudah membiarkan orang lain membicarakan dia sedikitpun.


Dia adalah laki-laki yang egois.


“Ya.” Stephan mau tak mau mneerima, karena dia tak ingin meninggalkan Lourdes, paling tidak sebelum menemukan pembunuh tak akan dengan mudah meninggalkannya.


????


Dia berbaring di atas tempat tidur orang sakit, Vanessa mau tidur pun tidak bisa, di otaknya adalah bagaimana cara agar bisa berlari seperti kuda yang cepat.


Dia mimpi tak menyangka orang yang ditakutkan adalah Lourdes, laki-laki yang setiap pagi dan malamnya ia rindukan.


Ketika dari awal mendengar fakta mengenai hal ini, dia seperti di serang oleh petir, dari kepala sampai kakinya bergetar, lama-lama ia tak bisa menenangkan kondisi tubuhnya.


Lourdes adalah laki-laki yang paling dicintainya, hantu itu adalah orang yang paling dia benci, maka takdir membiarkan dia melakukannya sekali.


Takdir oh takdir!


Takdir yang busuk!


Mereka memang memandang Vanessa, dia hanya wanita yang masih mudah, tak pernah melakukan hal besar, takdir kenapa berani mempermainkan dia.


Orang yang paling dicintainya berubah menjadi orang yang paling di bencinya, dia bahkan tak tau gimana bertindak untuk bertemunya.


Katanya, Vanessa lah yang membunuh keluarga Handaja, katanya Vanessa lah yang mengkhianati hubungan mereka, katanya dia adalah wanita yang keji??


Vanessa tak berhenti memberitahu diri, hantu ini bukanlah manusia yang ia cintai, Lourdes. Tapi ketika mendengar bahwa perkataan ini,dia merasa seperti di tusuk jarum hingga ke hati. Sakit.


Itu adalah orang yang paling dipercayai Vanessa, yang selalu mensupportnya dan selalu memotivasinya untuk hidup, bagaimana ia bisa tidak percaya dengannya?


Apabila dibayangkan, air matanya tak menyangka membasahi pipinya, ia pun menghapusnya dengan menggunakan jaket, kemudian berjalan ke sana ke mari.


“Lourdes???? bagaimana bisa kamu tidak percaya denganku?”


Jelas-jelas dari awal dia mengatakan selamanya tak akan memaafkannya, tapi hati Vanessa masih mengharapkan dia percaya padanya.


Entah apa yang dirubah, entah dia berubah seperti apa, entah Lourdes melalukan apa terhadap Vanessa yang paling jahatpun, pada akhirnya dia adalah Lourdesnya Vanessa.


Orang yang tak bisa dilupakah selamanya.


????


“Abang Hansel, Lourdes bukannya lak-laki yang baik? Kenapa kamu tidak merayunya saja?” Melihat Lourdes pergi, selain itu meihat tatapan matanya, Oriella sangat sakit hati, ia mencari Abang Hansel untuk mengungkapkan perasaanya.


“Aku ingin bicara dengannya, tapi dia sudah memberitahuku semua, aku mau bilang apa lagi?” Miguel membelai rambut Oriella, ia melihat matanya dengan penuh manja seperti di dunia ini hanya dia seorang.


“Abang Hansel, kamu sedang menyalahkan ku karena ikut campur kah?” Jelas-jelas ia tahu bahwa bukan maksud Abang Hansel bukan demikian, Oriella memperlakukan nya demikian.


Karena ia tahu, di dunia ini selain orang yang ia cintai sebagai keluarga, masih ada Abang Hansel yang mencintai dia tanpa syarat, masih membiarkan dia ribut seenaknya seperti anak kecil.


“Oriella ku sayang tidak tau bantu aku seberapa besar, aku mau berterima kasih padanya pun masih terkejar, bagaimana menyalahkan nya ikut campur kan.” Ternyata Miguel masih marah karena anak ini tidak dewasa yang sangat parah, tapi ketika ia mengingat bahwa orang itu adalah orang yang tidak gegabah, ia melakukan sesuatu pasti ada alasannya, makanya ia mempercayai Oriella.


Baru saja, ia lebih mnegerti tentang satu hal, anak kecil ini masih jauh lebih pintar darinya, jangan melihat hanya karna umurnya masih kecil, ia melakukan sesuatu yang tidak jelas, sesuatu yang tidak jelas tersebut lama-lama akan jelas.


Miguel mau tak mau mengakui, menjadi keluarga Direktur Carlson pasti harus kuat, memiliki ayah yang sangat hebat baru bisa melahirkan anak yang pintar menarik dan dewasa.


“Abang Hansel, kamu sedang memujiku?” Oriella memeluknya, menurut Abang Hansel Oriella seperti seorang kucing yang sedang ia peluk, “Kalau kamu sedang memujiku, jangan hanya bicara, harusnya kamu kasi aku penghargaan.”


“Ok.” Miguel setuju, ia langsung mendekatkan dirinya kepada Oriella dan mencium bibirnya dalam-dalam.


Dasar Abang Hansel kurang ajar!


Oriella membentuk genggaman tangan dan menunjukkan padanya, bagaimana dia bisa dengan gampang membaca pikirannya, yang dia inginkan adalah Abang Hansel menciumnya, tapi bisa tidak jangan langsung begitu.


Kalau langsung, seperti??. Seperti??. Dia seperti wanita genit, sebenarnya dia masih polos yang tidak mengerti apa-apa.


Lama-lama, Miguel baru melepasnya, ia pelan-pelan memegang bibirnya yang lembut dan tertawa, “Hadiah ini, Oriella ku puas tidak?”


“Abang Hansel nyebelin! Aku memutuskan untuk tidak perduli dengan mu sementara waktu.” Wajah Oriella memerah, ia menatapnya dengan malu.


Abang Hansel sungguh kurang ajar!


Dia menggunakana tindakan yang nyata untuk membully dia ya sudah cukup, ternyata memberi tahu didepannya hadiah apa yang dia inginkan, masa Abang Hansel gatau seberapa malunya Oriella saat itu!


Tidak terlihat wajah yang malu dari Oriella tersebut, Miguel tertawa puas, setelah itu ia mencium kening Oriella lagi, “Ya, kali ini aku murni ingin mencium Oriella ku, puas gak?”


Apanya?


Oriella tambah kesal, marah hingga ingin menendang dan menginjak kakinya, tapi ketika ingin menginjak kakinya, ia segera berhenti.


Dia tak rela melukai Abang Hansel, jangankan menendang, Hansel sama sekali tidak merasakan sakit yang bagaimana, tapi Oriella pun tak rela.


“Sudahlah, gak usah marah lagi, Abang Hansel aku tak ganggu kau lagi.” Miguel melihatnya yang marah-marah tersebut, suasana hatinya tidak enak, adalah pertama kalinya selama ini melihatnya tertawa begitu bahagia.


“Abang Hansel, kamu masih bisa sakit kah?” Oriella tidak memperhitungkan ciuman itu, dia malah bertanya tentang hal lain.


Miguel tertegun, “Apa?”


Oriella mengulurkan matanya dan mengelus wajahnya, “Mukamu masih ada bengkak hijau belum hilang, waktu itu dipukul orang pasti sakit kan.” “Nanti siapapun yang berani menyentuhmu, aku pasti akan membalasnya. Kalau kamu emmbiarkan dirimu terluka, aku pasti tak akan perduli denganmu.”


Tentu saja, ketika Oriella mengatakan hal tersebut, ia tak pernah membayangkan, luka Abang Hanselnya yang kedua kali adalah karena Ayahnya sendiri yang memukulnya.

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK