Cuaca di awal Oktober sedikit dingin, tetapi hari ini matahari bersinar terang, suhunya pas, dan sedikit lebih hangat dari biasanya.
Cuaca yang begitu hangat, tapi Oriella merasa sangat sangat dingin, dia menarik seleting jaketnya, masih tetap belum bisa menghilangkan rasa dingin di telapak kakinya.
“Oriella, Aku tahu di sekitar sini ada restoran yang sangat terkenal, Aku mentraktirmu makan, oke?” Liotta tampaknya sedikit tidak menaruh masalah kecil tadi ke dalam hatinya.
“Oke.” Oriella langsung menyetujuinya, meskipun di dalam hatinya masih merasa tidak nyaman, dia tetap harus makan kenyang, sama sekali tidak boleh karena seseorang memperlakukan diri sendiri dengan buruk.
Pemikiran Oriella sangat baik, tetapi melihat meja yang penuh dengan piring, dia sedikit tidak punya nafsu makan, didalam otaknya penuh dengan orang itu.
Dia pun bertanya-tanya apakah dirinya telah menemukan Abang Hansel.
“Oriella, kenapa kamu tidak makan?” Liotta tidak menjaga imejnya bersendawa, dan berkata, “Apakah kamu marah dengan kak Miguel?”
“Dia bukan siapa-siapaku, mengapa aku harus marah padanya?” Oriella terus berkata dalam hatinya bahwa pria yang begitu acuh tak acuh padanya dan bahkan menggalakinya sama sekali tidak ada hubungannya dengan dia.
Meskipun dia berkali-kali mengatakan ini pada dirinya sendiri, tapi dia sendiri tidak bisa meyakinkan dirinya sendiri, karena pria itu adalah Abang Hansel yang dia terus rindukan.
“Oriella, baguslah kalau kamu bisa berpikir seperti ini.” Liotta mengatakan dua kalimat, dan mulai makan lagi, tubuhnya kecil, tetapi porsi makanannya sangat luar biasa, yang disebut sebagai gentong makanan.
Weng weng weng …
Ponsel Oriella di atas meja tiba-tiba berdering, dia melihatnya kesamping dan telepon dari Yaya tim penyelamat gempa sewaktu itu.
Sejak dia dikirim kembali, dia tidak lagi menghubungi penyelamat itu, juga dia tidak Yaya untuk apa mencarinya.
“kak Yaya, halo!” Oriella menerima telepon.
“Babi imut, apakah kamu sekarang sedang sibuk?” Suara Yaya datang dari dalam telepon.
“Tidak. Aku sedang menganggur, tidak tahu harus berbuat apa?” Kata Oriella dengan santai.
“Apakah ada minat untuk berpartisipasi dalam pekerjaan rekonstruksi pasca bencana?” Tanya Yaya.
“Oke.” Oriella tidak memikirkannya, dan dia buka mulut menyetujuinya.
Dia dapat mengambil kesempatan ini untuk menenangkan pikirannya dan melihat apa yang harus dia lakukan selanjutnya.
Dia berkata: “Kamu tidak bertanya kepada Aku, apa yang perlu di lakukan di daerah bencana?”
Oriella: “Karena kakak Yaya telah mencariku, itu pasti pekerjaan yang bisa aku lakukan, apa lagi yang harus aku tanyakan?”
Yaya: “Kamu gadis yang pintar, tidak heran semua orang akan setiap hari membicarakanmu dan mengatakan ingin berteman denganmu.”
“Aku sangat senang semua orang begitu merindukanku. Lain kali panggil anak cowo juga untuk makan bersama.” terhadap mereka yang mempunyai kesan baik, Oriella juga bersedia berteman dengan semua orang.
“Baiklah, kalau begitu, Aku nanti akan mengirim informasi lengkap dan alamat berkumpul ke ponselmu, Tolong kamu periksa kembali dan beri aku balasan.”
“mmm, baiklah.” Oriella menutup telepon dan segera menerima informasi yang dikirim Yaya tentang pekerjaan rekonstruksi di daerah bencana.
Dalam rekonstruksi daerah bencana, negara telah menginvestasikan banyak tenaga kerja dan material, tetapi masalah yang paling mendesak adalah pendidikan.
Dalam gempa bumi ini, banyak sekolah ambruk, dan banyak guru meninggal dan cedera, tetapi pembelajaran anak-anak tidak dapat tertinggal, sehingga mereka dan yang lainnya secara otomatis membentuk tim pengajar.
Setelah Oriella melihatnya, tanpa ragu bergabung dengan pekerjaan rekonstruksi pasca bencana kali ini.
Setelah berpisah dengan Liotta, Oriella tidak menunda sedetikpun, segera pulang dengan gampang berkemas dan pergi dengan peralatan yang diperlukan.
Baru saja membuka pintu, Sebastian di samping pintu menatapnya. .
Dia menyapunya dari atas ke bawah: “mau keluar?”
Oriella tidak menatap matanya, menoleh dan ingin pergi: “kemana aku pergi, apa hubungannya denganmu?”
Sebastian mengejar dua langkah: “Aku akan mengantarmu.”
?Oriella berlari dua langkah: “Tidak perlu diantar olehmu. Aku bisa naik taksi sendiri.”
Sebastian mengangkat alis dan merebut koper kecil di tangannya, Dia mengambil langkah duluan masuk ke dalam lift, dengan mimik wajah jika tidak membiarkanku mengantar, aku tidak akan membiarkanmu pergi.
“Sebastian!” Oriella dengan kesal menggertak giginya, orang ini semakin lama semakin kepo, untuk apa setiap hari mengikutinya, apakah dia tidak sibuk dengan urusan kantor?
Dulu ketika berada di New York, dia setiap hari sibuk tidak kelihatan batang hidungnya, kenapa sampai di Atmajaya sendirian untuk bekerja, dan masih begitu sibuk?
Jangan-jangan dulu selalu untuk menunjukkannya kepada ayah dan ibu?
“Mau pergi tidak?” Sebastian membuang tiga kata.
“Mengapa Aku tidak pergi? Apakah lift itu milikmu?” Dia tidak bisa mengalahkannya, tidak bisa merebutnya, Kemudian memikirkan tentang hal itu, ada dia menjadi supir masih bisa menghemat uang taksi, juga ada orang yang bantu mengangkat koper, apa buruknya.
Setelah naik mobil, Sebastian langsung membuka aplikasi navigasi. Tujuannya adalah stasiun di mana Oriella akan berkumpul.
Dia terkejut berkata: “Bagaimana kamu tahu ke mana aku ingin pergi?”
Sebastian membuka navigasi dan menyalakan mobil: “Aku tidak hanya tahu, Abang Hansel yang selama ini kamu rindukan pun tahu.”
“Aku tidak ingin dia tahu,” kata Oriella dengan cemberut.
Apakah karena setiap langkahnya berada dalam kendali Abang Hansel, jadi dia berpikir bahwa dia telah memakannya, kemudian dia bersikap ababil padanya?
Dia selalu tahu bahwa dia telah mengirim seseorang untuk mengikutinya, berpikir bahwa dia juga memikirkan keselamatannya, dia berpura-pura tidak tahu.
Sebastian bertanya: “benar-benar tidak mau?”
Oriella dengan marah berkata: “Apakah ada yang palsu?”
“Baik, kalau begitu duduk dengan baik, aku memastikan bahwa dia tidak akan menemukanmu dalam waktu singkat.” Sebastian tertawa kecil, menginjak pedal gas, mobil melesat keluar seperti seutas anak panah.
Oriella baru saja mengikat sabuk pengaman: “kamu membawaku pergi kemana?”
Sebastian: “Bandara.”
“Siapa bilang aku ingin kembali ke New York?” Dia hanya marah, tetapi dia tidak benar-benar berpikir ingin meninggalkan kota A.
Jika dia pergi sekarang, Abang Hansel harusnya bisa sedih, dia akan sangat kecewa dengannya, maka dia dan Abang Hansel mungkin tidak ada punya kesempatan sedikitpun.
Dia masih menunggu Abang Hansel suatu hari mengenalinya dan di depan kamera mengumumkan kepada orang-orang di seluruh dunia bahwa dia adalah pacarnya.
Sebastian: “Siapa yang bilang aku ingin mengirimmu kembali ke New York?”
Oriella: “Kalau begitu untuk apa membawaku ke bandara?”
Sebastian: “Bukannya kamu mengatakan bahwa kamu tidak ingin si Miguel dapat menemukanmu, Aku akan membantumu.”
Oriella: “kalau begitu, terima kasih!”
Dia tahu bahwa Sebastian memiliki kemampuan ini untuk membiarkan orang-orang yang mengikutinya berpikir dia akan kembali ke New York.
“tidak perlu berterima kasih! Miguel tidak dapat menemukanmu, sejalan dengan hatiku, aku bukan membantumu.” Ya, dia mengakui bahwa membiarkan Miguel tidak dapat menemukan Oriella, dia ada kepentingan pribadi.
Anak itu, apa kualifikasi untuk mengambil anak emas keluarga mereka.
Setelah mencuri, dia berani membuatnya sedih, jangan mengatakan orang tua mereka tidak setuju. Dia Sebastian orang pertama yang tidak setuju.
……
“Bapak Presiden, berita dari orang yang mengikuti Nona Oriella, baru saja Nona Oriella telah kembali ke New York.” Derick bergegas untuk melaporkan, gugup mengalirkan keringat dingin.
“Apa?” Mata Miguel menyapu, hampir menggertakan gigi berkata. “Kamu katakan sekali lagi.”
“Nona Oriella kembali ke New York.” Derick dengan berani, berkata dan menyerahkan barang bukti dari bandara ke tangan Miguel. “Ini adalah catatan keluar imigrasi dan boardingnya, 100 persen benar.”
“Dia kembali ke New York!” Miguelmemegang dokumen itu erat-erat didalam tangannya, tangannya mengepal lima jari dan memucat.
Tiba-tiba, dadanya seperti tertekan batu besar, membuat dia beberapa kali tidak dapat bernafas, dia dengan mudah menyerah begitu saja?