Nada suara Darwin sangat datar, dan sungguh tidak berperasaan, Efa tidak lagi melihat kehangatan yang pernah ada dalam dirinya.
Dulu pernah, ketika Efa jatuh dan terluka, Darwin jauh lebih cemas dibanding dirinya.
Pernah ada sekali kejadian, hanya karena lecet ringan di lutut, Darwin sampai meminta dokter untuk melakukan medical check up full terhadapnya.
Darwin berkata :”Kulit laki-laki terjatuh dan luka seperti apapun tidak masalah, tapi kamu adalah kesayangan kami semua, adalah penyemangat bagi kami, jadi tidak boleh terjadi apapun terhadapmu.”
Dia juga berkata :” Adik kecil, kamu memang diutus oleh Tuhan menjadi penyelamat. Tidak peduli Aku seberapa sedih, asalkan melihat kamu pasti sembuh total.”
Pernah, Efa merasa dirinya adalah dunianya Darwin, jika berpisah, Darwin pasti tidak mampu hidup dengan baik.
Pernah, Efa mengira jika sudah tumbuh dewasa, pasti bisa selamanya bersama.
Tetapi, kenyataan tidak begitu.
Setelah dia cukup umur, Darwin malah menghindar terus, menghindar selama bertahun-tahun.
Efa pernah mengungkapkan perasaan ke Darwin berkali-kali, tetapi setiap kali pasti mendapat balasan sindiran yang menyakitkan:”Kamu suka denganku, lalu apa urusannya denganku?”
Dia Efa mengira, dia dekat dengan Darwin, tetapi dengan jarak sedekat saat ini, dia malah tidak bisa mendapatkan Darwin, tidak bisa memenangkan hatinya.
Memikirkan semua ini membuat Efa menjadi murung, berkata dengan pelan:” Darwin, jika Aku kali ini jatuh hingga mati, apakah kamu akan sangat senang?”
Tak menunggu Darwin menjawab, Efa lanjut berkata:” Jika aku mati, tidak ada lagi orang yang mengusik kamu, hidup kamu akan sangat tenang. Jadi kamu sekarang pasti berpikir, hanya dua tulang yang patah, tidak ada apa-apanya, alangkah bagusnya jika jatuh sampai mati.”
Menderngar perkataan Efa, Darwin dengan bangga tersenyum dan berkata:” Kirain kamu tidak tahu, ternyata masih sadar diri juga.”
Efa yang tadinya murung dan suram tiba-tiba bangkit dan meledak, menggigit gigi dan berkata”: Darwin, kamu tidak punya hati seperti binatang!”
Efa hanya bercanda, dia hanya ingin mendengar Darwin mengeluarkan beberapa kalimat yang menyejukkan hati. Mana boleh Darwin menjawabnya seperti itu, atau memang sengaja agar Efa lebih cepat mati?
Darwin tak perduli dan berkata:” Yang memarahi aku binatang sudah banyak, kamu bukan yang pertama, dan tidak akan menjadi yang terakhir.”
Efa menghampiri dan menggigitnya dengan kuat :” Darwin! Mari kita bergulat!”
Darwin mengulurkan lengan dan menahan badan Efa, hingga membuat dia kesakitan dan berteriak:” Darwin, kamu tidak manusiawi!”
Dia terluka begitu parah, Darwin masih menimpa bagian lukanya, laki-laki ini sungguh tidak berperasaan, bagaimana bisa Efa menyukai dia?
Salah, laki-laki ini dulunya terlalu pandai berpura-pura, terlalu baik Efa, sehingga membuatnya terjebak, ketika sudah terjebak malah tidak diperdulikan, dikira permainan ini seru kali ya?
Kamu ini!
Tunggu saja, tunggu lukanya sembuh, lihat bagaimana Efa membereskannya.
Darwin:” Sakit tidak? Mau Aku lepas tidak?
Efa kesakitan hingga muka menjadi pucat:” Sialan, cepat lepaskan!”
Darwin melepaskan tangannya :” Efa, kamu kalah lagi.”
Efa marah dan berkata:”Kalah apanya? Darwin, kamu ini lelaki, malah memanfaatkan kesempatan di saat orang sedang lemah, tidak malu kah? Aku terbaring di ranjang tidak bisa bergerak, kamu masih beradu dengan Aku! Kalau berani, tunggu Aku pulih kita bertanding lagi!
Darwin:”Malu tidak malu itu urusanku. Dan satu lagi, bergulat di saat kamu sedang lemah tidak memerlukan tenaga yang besar, kenapa harus menunggu kamu pulih?”
Efa sungguh tidak percaya dengan kenyataan ini: ” Darwin, kamu sungguh tidak bermoral, apakah orang tua kamu pernah tahu? Apakah pimpinan kamu tahu? Apakah para penggemar setia kamu tahu?
Darwin masih dengan ekspresi tegas menjawab:”Ini namanya taktik perang! Moral itu apa? Bisa dimakan? Bisa menghasilkan uang?”
Efa: “……”
Ini adalah Darwin yang sesungguhnya, seorang lelaki yang tak bermoral.
Orang seperti Darwin, dari penampilan saja kelihatan gentle dan berwibawa, di belakang itu semua malah semua jenis perbuatan memalukan pernah dibuatnya.
Efa memutuskan untuk tidak ikut syuting lagi, hanya ingin menulis sebuah buku, bahkan judul pun sudah terpikirkan olehnya, (Kehidupan Gosip tentang Darwin), akan mengungkap semua kebusukannya, buku seperti ini pasti akan laris manis.
“Bibi! Paman!”
Riella tiba-tiba muncul dari luar pintu dengan suara menggemaskan, Efa dan Darwin dengan serempak melihat ke pintu, Riella yang sedang diawasi Aling, berjalan selangkah demi selangkah, berjalan ke arah mereka sembari mengayunkan tangan.
Darwin berjalan dua langkah kedepan, tangannya langsung menghampiri dan menggendong Riella :”Riella, paman lihat kamu bertambah lucu.”
“Paman, minta uang!” Hem hem.. Riella merasa dirinya sangat pintar, jangan berpikir memujinya lucu akan membuat dia melupakan aturan memeluk harus bayar.
“Riella, sebenarnya siapa yang menetapkan aturan harus bayar jika peluk dan cium kamu?” Bagaimanapun Darwin tidak percaya Carlson bisa melakukan hal seperti ini.
Tetapi kalau dipikir-pikir, seorang laki-laki mendiam terlalu lama dan tidak pernah membludak, berarti dia telah berubah di tengah kediaman itu, begitupun dengan Carlson
Efa bertanya :”Riella, kenapa kamu datang?”
“Ayah bilang bibi kecil tidak patuh, jatuh dari tempat tinggi dan terluka.” Riella sambil berkata sambil menunjuk dengan jarinya, “Riella datang untuk perbaiki bibi kecil yang rusak.”
Mendengar perkataan Riella, Darwin langsung tertawa :”Hahaha… Riella, kamu sungguh pintar, akhirnya bibi kecil kamu menemukan lawan yang cocok.”
Efa melotot mendengar perkataan Darwin, kesal hingga mengambil bantal dan melemparnya ke arah Darwin, tetapi semua gagal, hanya sakit yang dia rasakan :”Darwin, aku mau putus hubungan dengan kamu.”
“Oke.” Darwin menggendong Riella dan membawanya ke tepi ranjang Efa, “Riella, bibi kecil kamu jatuh dan rusak, kamu pikirkan cara untuk perbaiki dia ya.”
“Ya..ya.. Riella akan melakukannya.” Riella menunjuk otaknya dengan tangan, dia pasti akan memperbaiki bibi kecil yang rusak.”
Darwin mengelus kepala Riella dan langsung meninggalkan ruangan itu.
Efa :”Darwin, kamu kemana?”
Darwin :”Kamu bukannya sudah putus hubungan denganku, ya aku pergi dong.”
Lagi-lagi Efa dibuat kesal olehnya :”Darwin, kamu… kamu ga punya hati!”
Riella kaget melihat Efa yang sedang marah, ooo…ooo…, bibi kecil kalau marah mengerikan sekali ya!
Efa sadar telah membuat Riella kaget, langsung tertawa dan dengan lembut berkata :”Adik kesayangan, Ayah kamu meminta kamu datang menjaga bibi, apakah dengan begitu kamu tidak membantu Ayah mengejar Ibu lagi?