Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 435 Marilah Berkelahi Saja





Darwin sedang tidur dengan nyenyaknya. Tiba-tiba ia terjatuh di atas lantai yang dingin dan keras, Jika bukan karena kulitnya yang tebal, bisa jadi ia sudah cedera.





Dengan mata yang masih terpejam, ia meraung keras: “Siapa yang mendorongku, cari mati ya?”





Ketika ia membuka matanya dan melihat bahwa Efa adalah orang yang menendangnya, Darwin langsung menurunkan nada suaranya: “Efa, apa yang kau lakukan?”





Anak ini apa ada kelainan, baru buka mata sudah melihatnya menendang orang.





“Menurutmu apa yang telah kulakukan?” Ia masih tidak bisa terima jika Darwin tidur terlalu nyenyak.





Efa menatap mata Darwin, Darwin juga menatap mata Efa.





Mereka saling bertatapan. Dan mimik wajah mereka tidak enak untuk dilihat, seolah-olah perang bisa terjadi kapan saja.





“Kau gila!” Darwin bangkit, lalu menuju sofa yang ada di sampingnya untuk kembali tidur, mengabaikan gadis yang kurang kerjaan itu.





“Brengsek!” Efa geram menggigit bibir dengan kedua gigi taringnya yang imut itu, dengan marah meraih gelas di meja samping tempat tidur dan melemparkannya ke arah Darwin, dengan garang berkata: “Darwin, kau ini orang bukan?”





“Jangan berisik! Aku mau tidur!” Tadi malam, demi menjaga Efa ia terjaga hampir sepanjang malam, menjelang fajar ia baru tertidur. Emosinya sedang labil. Ia bisa membunuh siapa saja yang mencari masalah dengannya.





Dalam film percintaan yang ditonton Efa, setelah tokoh wanita dan pria bertengkar, tokoh pria akan memeluk tokoh wanita dan mengucapkan beberapa kata cinta yang indah.





Ia masih menunggu Darwin mengatakan sesuatu yang baik padanya. Siapa sangka bahwa Darwin hanya peduli dengan tidur dan mengabaikannya.





Yang ia rasakan hanya ada api yang membara di dalam hatinya, ingin rasanya memukul Darwin dengan keras.





Ternyata bukan hanya sekedar rasa ingin belaka. Setelah memikirkannya, Efa langsung bertindak, menyeret tubuhnya yang sedang sakit, bergegas ke sisi Darwin dan menyeret lelaki itu.





Ia berkata dengan marah:”Darwin kau telah membuatku hampir mati, Kau masih bisa tidur seperti babi mati.”





Darwin menepis tangan Efa dan berkata:”Efa, jika kau tidak ingin kalah, jagalah jarak!”





“Sial!” Efa melompat dengan marah. “Luka pisau di tubuhku sudah tidak enak dilihat. Kau masih meninggalkan bekas hitam dan membiru di tubuhku, bagaimana aku bertemu orang diluar sana?”





Hanya karena luka di tubuhnya, ia bangun dan memukuli orang?





Ia juga tidak melihat bekas luka yang dibuatnya pada tubuh Darwin, jika ada orang yang tidak tahu akan mengira bahwa ia telah digigit oleh anjing dan dicakar kucing.





Darwin balas berteriak dengan marah: “Efa,kau tidak merasa malu menyalahkanku? Aku tidak menyebut dirimu seperti anjing dan kucing sudah cukup memberimu muka.”





Wanita liar ini, benar-benar sangat liar. Sudah meninggalkan beberapa bekas gigitan di dadanya, sekujur tubuhnya penuh dengan bekas cakarannya, dari atas sampai ke bawah hampir tidak ada lagi bagian tubuh Darwin yang tidak ada bekas luka darinya.





Darwin tidak menuntut Efa sama sekali, tetapi tanpa merasa bersalah segera setelah bangun tidur Efa malah langsung mencari masalah dengannya.





Darwin sebenarnya masih berani berbuat tega terhadap Efa. Efa mengepalkan tangannya dan memukul Darwin. “Darwin, lihat hari ini aku tidak membuatmu babak belur. Apa kau masih berani mengatakanku seperti anjing dan kucing?”





Darwin sudah tidak ingin mempedulikannya. Dengan tangannya yang besar, ia melepaskan baju tidurnya dan berkata, “Lihatlah baik-baik.”





“Kau nakal!” Efa refleks menutup matanya, tetapi sedikit membuka jari-jarinya dan menatapnya melalui celah-celah jarinya.





Melihat itu, Efa kaget dan bergumam:”Darwin, apakah semalam kau berkelahi?”





Darwin: “Kemarin, aku bertemu kucing liar dan anjing gila. Mereka mencakar dan menggigitku…”





“Kucing siapa yang begitu ganas, hebat sekali?” Darwin sebenarnya ingin memarahi Efa, tapi ia justru berpura-pura bodoh mengikuti permainan Darwin, berpura-pura itu bukan perbuatannya, berpura-pura bahwa ia sangat lembut tadi malam, berpura-pura tidak tahu apa-apa.





Darwin menyambung pembicaraannya dan berkata: “Kau benar, ia hanya seekor ibu kucing yang sedang menebar kasih.”





Efa: “Siapa yang kau maksud?”





Darwin: “Menurutmu?”





Efa: “Kau berani menyalahkanku, aku tidak akan tinggal diam.”





“Sepertinya kau memiliki kekuatan fisik yang bagus.” Darwin memandangnya dari atas ke bawah. Melihat gadis ini sudah sanggup melawan, seolah kekuatan fisiknya telah pulih.





Tadi malam, ia bersimpati padanya. Sepertinya ia telah membuat perasaan cinta itu sendiri. Cerita gadis ini mungkin berliku.





Efa: “Kau mau berkelahi denganku?”





“Ayo, sini.” Darwin menarik Efa ke dalam pelukannya, menggunakan caranya dan sekali lagi bertarung dengan Efa.





Sehari setelahnya, Efa pun keluar dari rumah sakit





??.





Efa keluar dari rumah sakit. Keluarga Tanjaya tidak akan membiarkannya tinggal seorang diri di apartemen abu-abu.





Mengetahui bahwa hari ini Efa keluar dari rumah sakit dan kembali ke rumah, Jane, kakak ipar tertuanya bersama dengan para pekerja dirumah mereka sudah mulai sibuk dari pagi .





Ia menyuruh orang untuk membersihkan kamar Efa, menyiapkan makanan mewah untuknya, dan membuang hawa jahat yang ada pada Efa.





Orang seperti Efa ini ada satu kelebihan. Dengannya, semua masalah datang dan pergi dengan cepat.





Kali ini setelah berada di ambang kematian, ia tidak lagi bertanya-tanya apakah ia adalah anak dari Keluarga Tanjaya atau apakah kakeknya adalah seorang mafia besar.





Selama ia tidak melakukan hal yang jahat dan menyakiti orang lain, dikehidupan ini ia masih bisa menjalani kehidupan yang normal.





Keluarga Tanjaya adalah keluarganya. Mereka yang telah merawat Efa dari kecil dan memberinya cinta terbaik dan terhangat di dunia. Yang hanya bisa ia bayar dengan cara kembali kedalam keluarga besar ini dan terus mencintai mereka.





Riella kecil begitu mengetahui bahwa Bibinya telah keluar dari rumah sakit, ia pun telah menyiapkan hadiah untuk Bibinya itu. Oleh karena ia sangat menyukai boneka, maka ia telah mempersiapkan sebuah boneka untuk diberikan kepada Sang Bibi untuk menyenangkan hatinya.





Tahu bahwa Bibinya sudah hampir sampai, Riella kecil ditemani oleh abang Hansel dan adik Mianmian menuju pintu depan, menggantikan keluarganya untuk menyambut kedatangan Bibi.





Saat Darwin mengantar Efa kembali, Efa dapat melihat Riella kecil sudah berdiri didepan pintu.





Seketika setelah mobil telah berhenti, Efa langsung membuka pintu mobil dan keluar, melambai-lambaikan tangan: ” Riella kecil!”





“Bibi!” Riella kecil dengan cepatnya berlari ke arah Bibinya itu, dan melompat kedalam pelukan Efa, dengan suara lembutnya berkata,” Riella sangat merindukan Bibi”.





“Kemudian Efa pun memeluk Riella kecil, mencubit pipinya yang gemuk dan tertawa: “Bibi juga sangat merindukan Riella.”





“Bibi, apakah penyakitmu itu sudah pulih berkat plester yang kuberikan padamu?” Riella kecil dalam hatinya selalu merasa bahwa kondisi Bibinya akan membaik selama ia memakai plester di tubuhnya.





“Ya, tentu saja.” Efa pun mengecup Riella kecil. “Jadi, Bibi sangat berterimakasih kepada Riella kecil, jika bukan karena bantuanmu, maka luka yang ada pada Bibi mungkin masih mengeluarkan darah.”





Riella kecil bertanya penuh kecemasan: “Bibi, apakah masih sakit?”





Efa menggelengkan kepala: “Sudah tak sakit”.





Riella kecil tiba-tiba tertawa gembira dan berkata: ” Kalau Bibi sudah tidak sakit lagi, Riella senang”.





“Riella sayang, terima kasih!” Efa sangat tersentuh, seketika ia merasa bahwa ia masih bisa bersama dengan keluarga besar ini, sungguh sangat beruntung dirinya.

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK