“Ariella??” Panggilan Henry membuat Ariella terkejut.
Ariella tertegun, medongakkan kepala dan menatapnya, lalu mendengar suara manisnnya yang berkata: “Kamu ada saran atau komentar untuk case kita kali ini?”
Ariella kembali tertegun.
Mampus, sedari tadi ia memikirkan hal yang lain, sama sekali tidak memperhatikan ide yang diajukan oleh Henry dan Tim untuk case ini.
“Kalau kamu tidak ada komentar lain, berarti untuk keputusan sementara seperti ini dulu.” Henry bertepuk tangan, lalu berkata, “Kalian boleh kembali bekerja, kalau ada masalah apa, kapanpun welcome untuk bertanya.”
Ariella terdiam, Henry berbicara diwaktu yang tepat, menyelamatkan dia dari situasi tadi, tidak tahu apakah dia benar-benar berniat baik ingin membantunya.
Tidak peduli apakah dia berniat atau tidak, Ariella memang tidak akan berterima kasih padanya, karena ketakuannya pada orang ini masih sangat dalam.
“Henry, kalau aku ada yang tidak aku mengerti apakah boleh kapan saja kekantor untuk mencarimu?” seorang wanita yang bertanya pada Henry dengan genit, semua yang ingin disampaikan terpancar jelas dimatanya.
Rupa wajah Henry yang ganteng, badan yang bagus, dan mempunyai sepasang mata yang indah, dia dapat diterima dengan cepat oleh rekan kerja, karena selain kemampuannya dalam bekerja menjadi sorotan, penampilannya juga tidak kalah menjadi sorotan.
Di zaman yang sangat memperdulikan penampilan seperti saat ini, tidak peduli pria atau wanita, selama penampilannya bagus pasti akan menjadi sebuah kelebihan.
Henry menganggukkan kepala, dan menggunakan senyuman mautnya: “Tentu boleh. Kalian semua kalau ada pertanyaan atau masalah boleh cari aku untuk berdiskusi.”
Henry berbicara dengan sangat sopan, yang secara tidak langsung menolak wanita itu dan tidak menghilangkan sikap dia sebagai seorang designer.
Rekan kerja wanita tadi hanya membalas ??oh??, lalu pergi keluar meninggalkan ruangan rapat bersama rekan yang lainnya, tetapi ia berjalan dengan cemberut sambil menghadap belakang.
Ariella juga sibuk membereskan barangnya dan ingin mengikuti segerombolan orang keluar, tetapi ketika ia berdiri, Henry memberikan file kepadanya: “Ariella, kamu lihat ini.”
Langkah Ariella terhenti, mengambil file dari tangannya,lalu melihat isinya.
Setelah melihat file designnya, Ariella melihat kearah Henry, ekspresi wajahnya kaget dan tercengang.
File yang diberikan oleh Henry adalah hasil design baju pengantinnya, bagaimana bisa ia mempunyainya?
Apakah ia kenal dengan Ivan?
Tetapi tidak menutup kemungkinan, Henry juga baru kembali dari Milan.
Berada disatu kota yang sama, bidang yang sama, kemungkinan dia mengenal Ivan juga sangat besar.
Ivan adalah seorang designer ternama dan sangat menilai penting pola gambar awal, dia seharusnya tidak akan sembarangan memberikan hasil design Ariella kepada orang lain.
Melihat raut wajah Ariella yang kaget dan bertanya-bertanya, Henry tersenyum tipis: “Ariella, aku mau denger pendapat kamu.”
Ariella terdiam dan berkata: “Design ini beneran kamu yg gambar sendiri?”
Henry merenggangkan bahunya: “Kalau bukan aku yang gambar, siapa lagi?”
“Design ini kamu yang gambar?” Ariella masih tidak percaya, tanpa sadar ia menggepalkan tangannya dengan kencang.
“Kamu sebenarnya mau ngomong apa?” Henry berjalan ke samping Ariella, lalu menjulurkan tangan merapikan rambut kecil yang berantakan dibagian dahi.
Ariella sangat terkejut, dengan cepat ia melangkahkan kaki mundur untuk memberikan jarak diantara keduanya, lalu dengan kesalnya berkata: “Kamu mau ngapaian?”
Henry tertawa: “Aku bintang virgo, paling ngga bisa kalau liat sesuatu berantakan, pas saja rambut kamu berantakan, jadi dengan otomatis bantu kamu merapikannya.”
“Henry, aku dulu ngga kenal kamu, kedepannya aku juga ngga mau kenal kamu. Kalau kamu maksa ingin ada sesuatu hubungan diantara kita itu hanyalah sebatas temen kerja. Dan lagi aku sudah menikah, anakku juga sudah umur berapa, aku sangat peduli sama suamiku, sangat menyayangi anak aku, dan tidak berharap ada orang yang mengganggu kehidupan kami.”
Ariella dari hati paling dalam sangat tidak ingin ada hubungan apapun dengan orang ini, jadi dia yang tadinya tidak pernah membicarakan masalah pribadi didepan orang lain, tapi saat ini sangking kesalnya ia sampai membicarakan semua kehidupan pribadinya.
“Kamu sudah menikah, sudah punya anak……” Henry pelan-pelan menyipitkan matanya, merenggakan bahu lalu berkata, “Terus hubungannya sama aku apa?”
Dia sudah menikah, sudah punya anak…… Terus kenapa?
Tidak ada hubungan apapun dengannya, sedikitpun tidak ada yang bisa mempengaruhinya dalam melakukan sesuatu.
Seperti kata pepatah, jika terburu-buru maka tidak akan dapat makan tahu panas, masalah ini harus pelan-pelan, selangkah demi selangkah menjalankan rencananya.
Terus hubungannya dengan dia apa?
Kalimat ini membuat Ariella tidak dapat menerka apa yang keinginan oleh Henry.
Henry bilang kehidupan pribadinya tidak ada hubungan dengan dia, maksud dia hubungan mereka hanyalah sebatas teman rekan kerja dan hubungan kerjasama?
Apa tidak peduli Ariella sudah atau belum menikah, dia sama sekali tidak peduli, dia hanya melihat mood dia ingin melakukan hal baik atau buruk?
Tidaklah mudah bagi Ariella untuk berdebat dengan Henry, ia membalikkan badannya untuk pergi, Henry dengan cepat menahan jalan, lalu berkata: “Aku suruh kamu kasih saran dan komentar, bukan ingin tahu kehidupan pribadimu.”
Wajah Ariella memerah kesal, canggung dan speechless, lalu berkata: “Bisakah kamu jujur padaku, kamu dapet dari mana design ini?”
“Hah?” Henry tidak mengerti.
“Design ini adalah design yang aku buat untuk baju pengantinku, kenapa bisa ada ditangan kamu?” Henry belaga tidak mengerti, Ariella pun tidak lagi berbelit-belit.
“Ariella, apa kamu ada salah paham sesuatu, ini aku sendiri yang design, mana mungkin ini punyamu?” Henry memasang muka kaget, tetapi bola matanya terpancar rasa senang, dan tetap berusaha untuk berakting.
Hasil design Ariella sendiri hanya Carlson dan Ivan yang pernah melihat, mereka tidak mungkin menyebarkan hasil designnya.
Tetapi bagaimana mungkin Henry mempunyai hasil design miliknya?
Mungkinkah hanya sebuah kebetulan?
Konsep dan ide design mereka memang bisa terbilang mirip, jadi apa yang didesign mereka hampir mirip.
Ariella masih tidak bisa menerima kenyataan kalau didunia ini bisa kebetulan seperti ini, apa mungkin dulu dia mengenalnya, hanya saja ia melupakannya, dan tidak ingat padanya?
Dulu memang ada dimana ia lupa ingatan dengan waktu yang cukup lama, bahkan Carlson yang berada disampingnya saja ia tidak kenal.
Selama waktu itu, ia memang melupakan banyak hal bahkan keluarganya sendiri ia pun tidak ingat.
Ingatan yang terlupakan beberapa waktu lalu, ia sudah mengingatnya kembali, semua ingatan dulu sudah ia ingat, mungkinkah aku melewati sesuatu?
Ariella berusaha untuk mengingatnya, tetapi ia masih tidak bisa mengingat bahwa ada seorang pria bernama Henry dihidupnya.
Apakah setelah dia mengingat masa lalunya, ia melupakan semua hal yang terjadi saat ia berada di Milan?
Kalau benar ia sudah melupakannya, bagaimana mungkin ia bisa mengingat Zeesha yang hidup bersamanya selama tiga tahun, dan tidak melupakan masa dimana ia mendapatkan penghargaan designer pendatang baru.”
“Ariel??”
Ariella yang sedang merenung tiba-tiba mendengar ada suara lembut, ia lalu mendongakan kepala, dan Henry tiba-tiba mendekati wajah Ariella.
Dengan cepat menahan kepalanya, lalu menundukan kepalanya untuk menciumnya, tetapi kali ini gerakan Ariella lebih cepat.
Ariella menjulurkan tangan dan menahan mulutnya, dan dengan emosi berkata: “Henry, kalau kami berani macam-macam, aku tidak akan sungkan lagi padamu.”