Mục lục
NOVEL SUAMIKU TERNYATA SEORANG PRESDIR
Thiết lập
Thiết lập
Kích cỡ :
A-
18px
A+
Màu nền :
  • Màu nền:
  • Font chữ:
  • Chiều cao dòng:
  • Kích Cỡ Chữ:

Bab 148 Hari Tanpa Kebebasan





“Ayo kita berteriak bersamaan.” Ariella ingin tegas untuk sesaat, ingin menariknya bersama melakukan hal bodoh seperti sepasang suami istri.





Carlson mengerut-ngerutkan alis matanya dan tidak mengeluarkan suara, menginginkan dia untuk berteriak ke hadapan laut, hal kekanakan seperti ini, dia pasti tidak akan melakukannya.





Ariella sambil menggoyangkan lengannya dan berkata:”Kamu tidak bersedia?”





Carlson dengan muka serius dan hanya berdiam.





“Baiklah. Aku tidak memaksamu.” Ariella kurang lebih pun mengerti sifat Carlson, hal seperti ini dia sendiri saja yang bisa lakukan, lebih baik Carlson tetap menjadi sifat CEO yang dingin.





“Sekarang aku jerit ya.” dia pun berkata.





Carlson mengiyakan.





“Nanti saat aku lagi jerit pasti tidak anggun, kamu bisa terkejut tidak?” dia bertanya.





“Tidak.” dia akhirnya buka mulut untuk berbicara.





Ariella dengan puas tersenyum:”Begitu dong. Harus berbicara untuk mengekspresikan pendapatmu.”





Muka Carlson berubah serius kembali.





Dia khawatir jika dia terus-terusan bercanda dengannya, dia akan berjalan pergi, jadi lebih baik Ariella memilih untuk segera berhenti.





Dia membersihkan tenggorokkannya, menaruh tangan ke samping mulutnya, dan menghadap laut sambil menjerit:”Ibu, apakah kamu bisa mendengarku? Apakah kamu tau aku telah bertemu dengan pria yang sangat baik, dia sangat menyayangiku, keluarganya juga menerimaku, aku sekarang sangat sangat senangggggg………………..”





Karena terlalu berbahagia, sifat asli Ariella juga keluar, selesai menjerit dia masih bisa mendengar gema suaranya, Carlson yang berdiri di samping pun tak tahan akan tawanya.





Mendengar suara tertawa Carlson, Ariella pun menoleh melihatnya:”Kamu tidak boleh menertawaiku.”





Carlson pun mengangguk.





Ariella berbalik menghadap laut lagi dan berteriak:” Ibu, jangan khawatirkan aku lagi, aku akan baik baik kepada Carlson, berusaha membuatnya senang, melindunginya, tidak membiarkan satu orangpun menyakitinya. Aku juga akan melahirkan anak yang banyak dengannya…..”





Seumur hidup ini pertama kalinya, Carlson mendengar ada orang yang ingin melindunginya, dalam hatinya ada perasaan terima kasih yang tidak bisa terucapkan.





Dari dia mulai beranjak dewasa, diapun tahu kesehatan orang tuanya kurang baik, ayahnya harus kerja dan menjaga ibunya, masalahnya sendiri juga harus diselesaikannya sendiri.





Jadi dia lebih cepat dewasa dibanding anak lainnya, dari kecil sudah terbiasa dengan menyelesaikan masalahnya sendiri.





Setelah itu, Efa juga datang ke rumah, dia selalu menggunakan identitas abang untuk menjaganya, melindunginya, begitu lamanya dia terbiasa untuk menjaga orang lain, tidak pernah terpikir suatu saat bakal ada orang yang kembali menjaganya.





Ariella yang sekarang berada di depannya, kelihatannya sangat lemah dan tak bisa menghadapi kesulitan, tetapi tubuhnya yang kecil sepertinya dipenuhi dengan tenaga yang tak terbatas.





Dia menjerit dengan sepenuh hati mengekspresikan kebahagiaan yang dialaminya saat ini.





“Ariella…” di dalam hatinya dengan lembut memanggil namanya.





“Carlson, apakah mama bisa mendengar apa yang aku ucapkan?”Ariella berpaling melihat Carlson dan bertepatan dengan tatapan mata Carlson yang sedang membara.





Carlson menganggukan kepalanya dan berkata: “Bisa.”





Setiap pertanyaan yang ditanyakannya selalu dijawab dengan singkat, tetapi Ariella tidak akan mempermasalahkan hal kecil ini.





Sifatnya memang seperti begitu, dari awal dia sudah tau sifatnya seperti ini.





Atau dikarenakan sifatnya yang dingin, malah membuatnya menjadi lebih menarik, mungkin semua orang tidak tahu bahwa sifatnya yang seperti ini membuat Ariella tertarik dengannya.





Walaupun tidak suka berbicara, tetapi dia sangat peduli terhadap semua masalah Ariella. Seperti apa yang dilakukannya malam ini, hal seperti ini jarang dilakukan oleh seorang suami kepada sang istri.





Dia berkata lagi: “Aku sudah selesai menjerit, ayo kita pulang.”





“Emm.” Dia menjawab dengan lembut, seperti tidak bergerak, lalu menarik Ariella kedalam pelukannya, memeluknya dengan sekuat tenaga, dengan dagu bawahnya yang diletakkan di atas kepala Ariella.





Wangi segar dari rambutnya, mengikuti arah angin merambas ke dalam hidungnya, membuat Carlson menginginkannya dengan segenap hati pada malam ini.





Dia menginginkannya.





Sekarang, segera, langsung.





“Ariella…”





“Ya?”





Sebelum kata “ya” terucapkan, dengan cepat bibirnya dicium oleh bibir Carlson yang tipis dan dingin.





Ciumannya, datangnya lebih cepat dan membara dari sebelumnya, lidahnya yang memasuki mulutnya, membuat ciuman mereka lebih dalam.





Telapak tangannya tidak berdiam saja, tangannya mulai berjalan ke seluruh tubuhnya.





Walaupun tidak akan ada orang yang datang kesini, tetapi bagaimanapun ini adalah tempat umum, Ariella ada sedikit takut, dengan gugup menarik tangannya:”Carlson, jangan seperti ini disini.”





Carlson pun segera berhenti, dengan sekejap memeluk pinggang Ariella dan menggendongnya, menggunakan langkah yang ringan dan stabil berjalan pulang ke kamar.





Sesampai di kamar, Carlson pun langsung menyerangnya, dengan ganas melakukan serangan, bahkan tidak memberikannya sedikit waktu untuk menenangkan diri.





Walaupun serangannya sangat ganas dan kuat, tetapi Ariella sedikit pun tidak takut.





Dia tidak hanya tidak takut, tetapi juga sangat senang, karena ini pertama kalinya Carlson yang memulai dulu, membuatnya mengerti, sebenarnya Ariella adalah orang yang cukup menarik di mata Carlson.





Tak tau sudah berapa lama, di ingatan Ariella, kali ini sepertinya lebih lama dibanding biasanya, akhirnya dia juga ketiduran karena terlalu capek dibuatnya.





Sebenarnya dia tidak ingin ketiduran, yang dia inginkan ialah terbaring di dalam pelukannya sambil berbincang-bincang, mendengarkan suara detak jantungnya.





Tetapi mungkin karena dia terlalu lemah, atau karena Carlson terlalu kuat, beberapa kali ini dia selalu tertidur dulu.





Setelah Ariella tertidur, Carlson juga tidak melanjutkan lagi, dia peduli akan Ariella, takut melukainya.





Dia diam-diam menatap pipi Ariella yang mulai memerah, tak bisa menahan untuk mencubit hidunya.





“Carlson..” dengan tiba-tiba dia memanggil namanya, Carlson menyimpan tangannya kembali dengan cepat bak kilat, dengan sengaja memindahkan pandangannya, seperti dia tidak melakukan apapun.





Setelah menunggu beberapa detik, tidak mendengar suaranya lagi, Carlson pun menoleh melihatnya dan menyadari bahwa dia masih tertidur.





Ternyata, Carlson muncul di dalam mimpinya.





Dalam mimpinya bagaimana watak Carlson?





Sewaktu dia serius memikirkannya, terdengar lagi uacpannya: “Carlson, aku akan usaha lagi…”





Usaha?





Carlson ingin tau, memanjangkan telinganya untuk mendengar lebih, dia justru tidak berkata apa-apa lagi.





Menkonfirmasi lagi dia sudah tertidur, Carlson segera bangkit dan berjalan ke balkon, menjawab telepon Henry: “Ada apa?”





Dengan cepat terdengar suara Henry yang berasal dari telepon: “Tuan Carlson, aku sudah mengikuti pesanmu untuk menyerahkan dokumennya, mereka sudah mulai melakukan investigasi terhadap Grup Primedia. Jika tidak ada masalah, maka sehabis imlek, Marsh akan ditangkap, dan Grup Primedia akan jatuh selamanya.”





“Jika tidak ada masalah?” Carlson dengan serius bertanya.





Henry pun sadar kata yang diucapkannya kurang benar, dengan cepat menggantinya dan berkata:”Lewat imlek ini, apa yang didambakanmu pasti akan terjadi.”





“Ya.” setelah mendengar jawaban yang puas, Carlson pun mendengus ringan, mengakhiri teleponnya.





Setelah merasakan luka yang begitu dalam, Carlson tak pernah membahas hal ini didepan Ariella, tetapi tidak berarti dia sudah melupakannya.





Banyak hal tidak mengharuskan dia untuk melakukannya sendiri, tetapi tetap saja bisa membuat orang yang pernah melukai Ariella untuk tidak bisa bangkit lagi.





Sedangkan si Ivander, berani membeli orang untuk membunuh Ariella, dia pasti tidak akan mengampuninya.





Berani mengganggu orang miliknya, tidak peduli siapapun, dia pasti akan membuat mereka merasakan kesulitan yang tak terbatas.

Danh Sách Chương:

Bạn đang đọc truyện trên website TruyenOnl.COM
BÌNH LUẬN THÀNH VIÊN
BÌNH LUẬN FACEBOOK